Perampokan Sadis di Gresik
Kejanggalan Pembunuhan Wardatun Toyyibah di Gresik, Keterangan Kerap Berubah Hingga Merusak TKP
kematian Wardatun Toyyibah (28) di dalam kamar dengan empat luka tusuk, suami korban tidak tahu sama sekali.
TRIBUNBENGKULU.COM - Kejanggalan kasu pembunuhan Wardatun Toyyibah (28) di Gresik yang disebutkan sebagai korban perampokan, sang suami keterangan kerap berubah hingga merusak TKP (Tempat Kejadian Perkara).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kematian Wardatun Toyyibah (28) di dalam kamar dengan empat luka tusuk, suami korban tidak tahu sama sekali.
Padahal masih satu rumah. Padahal putri semata wayangnya NZ berusia 2,5 tahun juga berada di dalam kamar bersama ibunya Wardatun Toyyibah.
NZ yang masih balita juga menjadi korban kebengisan pelaku. Kakinya disayat senjata tajam.
Namun suami korban, Mahfud (42) tidak tahu menahu, saat kejadian dia tidur di ruang tamu yang terpisah dari istri dan anaknya yang tidur di kamar.
Lokasinya, Mahfud tidur di ruang tamu. Kamar tempat istri dan anaknya tidur persis di tembok belakang kursi ruang tamu. Tempat dimana Mahfud mengaku tidur.
Mahfud tidak tahu ciri-ciri pelakunya, darimana pelaku masuk, tidak mendengar suara apapun saat istrinya tewas, atau putrinya terluka.
Dia baru tahu istrinya meninggal ketika dia bangun tidur sekitar pukul 05.00 Wib.
"Suami tidak tahu ciri-ciri pelaku, tidak tahu pelaku masuk, ini yang kita dalami," kata Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan.
Polsek Dukun bersama Satreskrim Polres Gresik saat mendatangi lokasi kejadian, jenazah sudah dipindahkan dari lokasi kejadian.
Baca juga: Fakta Baru Satu Keluarga Tewas Lompat dari Apartemen, Ternyata 2 Anaknya Sudah Setahun Tak Sekolah
Dipindahkan oleh suami dan pihak keluarga suami korban. Jasad Wardatun Toyyibah sudah ditutup jarik warna coklat.
Hal ini yang membuat lokasi kejadian 'rusak'. Petugas menemukan sarung golok di atas kasur.
"Goloknya tidak ada," ujarnya.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan menjelaskan, pihaknya telah memeriksa sepuluh orang saksi yang terdiri atas keluarga maupun tetangga.
Proses penyidikan mendapati kendala, sebab tempat kejadian perkara yang sudah berubah akibat jasad korban telah dipindah dari posisi awal.
"Keterangan suami dan anak menjadi hal yang sangat penting. Mengingat saat peristiwa, hanya dua orang tersebut yang berada di dalam rumah,” kata Aldhino.
Mertua Kira Digigit Ular
Dia menceritakan, sekitar pukul 03.00 WIB sempat mengetok pintu rumah Mahfudl untuk membangunkan makan sahur.
Namun, tidak ada respon, sehingga ditinggal kembali ke rumah yang jaraknya hanya berdampingan.
Khuzaini lalu melanjutkan ke masjid untuk salat subuh. Sepulang dari salat, kembali pulang ke rumah dan melanjutkan bersih-bersih piring.
"Kemudian, tertidur. Tahu-tahu dibangunkan Mahfudl, sambil meminta tolong. Saya langsung lari ke rumah dan masuk kamar. Dan melihat Datun (Panggilan akrab Wardatun Thoyyibah) terlungkup di lantai. Di kasur juga banyak darah. Sedangkan anaknya masih tidur," kata Khuzaini.
Setelah melihat Datun terlungkup di lantai, Khuzaini langsung mengangkat jasad Datun ke atas tempat tidur yang telungkup di lantai.
Dia juga mengambil anaknya yang masih tidur. Setelah itu, membersihkan tempat tidur dan membersihkan wajah Datun yang berlumuran darah menggunakan tangan.
"Saya kira digigit ular, sebab terlihat ada lubang-lubang di leher. Dan baju daster yang dipakai juga berlumuran darah. Baru sadar kalau itu pencurian, setelah anak saya (Mahfudl), mengetahui uang di lemari tidak ada dan pintu belakang terbuka," katanya.
Menurut Khuzaini, setelah itu tetangga ramai dan perangkat desa datang. Perangkat desa ada yang lapor ke Polisi. Dan kejadian tersebut membuatnya heran.
"Baru kali ini, ada pencurian juga pembunuhan. Setahu saya, tidak ada kejadian seperti ini," katanya.
Suami Kira Akhiri Hidup
Pengakuan mahfud Suami Korban Pencurian Berujung Pembunuhan di Gresik, Sempat Menduga Hal Ini
Pasalnya, korban ditemukan tengkurap dengan luka tusuk di leher dan dada. Anak korban mengalami luka sabetan benda tajam di kaki.
Selain itu, uang sekitar Rp 150 juta di dalam laci kamar dan handphone juga raib dibawa kabur pelaku.
Saat itu, Mahfud sedang tidur di ruang tamu. Dia baru tahu istrinya tewas pada pukul 05.00 WIB.
Dia meminta bantuan keluarganya untuk mengangkat jasad istrinya, lalu dimandikan dan ditutup jarik.
"Pertama tahu sekitar jam 5 lebih, tak lihat di bawah tempat tidur ada banyak darah. Kemudian saya langsung ke rumah kakak saya. Kakak saya yang pertama mengangkat jenazah istri saya," ujarnya.
Dalam benak Mahfud, mengira istrinya itu meninggal dunia karena bunuh diri.
"Kan tak kira bunuh diri atau apa, tapi kok ternyata barang saya hilang semua," ungkapnya.
Mahfud mengaku, bahwa atas kejadian tersebut uang miliknya yang berada di kamar istrinya hilang.
"Kan saya belum tahu ya motifnya apa, ternyata saya lihat loker saya kok hilang semua. Uang senilai hampir 160 juta dan handphone saya hilang," jelasnya.
Mahfud berasumsi, bahwa saat kejadian, istrinya sempat melakukan perlawanan terhadap pelaku.
"Kemungkinan juga istri saya tahu dan melawan," imbuhnya.
Mahfud merupakan orang pertama yang mengetahui jasad istrinya. Dia tidak tidur dalam satu kamar saat kejadian, juga tidak mengetahui apa-apa, termasuk ciri-ciri pelakunya.
Padahal, istrinya dihabisi di depan anaknya sendiri yang masih balita.
Sabtu (16/3/2024), menjadi malam terakhir bagi korban Wardatun Toyyibah memeluk putrinya di dalam kamar.
Korban pergi selama-lamanya setelah mengalami empat luka tusuk. Dua di leher bagian depan, satu di leher bagian belakang dan satu luka tusuk di dada sampai tembus ke ulu hati.
Wanita yang dikenal pendiam itu, tiba di rumah duka pada siang hari dari RSUD Ibnu Sina. Jasadnya dimakamkan di pemakaman desa setempat.
Sebelumnya, Kasus pencurian berujung pembunuhan pemilik rumah terjadi di Desa Imaan Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Sabtu (16/3/2024).
Selain menewaskan pemilik rumah, pelaku berhasil membawa kabur uang ratusan juta rupiah..
Dari informasi yang dihimpun, aksi pencurian tersebut terjadi di rumah Mahfudl (44), warga Desa Imaan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik.
Saat kejadian, WT (28), istri Mahfudl sedang tidur bersama putrinya di kamar. Sedangkan, Mahfudl tidur di ruang tamu.
Aksi pencurian berujung pembunuhan tersebut diketahui sekitar pukul 06.30 WIB.
Saat Mahfudl dibangunkan ibunya yang tinggal di sebelah rumah.
Mahfudl tidak sempat makan sahur, sebab terlelap tidur di ruang tamu.
Setelah dibangunkan, Mahfudl mencari istrinya yang tidur di kamar.
Seketika ia terkejut melihat istrinya sudah tekapar di tempat tidur dengan luka -luka pada anggota badan.
Sedangkan putrinya yang masih usia 2 tahun masih tidur.
"Setelah memberitahu keluarganya dan diperiksa lemari, ternyata uang senilai Rp 150 juta lebih hilang," kata warga yang enggen disebutkan namanya.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga langsung lapor ke Desa dan dilanjutkan ke Polsek Dukun.
"Saya dikabari warga, setelah itu ke lokasi dan lapor ke polisi," kata Abd.Rohim, Kepala Desa Imaan melalui telepon selulernya.
Dari keterangan warga, pintu rumah korban bagian belakang rusak akibat dicongkel pencuri.
"Informasinya, pintu bagian belakang rumah korban itu rusak akibat dicongkel," imbuhnya.
Setelah pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) jenazah WT langsung dibawa ke RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik untuk dilakukan otopsi.
Cerita Mertua Sempat Bangunkan Sahur
Update kasus dugaan perampokan yang menewaskan Wardatun Toyyibah (28) di kamar rumahnya, di Desa Ima'an, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Sabtu (16/3/2024).
Khuzaini (65), mertua perempuan Wardatun Toyyibah, yang juga ibu dari Mahfud (44) suami Wardatun Toyyibah mengatakan, sekitar pukul 03.00 WIB, ia sempat mengetuk pintu rumah Mahfud untuk membangunkan makan sahur.
Namun, tidak ada respons, sehingga ia kembali ke rumah yang jaraknya hanya berdampingan.
Dia mengaku tidak tahu ada pencurian, karena tidak terlihat ada tanda-tanda pencurian, sebab pencuri lewat pintu belakang, sementara dia membangunkan sahur dengan mengetuk pintu depan.
Setelah itu, Khuzaini melanjutkan ke masjid untuk salat subuh berjamaah.
Setelah salat, ia kembali pulang ke rumah dan melanjutkan mencuci piring bekas sahur.
"Kemudian, tertidur. Tahu-tahu dibangunkan Mahfud, sambil meminta tolong. Saya langsung lari ke rumah dan masuk kamar. Dan melihat Datun (panggilan akrab Wardatun Toyyibah) tertelungkup di lantai. Di kasur juga banyak darah. Sedangkan anaknya masih tidur," kata Khuzaini, Sabtu (16/3/2024).
Melihat Wardatun Toyyibah tertelungkup di lantai, Khuzaini langsung mengangkat jasad korban ke atas tempat tidur.
Khuzaini juga membawa anak korban yang masih tidur, lalu membersihkan tempat tidur dan membersihkan wajah korban yang berlumuran darah menggunakan tangan.
"Saya kira digigit ular, sebab terlihat ada lubang-lubang di leher. Dan baju daster yang dipakai juga berlumuran darah. Baru sadar kalau itu pencurian, setelah anak saya (Mahfud), mengetahui uang di lemari tidak ada, dan pintu belakang terbuka," katanya.
Menurut Khuzaini, setelah itu, tetangga ramai dan perangkat desa datang.
Perangkat desa kemudian melapor ke polisi
Ia pun mengaku heran dan tidak menyangka terjadi kasus pencurian dan pembunuhan.
"Baru kali ini, ada pencurian juga pembunuhan. Setahu saya, tidak ada kejadian seperti ini," katanya.
Menurut Khuzaini, setiap hari Mahfud tidur larut malam di atas pukul 01.00 WIB. Sebab menghitung laporan keuangan selesai hasil penjualan pulsa, penarikan uang dari BRILink dan pembayaran token listrik.
"Kemungkinan, saat terlelap tidur, di atas pukul satu pagi, pencuri masuk rumah. Sehingga, saat sahur, saya mengetuk pintu pukul 03.00 WIB, untuk membangunkan sahur, sudah tidak ada respons," katanya.
Sebelumnya, Wardatun Toyyibah (28), ibu muda di Gresik ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, di Desa Ima'an, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Sabtu (16/3/2024) .
Sementara anak balitanya yang masih berusia 2,5 tahun, selamat namun mengalami luka di kaki.
Wardatun Toyyibah dan anaknya ditemukan pertama kali oleh suami Wardatun Toyyibah, Mahfud (42).
Saat kejadian, Mahfud tidur di ruang tamu, sementara anak dan istrinya di dalam kamar.
Diduga, Wardatun Toyyibah menjadi korban perampokan dan nyawanya dihabisi.
Sabtu (16/3/2024) menjadi hari terakhir Wardatun Toyyibah tidur memeluk anaknya yang masih berusia 2,5 tahun itu.
Menjelang waktu sahur, petaka tiba. Pelaku masuk ke dalam rumah korban.
Dugaan sementara, perempuan tersebut adalah korban perampokan, lantaran uang ratusan juta rupiah milik korban raib. Termasuk handphone milik suaminya.
Berdasarkan hasil autopsi di RSUD Ibnu Sina Gresik, terdapat empat luka tusuk di tubuh Wardatun Toyyibah.
"Ada empat luka tusuk, di leher bagian depan dua, di dada satu, dan satu di leher bagian belakang," ujar Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan.
Dari empat luka tusuk tersebut, lanjutnya, yang membuat korban mengalami kematian adalah luka tusuk di bagian dada.
"Yang mematikan karena luka tusuk di dada, itu mengenai ulu hati dan menembus ke jantung," tambahnya.
Hasil Forensik Ada 4 Tusukan
Polisi mengungkapkan hasil forensik korban perampokan sadis di Gresik, Sabtu (16/3/2024).
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, dari pemeriksaan dokter forensik RSUD Ibnu Sina mengatakan, bahwa pada tubuh Wardatun Thoyyibah terdapat 4 tusukan benda tajam yaitu dua tusukan pada leher depan dan masing-masing satu tusukan di leher belakang dan dada.
"Dari hasil keterangan dokter, yang mematikan adalah tusukan di dada, karena tembus ke jantung akibat terkena tusukan pisau," ungkap Aldhino.
Dari melihat pada luka korban, Aldhino menegaskan, tidak ada perlawanan dari korban atas kasus pencurian tersebut.
"Kalau ada perlawanan, pasti ada luka-luka pada anggota tubuh lain, tapi ini tidak ada," imbuhnya.
Atas aksi pencurian tersebut, uang sekitar Rp 150 Juta dan sebuah handphone dipastikan hilang digondol pelaku.
"Dari keterangan suami korban, bahwa barang yang hilang uang Rp 150 Juta dan sebuah handphone. Tidak ada perhiasan," katanya.
Alami Empat Luka Tusuk
Berdasarkan hasil autopsi di RSUD Ibnu Sina Gresik, terdapat empat luka tusuk di tubuh Wardatun Toyyibah.
"Ada empat luka tusuk, di leher bagian depan dua, di dada satu, dan satu di leher bagian belakang," ujar Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan.
Dari empat luka tusuk tersebut, lanjutnya, yang membuat korban mengalami kematian adalah luka tusuk di bagian dada.
"Yang mematikan karena luka tusuk di dada, itu mengenai ulu hati dan menembus ke jantung," tambahnya.
Barang Bukti Berupa Sarung Golok
Seorang ibu muda Wardatun Toyyibah (28), meregang nyawa secara mengenaskan di dalam kamar rumahnya, di Desa Ima'an, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. (Tribun Jatim)
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi mengamankan satu sarung golok yang ditemukan di atas kasur milik korban.
"Barang bukti yang kita amankan ada sarung golok yang dicurigai milik pelaku yang tertinggal di kamar korban," terangnya.
Pihaknya menduga kuat, perempuan tersebut adalah korban perampokan lantaran terdapat barang yang hilang.
Uang Rp 150 juta dan 1 unit handphone hilang
Dari keterangan suami korban, Mahfud (42), usai kejadian tersebut, uang senilai Rp 150 juta yang disimpan di laci lemari kamar hilang.
Selain itu, handphone milik Mahfud juga ikut raib.
Diketahui, korban memiliki usaha agen BRILink dan penjualan pulsa.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Dapatkan informasi lainnya di GoogleNews: Tribun Bengkulu
Ikuti saluran WA TribunBengkulu.com
Perampokan di Gresik
Perampokan Sadis di Gresik
Gresik
Polres Gresik
viral di media sosial
berita viral
viral
Otak Perampokan-Pembunuhan Sadis Wardatun Toyyibah di Gresik, Ternyata Tetangga Korban Sendiri |
![]() |
---|
Dikira Digigit Ular, Istrinya Dihabisi Perampok Sadis di Gresik, Suami Beda Kamar Tak Tahu |
![]() |
---|
Perampokan Sadis di Gresik, Hari Terakhir Wardatun Toyyibah Tidur Peluk Anaknya, Suami di Ruang Tamu |
![]() |
---|
Kasus Perampokan Sadis di Gresik, Korban Ternyata Dibunuh saat Tidur Bersama Balita |
![]() |
---|
Cerita Mertua Korban Perampokan Sadis di Gresik, Sempat Bangunkan Sahur Tapi Tak Ada Respons |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.