Aksi Perundungan di Gorontalo
Kronologi Dugaan Bullying Siswa SMK Gorontalo, Orang Tua Korban Sebut Sang Anak Dipaksa Minum Miras
Kronologi perundungan siswa SMKN di Gorontalo, orang tua korban sebut sang anak dipaksa minum miras.
TRIBUNBENGKULU.COM - Kronologi perundungan siswa SMKN di Gorontalo, orang tua korban sebut sang anak dipaksa minum miras.
Siswa SMK Negeri 1 Gorontalo berinisial AR (14) menjadi salah satu korban perundungan.
MG, orang tua AR menceritakan kronologi kejadian yang dialami oleh sang anak.
MG menceritakan jika kejadian perundungan itu terjadi pada, Selasa 10 September 2024 sekiatr pukul 15.00 WITA.
Ketika itu MG mendapat telepon dari anaknya AR, namun ketika itu ucapan dari AR tidak terdengar begitu jelas.
Rupanya suara tersebut adalah teman AR, ia sengaja menghubungi MG untuk memberik tahu kondisi AR yang terkapar.
"Saya telpon lagi terus saya tanya, itu kok bisa nelpon pakai handphone anak saya, bagaimana kau bisa buka itu, kata temannya pakai sidik jari anak saya," ucap MG menirukan perkataan teman AR dilansir dari TribunGorontalo.com, Kamis (12/9/2024).
Mengetahui jika sang anak sudah tak berdaya, MG langung datang ke tempat sang anak berada.
Setibanya di lokasi, MG melihat anaknya (AR) terbaring dalam kondisi mulut berbusa.
MG pun segera membawa anaknya ke RS Multazam.
"Setelah diperiksa beberapa saat, anak saya dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Saboe Kota Gorontalo," ungkapnya.
MG mengatakan saat itu ia belum bisa menyimpulkan secara detail kronologis kejadian.
Namun pihak sekolah sudah memanggil orang tua korban dan orang tua siswa yang terlibat dalam pesta miras.
Pertemuan itu membahas masalah penyebab AR masuk rumah sakit.
"Saat itu saya masih menunggu hasil visum anak saya, setelah itu menentukan langkah selanjutnya. Lalu saya balik ke RS Aloe Saboe," jelas MG.
Sekira pukul 19.00 Wita, MG mendapatkan bukti video detik-detik sebelum AR tak sadarkan diri.
Dalam video tersebut terekam jelas perlakuan empat siswa terhadap AR.
MG juga meminta penjelasan dari AR yang baru saja siuman.
AR mengaku dipaksa oleh empat temannya agar mau patungan membeli minuman keras.
Namun saat itu AR hanya memiliki uang Rp15 ribu.
"Anak saya bilang uangnya cuma cukup untuk beli makan tapi temannya memaksa, dan meminta anak saya untuk hutang dulu kalau makan," ungkap MG.
MG menduga anaknya dipalak oleh terduga pelaku.
Setelah itu terduga pelaku dan korban meminta izin keluar sekolah untuk mengurus ijazah.
Padahal mereka pergi membeli miras.
AR kala itu diduga dipaksa untuk meminum miras.
"Pengakuan anak saya dia mau berhenti tapi dipaksa. Tambah lagi, tambah lagi kata temannya. Sampai anak saya tidak bisa melakukan apapun," ucap MG.
Tak hanya itu, AR juga diduga dianiaya selama pesta miras itu.
Hal itu dibuktikan dalam video yang beredar, tampak terduga pelaku menendang punggung AR.
Berdasarkan bukti dan juga penjelasan AR, MG lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Utara sekira pukul 21.30 Wita.
MG berharap kejadian dugaan perundungan ini menjadi pelajaran untuk semua pihak.
"Kami berharap ini jadi pelajaran ini tidak terjadi sama orang lain. Kami menempuh jalur hukum, kemudian ada pembelajaran yang baik untuk ke depannya," tegasnya.
Sampai pada Rabu (11/9/2024) malam, kondisi AR sudah membaik namun belum keluar dari rumah sakit.
Baca juga: Alasan Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Bantah Aksi Bullying, Padahal Video Korban Muntah Darah Viral
Polisi Amankan 4 Siswa
Polisi telah mengamankan 4 siswa SMKN di Gorontalo usai viralnya perundungan yang beredar di media sosial.
Aksi perundungan itu dialami oleh siswa berinisial ARD (14) salah satu siswa SMKN di Gorontalo.
Kejadian tersebut beredar di media sosial pada, Selasa (10/9/2024), video inipun menuai perhatian dari masyarakat.
Viralnya aksi bullying tersebut, langung ditindak oleh Polsek Kota Utara.
Kapolsek Kota Utara, Iptu Fredy Yasin, mengonfirmasi bahwa empat orang yang terlibat dalam video tersebut telah berhasil diamankan.
Mereka diketahui masih berstatus pelajar di sekolah tersebut.
"Keempat orang yang terlibat dalam video sudah kami amankan di Mapolsek Kota Utara. Semuanya masih tercatat sebagai siswa di sekolah tersebut," jelas Iptu Fredy.
Saat ini, Unit Reskrim Polsek Kota Utara tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap motif dan peran dari masing-masing pelaku.
Penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas terkait latar belakang kejadian serta alasan para pelaku melakukan tindakan kekerasan tersebut.
"Kami masih terus mendalami kasus ini untuk mengetahui motif dan peran masing-masing pelaku. Pemeriksaan sedang berlangsung," tambah Iptu Fredy.
Sementara itu, korban ARD saat ini masih menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Gorontalo.
Kondisi ARD belum diungkapkan lebih lanjut, namun pihak kepolisian memastikan bahwa proses hukum akan terus berjalan untuk memberikan keadilan bagi korban.
Kasus ini telah memicu perhatian luas di kalangan masyarakat Gorontalo, yang menuntut adanya tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan, terutama di lingkungan pendidikan.
Pihak kepolisian berjanji akan memproses kasus ini dengan serius dan memberikan hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku.
Sebelumnya, seorang siswa SMKN di Kota Gorontalo diduga mengalami perundungan.
Korban juga diduga dicekoki miras oleh teman-temannya.
Tak hanya itu, perundungan dan dicekoki miras itu terjadi di lingkungan sekolah dan masih dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
Sekitar 9 video dugaan perundungan didapati orang ua korban. Dalam video yang dibagikan YL, Ibu korban memperlihatkan upaya perundungan.
Dalam video tersebut korban terkapar tak berdaya di halaman sekolah. Tak hanya itu,korban terlihat memar di bagian wajah.
Video tersebut lalu dibagikan ibu korban di akun Facebook. YL mengaku selama ini hanya diam dan mengikuti keputusan pihak sekolah.
"Selama ini saya diam, saya ikuti semua keputusan dari sekolah, tapi ternyata ini ada pembullyan di sekolah, Woooww luar biasa, saya tidak terima," tulisnya dalam postingan Facebook miliknya, Rabu (11/9/2024) sekitar pukul 19.00 Wita
Sementara itu ayah korban mengatakan anaknya mengalami pemalakan, dicekoki miras, penganiayaan di lingkungan sekolah.
"Menurut pengakuan anak saya pemalakan itu ada, pemaksaan minum miras ada, terus ditambah dengan video jelas terkait perundungan itu, menyiram air dengan sengaja, menendang dengan sengaja," jelasnya
"Melihat ini, itu artinya ada perundungan di sekolah itu, yang saya sesalkan adalah itu di jam sekolah dan berdekatan dengan ruang kelas, kok tidak ada tindakan dari sekolah" tambahnya
Orangtua korban melaporkan kejadian dugaan perundungan itu di Polsek Kota Utara.
| Pihak Sekolah Dianggap Tidak Berempati Karena Tutupi Aksi Bullying Siswa di Gorontalo |
|
|---|
| Nasib AR, Korban Bully SMK 1 Gorontalo Dipaksa Minum Miras, Tak Ingin Damai dengan Pelaku |
|
|---|
| Kondisi Terkini AR, Korban Bully SMK 1 Gorontalo Dipaksa Minum Miras, Orang Tua Tuntut Pihak Sekolah |
|
|---|
| Klarifikasi Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Soal Aksi Bullying Siswanya, Terkesan Salahkan Korban |
|
|---|
| Alasan Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Bantah Aksi Bullying, Padahal Video Korban Muntah Darah Viral |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Kronologi-Dugaan-Bullying-Siswa-SMK-Gorontalo-Orang-Tua-Korban-Sebut-Sang-Anak-Dipaksa-Minum-Miras.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.