Hari Kartini 2025

6 Pidato Hari Kartini 2025 Singkat, Referensi untuk Lomba Tingkat SD, SMP dan SMA

Inilah rekomendasi pidato Hari Kartini 2025 yang inspiratif cocok untuk dijadikan bahan lomba pidato pada 21 April mendatang.

Editor: Yuni Astuti
TribunBengkulu.com/Canva
HARI KARTINI 2025 - Ilustrasi Hari Kartini 2025 yang diedit menggunakan canva, Senin (14/4/2025). Inilah referensi pidato Hari Kartini 2025 yang bisa dijadikan bahan untuk lomba peringatan hari Kartini 

TRIBUNBENGKULU.COM - Inilah rekomendasi 6 pidato Hari Kartini 2025 yang singkat dan bermakna.

Hari Kartini diperingati tanggal 21 April untuk setiap tahunnya.

Biasanya di peringatan Hari Kartini akan ada acara lomba salah satunya adalah lomba pidato.

Apakah tribuners  ingin mengikuti lomba pidato Hari Kartini 2025? Jika iya berikut ini TribunBengkulu.com akan memberikan berbagai rekomendasi pidato Hari Kartini yang cocok untuk lomba.

1. Contoh Pidato Hari Kartini 2025

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada hari ini izinkan saya untuk membacakan sebuah karangan pidato untuk mengisi perayaan hari Kartini yang jatuh pada hari ini.

Habis gelap terbitlah terang, kalimat istimewa yang tidak bisa kita lepaskan dari Raden Ayu Kartini.

Sosok wanita hebat pejuang kemerdekaan bagi kaum wanita yang ada di Indonesia. Dulu, semuanya berpikir bahwasannya wanita lahir itu hanya untuk direndahkan dan hanya sebagai pemuas nafsu belaka bagi para kaum laki-laki.

Namun, pemikiran itu runtuh dan dilawan sungguh-sungguh oleh wanita yang lahir di Jepara ini. Bahwasannya, sebagai manusia, baik itu laki-laki maupun wanita semuanya memiliki derajat maupun status sosial yang sama.

Tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah, semuanya sama, semuanya seimbang, semuanya sama-sama membutuhkan. Laki-laki butuh wanita, sedangkan wanita juga butuh laki-laki. Jadi, kenapa harus ada perbedaan status sosial?

Itulah, inti merah pemikiran merdeka dari sosok wanita yang suka berpakaian batik ini.

Beliau yang sungguh peduli akan nasib para wanita pribumi yang pada kala itu status sosialnya sangat rendah sekali. Hadirnya yang kerap sekali disepelekan yang hanya dijadikan sebagai obyek pemuas laki-laki semata.

Benih-benih itu muncul, ketika wanita Jepara ini mulai menulis dari selembar surat hingga puluhan surat yang ditulisnya, semata-mata untuk menuangkan keluh kesahnya akan nasib wanita pribumi.

Dimana surat-surat itu akan selalu dikenang sepanjang masa oleh para penerusnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved