Ramadan 2024

Bacaan Sholat Gerhana Bulan Penumbra Ramadhan 2024, Lengkap Tata Cara hingga Waktu Pelaksanaannya

Simak bacaan niat sholat gerhana bulan penumbra Ramadhan 2024 yang dilengkapi tata cara dan waktu pelaksanaannya.

Penulis: Rita Lismini | Editor: Ricky Jenihansen
TribunBengkulu.com
Ilustrasi Sholat Gerhana. Ini bacaan sholat gerhana Bulan dan Matahari, lengkap tata cara dan waktu pelaksanaannya. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Simak bacaan niat sholat gerhana bulan penumbra Ramadhan 2024 yang dilengkapi tata cara dan waktu pelaksanaannya.

Ketika terjadi gerhana bulan atau matahari umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan sholat, yakni sholat Kusufain.

Sebab, gerhana matahari serig disebut dengan kata Kusuf sedangkan gerhana penumbra Ramadhan 2024 bulan dikenal dengan sebutan khusuf. Namun ketika keduanya digabungkan menjadi 'Kusufain'.

Oleh karena itu, saat terjadi gerhana bulan dan matahari sebaiknya segera melakukan sholat Kusufain.

Hal ini mengikuti amalan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika terjadi gempa bulan atau matahari, maka ia segera menunaikan sholat.

Sebagaimana dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Nabi Muhammad SAW telah bersabda:

"Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya, maka berdirilah dan kerjakan salat." [HR al-Bukhari dan Muslim].

Nah, bagi kamu yang ingin mengethaui tata cara sholat Kusufain yang dilakukan oleh Rasulullah, simaklah di bawah ini!

Ini Niat Shalat Gerhana Bulan Penumbra 2024 dan Tata Cara Shalatnya, Catat Waktu dan Cara Lihatnya

Bacaan Niat Sholat Kusufain

Sebagaimana sholat lainnya, sholat kusufain juga diawali dengan bacaan niat.

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya salat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."

Tata Cara Sholat Kusufain

Berikut tata cara sholat Kusufain yang dikutip dari laman resmi Kemenag RI:

1. Berniat di dalam hati.

2. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa.

3. Membaca doa iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan membaca surah yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih). Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadis Aisyah:

"Nabi SAW menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika salat gerhana."(HR. Bukhari-Muslim)

4. Kemudian rukuk sambil memanjangkannya.

5. Kemudian bangkit dari rukuk (itidal) sambil mengucapkan "Sami'allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd"

6. Setelah itidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

7. Kemudian rukuk kembali, yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya.

8. Bangkit dari rukuk (itidal).

9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama. Hanya saja, bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

11. Ucapkan salam.

Setelah itu, imam akan menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.

Waktu Pelaksanaan Sholat Kusufain

Sholat kusufain dilaksanakan pada saat terjadinya gerhana, berdasarkan beberapa hadis antara lain:

عَنِ الْمُغِيرَةِ بنِ شُعْبَةَ قال انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يوم مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فقال الناس انْكَسَفَتْ لِمَوْتِ إبراهيم فقال رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ ولا لِحَيَاتِهِ فإذا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حتى يَنْجَلِيَ [رواه البخاري

Artinya:

Dari al-Mughirah Ibn Syu‘bah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim. Lalu ada orang yang mengatakan terjadinya gerhana itu karena meninggalnya Ibrahim.

Maka Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan salat sampai matahari itu terang (selesai gerhana) [HR al-Bukhari].

Ibn Qudamah menegaskan, waktu sholat gerhana itu adalah sejak mulai kusuf hingga berakhirnya.

Jika waktu itu terlewatkan, maka tidak ada qadha karena diriwayatkan dari Nabi saw bahwa beliau bersabda, Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan salat sampai matahari itu terang (selesai gerhana).

Jadi Nabi saw menjadikan berakhirnya gerhana sebagai akhir waktu sholat gerhana. Apabila gerhana berakhir ketika sholat masih berlangsung, maka sholatnya diselesaikan dengan dipersingkat.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Bengkulu dan Google News Tribun Bengkulu untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved