Murid SD Dianiaya Penjaga Sekolah
Kepsek Sebut Oknum Penjaga Sekolah Aniaya Siswa SD di Bengkulu Selatan Sudah Tak Tempati Rumdin
Kepsek Sebut Oknum Penjaga Sekolah Aniaya Siswa SD di Bengkulu Selatan Menghilang-Tak Tempati Rumdin
Penulis: Ahmad Sendy Kurniawan Putra | Editor: Hendrik Budiman
Laporan Reporter TribunBengkulu.Com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Pasca viralnya oknum Penjaga Sekolah berinisial DE yang menganiaya murid kelas 4 di SDN 31 Bengkulu Selatan Desa Padang Jawi Kecamatan Bunga Mas bernama, Farel (9) beberapa waktu lalu tidak lagi tinggal di Rumah Dinas (Rumdin) sekolah itu.
Kepala SDN 31 Bengkulu Selatan Desa Padang Jawi Kecamatan Bunga Mas Alamsyah mengakui, jika pasca korban Farel menjalani pengobatan di RSUD HD Manna penjaga sekolah sudah tidak tinggal lagi di rumdin sekolah.
"Penjaga Sekolah tidak lagi tinggal di Rumdin sekolah. Mungkin karena untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Kami pun juga merasa sebaiknya seperti itu. Karena, kalau De masih tinggal di Rumdin sekolah, kami juga merasa was -was," ungkap Alamsyah, Rabu (5/6/2024).
Menyikapi kasus penganiayaan tersebut, pihaknya dalam hal ini menyerahkan sepenuhnya ke Polres Bengkulu Selatan untuk mengusut sampai tuntas.
Apalagi, pihaknya tidak tau persis kejadian yang sebenarnya. Namun, dalam perkara tersebut pihak sekolah minta ke pihak kepolisian untuk mengusut kejadian tersebut.
"Secara detail kami tidak tau persis kejadian tersebut. Namun, kami dari pihak sekolah sudah di panggil dan di mintai keterangan oleh Polres Bengkulu Selatan," jelas Alamsyah.
Lanjut Kepsek, dirinya berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kejadian ini. Agar tidak terjadi kembali di sekolah-sekolah lain. Pihaknya juga berharap korban cepat sembuh dan dapat bersekolah lagi.
"Kami berharap semoga perkara ini cepat tuntas dan semoga ananda kami, Farel cepat sehat dan dapat sekolah lagi seperti biasanya," pungkasnya.
Untuk diketahui, Kejadian tersebut bermula pada, Selasa 30 April 2024 siang, Farel bersama teman-temannya saat waktu jam pelajaran olahraga sekolah sedang bermain sepak bola di lingkungan sekolah.
Kemudian, pada saat itu bola yang mereka mainakan dengab tidak sengaja mengenai salah satu kaca rumah penjaga sekolah.
Sehingga menyebabkan kaca rumah tersebut pecah, tidak terima sang pejaga sekolah menendang korban.
"Sangat tidak wajar hal itu (penganianyaan, red) terjadi di lingkungan sekolah. Apalagi itu anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Coba tegur baik-baik, dan panggil orang tua untuk menganti rugi. Itu bukan perilaku yang pantas dan ada di lingkungan sekolah," ungkapnya.
Dengan perlakuan tersebut pihak keluarga meminta agar pihak terkait agar memberikan hukuman yang setimpal oleh seorang pelaku penganianayaan tersebut.
Pengakuan Oknum Penjaga Sekolah
Pengakuan Penjaga Sekolah
Pengakuan penjaga sekolah yang diduga aniaya murid SD di Bengkulu Selatan hingga dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Palembang.
Penjaga sekolah insial De membantah sudah menganiaya dengan cara menendang dan memukul korban.
Hal itu disampaikan terlapor saat dipanggil dan dimintai keterangan oleh penyidik Polres Bengkulu Selatan.
Penyidik juga sudah memanggil dan meminta keterangan sejumlah saksi dari teman-teman korban.
Keterangan dari terlapor dengan saksi teman-teman korban berbeda.
Menurut teman-teman korban, oknum penjaga sekolah memukul dan menendang bagian punggung maupun kepala bagian belakang korban saat bola yang dimainkan korban dan teman-temannya merusak jendela rumah penjaga sekolah.
Sebaliknya, pengakuan oknum penjaga sekolah membantah memukul serta menendang korban.
Melainkan De hanya mendorong korban sehingga terjatuh.
Polisi juga menghadirkan pihak sekolah untuk dimintai keterangan. Hanya saja pengakuan pihak sekolah tidak ada guru yang melihat peristiwa tersebut.
Dikatakan Kasi Humas Polres Bengkulu Selatan AKP Sarmadi, proses penyelidikan laporan dugaan penganiayaan yang dialami murid SD dengan terlapor penjaga sekolah masih berlangsung.
Laporan tindak pidana penganiayaan sudah diterima Polres Bengkulu Selatan.
"Iya laporan sudah masuk dan diterima. Kini sedang berlangsung proses penyidikan oleh satreskrim Polres Bengkulu Selatan," ungkap kasi humas.
Kronologi Kejadian
Kronologi oknum penjaga sekolah di Bengkulu Selatan aniaya siswa SD hingga dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Palembang.
Oknum penjaga SDN berinisial De dilaporkan menganiaya salah seorang murid SD yang bernama, Farel (9) warga Desa Padang Jawi Kecamatan Bunga Mas Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu.
Pasca kejadian penganiayaan tersebut, Farel harus dilarikan ke salah satu rumah sakit di salah satu Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Farel mengalami sesak nafas semenjak peristiwa penganiayaan tersebut. Korban juga dikabarkan mengalami trauma yang sangat mendalam.
Kronologi kejadian, peristiwa penganiayaan tersebut bermula pada, Selasa 30 April 2024.
Pada saat itu di waktu jam pelajaran sekolah, korban Farel dan teman-temannya sedang bermain bola di halaman lingkungan sekolah tersebut.
Kemudian, pada saat itu bola mengenai salah satu kaca rumah penjaga sekolah dan kaca itu pecah.
Tak Terima hal itu, sang penjaga sekolah langsung melakukan penganiayaan terhadap korban.
Kades Padang Jawi Kecamatan Bunga Mas Sakuan membenarkan, memang ada salah satu anak warganya yang dianiaya oleh penjaga sekolah.
"Iya benar, kejadian pemukulan itu memang ada. Korban bernama Farel (9) anaknya salah satu warga kami yakni, Ahyan yang masih duduk dikelas 4 SD," ungkap kades.
Hanya saja, kades mengaku jika sampai saat ini dirinya tidak mengetahui secara persis bagaimana kronologi kejadian tersebut. Yang jelas, usai kejadian, korban harus dilarikan ke RS.
Pada awalnya, korban hanya dilarikan ke RSUD Hasanuddin Damrah (RSHD) Manna. Namun, pada saat itu korban dirujuk untuk diobati ke RS di Kota Bengkulu.
Selanjutnya setelah sempat dibawa ke Kota Bengkulu, ternyata korban masih juga mengeluhkan sesak nafas. Korban akhirnya dibawa pulang ke rumah.
Namun, karena melihat kondisi korban yang kian memperihatinkan, akhirnya pihak keluarga kembali membawa korban ke RSHD Manna.
Pihak RSHD Manna langsung merujuk agar korban dibawa ke RS Palembang.
"Sampai hari ini korban masih dirawat di salah satu rumah sakit di Palembang. Korban itu alami sesak nafas dan trauma," cerita kades.
Kapolres Bengkulu Selatan AKBP Florentus Situngkir, S.IK Kasi Humas AKP Sarmadi membenarkan, memang ada laporan mengenai penganiayaan tersebut.
"Iya benar, ada laporan penganiayaan itu. Laporan masuk seminggu yang lalu oleh orangtua korban. Tapi sampai saat ini kita belum mengetahui secara detail kejadiannya," katanya.
Lanjut kasi, pihaknya juga kesulitan untuk melakukan pengusutan laporan tersebut. Hal itu lantaran, orang tua korban baru melapor setelah seminggu kejadian.
Sehingga, saat pihaknya melakukan visum terhadap korban. Bekas kekerasan ataupun pukulan yang dilakukan oleh terlapor tidak nampak lagi divisum.
"Kalau keterangan orang tuanya, pukulan itu mengenai bagian kepala dan pinggang kiri korban. Tapi itu, saat divisum tidak nampak lagi," jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya masih menunggu hasil dari keterangan dokter. Sebab, berdasarkan informasi terakhir, korban mengalami kendala di bagain paru-paru.
Akan tetapi, penyakit paru-paru korban itu belum dapat dipastikan apakah dampak dari penganiayaan tersebut atau memang karena sakit yang diderita oleh korban.
"Informasi korban masih dirawat di Palembang. Sehingga, kita belum bisa mencari keterangan lebih lanjut," jelas kasi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Kolase-Korban-Farel-Kiri-dan-Gedung-SD-31-Bengkulu-Selatan-Kananafwew.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.