Viral di Media Sosial
Mencuat Kembali Wacana Sertifikasi Dai Imbas Miftah Maulana Hina Penjual Es
Miftah Maulana menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Kementerian Agama.
TRIBUNBENGKULU.COM - Wacana sertifikasi dai mencuat kembali imbas kelakuan utusan khusus presiden, Miftah Maulana hinga penjual es teh.
Miftah Maulana menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Kementerian Agama pada Rabu (4/12/2024).
Dalam rapat tersebut, anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq menyoroti perihal Miftah Maulana Habiburahman yang menghina seorang penjual es teh hingga viral di media sosial.
Maman bahkan sampai membuka kembali wacana sertifikasi dai di Indonesia karena hal tersebut.
Menurutnya hal itu merupakan sesuatu yang penting agar tidak lagi terjadi hal serupa seperti yang dilakukan Miftah Maulana.
"Saya ingin menegaskan kembali yang hari ini sedang viral, kementerian agama harus lebih serius soal literasi keagamaan, baik itu pegawai kementerian agama, baik itu seluruh elemen di pendidikan keagamaan hingga perpustakaan masjid," kata Maman dalam Raker Komisi VIII DPR RI dan Kemenag pada Rabu (4/12/2024), seperti dikutip TribunBengkulu.com.
"Saya tadi mengatakan di media bahwa, sertifikasi dai itu menjadi sangat urgen hari ini, jangan sampai ada seorang dai melakukan penghinaan terhadap seorang tukang es teh."
Maman juga memberi contoh lain, bahwa saat ini banyak penceramah di Indonesia yang saat memberikan ceramah tidak memberi referensi keagamaan.
"Termasuk kita juga disuguhi soal dai yang hanya omong soal humor lah, candaan lah, tidak ada sama sekali referensi keagamaan berbasis referensi quran hadits," ujarnya.
Oleh karena itu, Maman meminta kementerian agama untuk serius dalam menangai moderasi beragama.
Maman bahkan menganalogikan, bahwa moderasi beragama yang tidak tepat bahkan bisa membuatnya mengarah ke indoktrinisasi.
"Ini tolong agak serius, termasuk moderasi beragama. Dengan anggara yang begitu banyak, jangan mengulang kesalahan orde baru yang membuat itu menjadi indoktrinisasi," lanjutnya.
"Mendoktrin orang terhadap pancasila, tapi kita akhirnya jadi gak suka pancasila," katanya lagi.
Maman menegaskan bahwa moderasi beragama adalah sarana edukasi sehingga penting membentuk keadaban publik.
"Keadaban publik itu menjadi isu besar, keadaban publik kita hari ini memang perlu diperbaik," ujarnya.
Pinkan Mambo Jual Kangkung Rp150 Ribu Seporsi, Tiktokers Ini Geleng Kepala: Kehilangan Akal Sehat |
![]() |
---|
Niat Fitri Nikahi Kakek 73 Tahun di Bengkulu Tengah, Memang Mencari Pendamping Hidup |
![]() |
---|
Siapa Sosok Mertua Maki Menantu Saat Persalinan 'Biar Kamu Mati Tapi Lahirkan Dulu Anak Itu' |
![]() |
---|
Arti Kibarkan Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI, Sindiran Pemerintahan di Negeri Ini? |
![]() |
---|
Alasan 4 Anak Tega Buang Ibu Kandung ke Panti Jompo di Malang Bikin Pilu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.