Kisah Viral

Heboh Pria Ikut Acara Cari Jodoh, Malah Dipaksa Berpasangan dengan Wanita Hamil di Luar Nikah

Heboh di media sosial, kisah seorang pria mengikuti acara cari jodoh, malah dipaksa berpasangan dengan wanita hamil di luar nikah.

TribunBengkulu.com/Ist
Ilustrasi hamil di luar nikah. Heboh seorang pria di acara cari jodoh dipaksa berpasangan dengan wanita hamil di luar nikah. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Heboh di media sosial, kisah seorang pria mengikuti acara cari jodoh, malah dipaksa berpasangan dengan wanita hamil di luar nikah.

Peristiwa tersebut terjadi di Tiongkok dan telah membuat sejumlah peserta kapok dan enggan mengikuti acara cari jodoh itu lagi.

Tidak hanya itu, acara cari jodoh tersebut akhirnya menuai beragam kontroversi dan membuat publik heboh hingg dikecam.

Diketahui, acara tersebut bernama “Auntie Wang’s Matchmaking (Perjodohan Bibi Wang)” digelar di Bozhou, provinsi Anhui.

Tak sedikit warga yang mengecam acara cari jodoh yang digelar pada 2 Mei 2024 tersebut.

Bahkan, beberapa kontestan pun kaget dengan aturan main dalam acara cari jodoh tersebut.

Mereka menilai bahwa aturan yang dibuat penyelenggara tak masuk akal dan mengandung beragam kontroversi.

Satu di antaranya adalah seorang peserta pria dipaksa untuk berpasangan dengan wanita yang belum menikah namun telah hamil tiga bulan.

Dalam acara tersebut, seorang wanita menerima ketertarikan dari pria tersebut sebelum mengungkapkan kehamilannya.

Acara Perjodohan Bibi Wang adalah tren kencan China di mana para lajang berdiri di atas panggung.

Kemudian secara terbuka mengumumkan resume kelayakan mereka dengan harapan dapat menarik minat penonton lain untuk kemungkinan kencan di masa depan.

Ilustrasi hamil di luar nikah.
Ilustrasi hamil di luar nikah. (TribunBengkulu.com/Ist)

Dilansir TribunNewsmaker.com dari South China Morning Post (SCMP) pada Jumat (31/5/2024), berdasarkan video yang beredar secara online.

Wanita yang tidak diketahui identitasnya itu mengatakan bahwa keluarganya tidak menuntut mahar dan keluarganya akan mengembalikan pembayaran dari pihak mempelai pria.

Dia juga menyebutkan bahwa keluarganya memiliki sebuah apartemen di Nanjing di provinsi Jiangsu timur yang akan mereka gunakan sebagai mahar.

Ketika wanita tersebut hampir berjodoh dengan pria yang juga tidak disebutkan namanya, dia memutuskan untuk mengungkapkan kehamilannya.

“Baru-baru ini saya melakukan kesalahan yang harus saya akui secara terbuka karena itu adalah bagian dari masa lalu saya, saya sedang hamil tiga bulan," katanya.

Seorang pembawa acara pria kemudian bertanya kepada laki-laki itu: “Dapatkah Anda menerima dia hamil tiga bulan?”

Laki-laki itu menjawab, “Tidak”

Kemudian penolakan itu dibalas oleh pembawa acara pria: “Anda tidak dapat menerimanya? Jika Anda bisa menerima seorang janda tanpa anak, mengapa Anda tidak bisa menerima seorang wanita yang sedang hamil tiga bulan?”

Tidak diketahui apakah laki-laki pencari jodoh tersebut sebelumnya mengatakan dia tidak keberatan dengan wanita yang diceraikan atau janda.

Selanjutnya, pembawa acara perempuan juga mengatakan: “Anda seorang laki-laki, dan laki-laki pertama-tama harus bertanggung jawab, menjalankan tugas sebagai seorang ayah. Terlepas dari anak siapa, bukankah setiap pria mempunyai tanggung jawab itu?”

Menyusul video acara yang viral tersebut, banyak komentar publik yang mengungkapkan kemarahan atas pernyataan para pembawa acara.

“Tuan rumah (acara) pasti sudah gila," kesal seorang pengguna media sosial mengomentari video tersebut.

Yang lain bertanya: “Bukankah seharusnya pria yang menghamilinya yang bertanggung jawab atas anak tersebut?”

Beberapa orang bahkan berspekulasi bahwa partisipasi perempuan tersebut mungkin dilakukan untuk meningkatkan rating pada acara tersebut.

“Meskipun itu hanya rekayasa, tindakan itu tidak bisa diterima. Nilai-nilai apa yang mereka miliki?” kritik seorang pengguna media sosial.

Acara cari jodoh di Tiongkok, Auntie Wangs Matchmaking
Acara cari jodoh di Tiongkok, Auntie Wang’s Matchmaking menuai beragam kontroversi dan viral.

Menanggapi reaksi online tersebut, staf yang menyelenggarakan acara perjodohan menggandakan sudut pandang mereka.

Mereka mengatakan bahwa jika seorang pria menyukai seorang wanita, dia harus bertanggung jawab atas kesejahteraannya.

Tren perjodohan publik “Bibi Wang” berawal dari sebuah acara di sebuah lokasi wisata di Kaifeng, Henan di China, yang menjadi tren pada bulan Maret.

Pembawa acara asli Zhao Mei, pencari jodoh dan pemeran asli “Bibi Wang”, mengenakan rok hijau panjang dengan bunga merah cerah di kepalanya dan memandu peserta untuk dengan berani membagikan preferensi kencan mereka di atas panggung, mendorong orang-orang yang tertarik untuk melangkah maju.

Popularitas ide tersebut mendorong banyak perusahaan dan individu meniru acara perjodohan “Bibi Wang”.

Di tengah kemarahan publik, Zhao juga menanggapi dengan mengatakan: “Sebagai tuan rumah, mereka berbicara omong kosong. Bagaimana mereka bisa mengatakan hal seperti itu?”

“Lagipula, saya tidak ingin menyalahkan remaja putri ini, tapi apa yang dia pamerkan? Keluarga siapa yang ingin putri mereka mengumumkan kepada publik bahwa mereka belum menikah dan hamil?” tambahnya.

Hingga kini, acara tersebut menyisakan banyak perdebatan.

Tak sedikit yang mengecam adanya acara tersebut.

Bahkan beberapa orang meminta acara tersebut segera dihentikan.

Pasalnya hal tersebut menimbulkan banyak kontrovesi dan tidak seidkit yang menghujat. (**)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved