Berita Khusus Ekonomi Bisnis

Bengkulu Deflasi 0,04 Persen pada Juni 2024, BPS Sebut Makanan Minuman-Tembakau jadi Penyebab

Provinsi Bengkulu mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada Juni 2024.

|
Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Jiafni Rismawarni/TribunBengkulu.com
Suasana pers rilis BRS BPS Provinsi Bengkulu, di Aula BPS Provinsi Bengkulu, Senin (01/07/2024). Provinsi Bengkulu mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada Juni 2024. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Provinsi Bengkulu mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada Juni 2024.

Hal ini diketahui dari rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, di Aula BPS Provinsi Bengkulu, Senin (01/07/2024).

Kepala Perwakilan BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal, mengatakan deflasi itu merupakan perdana di 2024, selama 6 bulan terakhir. 

"Juni 2024 pertama kali deflasi 0,04 persen atau inflasi year on year 3,64 persen," kata Win Rizal. 

Ia menjelaskan ada sejumlah komoditas penyumbang deflasi di antaranya Juni 2024 secara m-to-m adalah kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil 0,09 persen.

Komoditas penyumbang utama Deflasi antara lain Daging Ayam Ras, Bawang Merah, Beras, Air Kemasan, dan Angkutan Udara dengan andil masing-masing sebesar 0,11 persen: 0,10 persen; 0,06 persen; 0,04 persen; dan 0,02 persen.

Sementara itu untuk angka kemiskinan kali ini jika dibandingkan Maret 2023 lalu, pada Maret 2024 angka kemiskinan tingkat Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 0,48 persen.

Di mana angka kemiskinan Bengkulu saat ini berada pada angka 13,56 persen. 

"Angka ini menunjukan keberhasilan cukup baik dari pemerintah daerah di Bengkulu dalam menurunkan angka kemiskinan.

Di mana faktor penurunan angka kemiskinan ini dipengaruhi atas menurunnya angka inflasi, sehingga meningkatnya angka konsumsi masyarakat," ungkapnya.

Di sisi lain, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, yang hadir pada pers rilis menyampaikan data yang disajikan BPS menjadi instrumen penting bagi pemerintah daerah di wilayah Bengkulu.

Baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, sebagai bahan evaluasi program kerja pemerintah. 

Sehingga evaluasi kinerja pemerintah daerah khususnya indikator ekonomi dan inflasi bisa terpantau dengan baik, supaya bisa melakukan tindak lanjut dan langkah strategis yang harus dilakukan, utamanya dalam hal menurunkan angka kemiskinan. 

"Ini masih menjadi PR pemerintah daerah untuk menyusun program yang lebih jelas dan terarah bagaimana bisa berdampak signifikan bagi penurunan angka kemiskinan di Bengkulu," jelas Rohidin. 

Menurutnya, jiga perlu dilakukan peningkatan kinerja dari BRS BPS Provinsi Bengkulu, yaitu bagaimana optimalkan neraca ekspor-impor. 

Sehingga perlu didorong bagi komoditas Bengkulu itu keluar dari pintu ekspor Bengkulu salah satunya dari Pelabuhan Pulau Baai.

Apalagi saat ini sudah tersedia memadai fasilitas peti kemas yang didukung bea cukai dan pihak lainnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved