Hercules Preman Tak Bisa Mati
Yayat Sudrajat Sebut Hercules Takut Balik Kampung Halamannya, Tapi Ngaku Preman 'Tak Bisa Mati'
Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat murka dengan hercules dan sebut ia takut pulang ke kampung halamannya.
TRIBUNBENGKULU.COM - Jenderal Kopassus bintang tiga, Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat juga murka atas tingkah laku Hercules.
Perkataan Hercules yang dinilai menghina Sutiyoso turut membuat Yayat murka.
Bahkan Yayat menyebut jika Hercules takut jika balik kampung halamannya, padahal ngaku preman tak bisa mati.
Jenderal Kopassus bintang tiga, Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat ikut murka pada Hercules.
"Begitu senior atau sesepuh TNI dihina seperti itu, menurut saya itu sudah penghinaan. Dibilang mulutnya sudah bau tanah, sekarang apa yang sudah dilakukan Hercules dan si gendut botak itu untuk negara? Yang ada dia adalah sampah masyarakat, yang ada di membela yang bayar untuk mencari duit dengan melakukan penekanan kepada rakyat, kita tahu lah," kata Yayat Sudrajat dikutip dari Youtube Hersubenu Point, Senin (5/5/2025).
Yayat juga setuju dengan pernyataan Sutiyoso bahwa permasalah ormas harus dievaluasi kembali,
"Karena itu sebenarnya premanisme, maaf untuk ormas yang baik. Semua orang tahu si Hercules itu preman, menurut dia hebat seperti itu, menurut saya gak hebat, balik ke kampungnya aja takut. Dia minta tolong saya," kata Yayat lagi.
Ia mengaku murka dengan pernyataan Hercules yang menurutnya menghina purnawirawan TNI.
"Sebenarnya dada ini pengen meledak dengan omongan dia, gak tahu diri," ujarnya.
Yayat pun mendukung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berkomitmen memberantas premanisme.
"Hercules ini apa dia? Harusnya balik dia ke Timor Timur sana. Apa yang sudah dia berikan ke Bangsa dan Negara Indonesia? Gak ada, kalau kata orang Jawa Barat mah eweuh, ngan ngabulatuk hungkul. Artinya ngomong aja," katanya geram.
Menurut Yayat, Hercules saat ini merasa hebat karena memiliki ormas yang besar.
Ia justru menyoroti apakah ormas yang dipimpin Hercules itu sudah benar atau belum.
"Harusnya ormas itu kan justu membela kepentingan rakyat, bukan menakut-nakuti rakyat, bukan menindas rakyat, mengintimidasi rakyat demi untuk mendapatkan uang dari yang bayar dia. Dia itu iblis berwujud manusia," ujar Yayat.
Yayat geram melihat Hercules yang seolah-olah merasa paling hebat dan seolah-olah ia adalah pembela negara.
"Apa yang dia lakukan? Nggak ada. Saya yakin masyarakat kalau Hercules game over, seneng kok itu," katanya lagi.
Ia juga meminta Hercules untuk tidak sok jagoan dan sok hebat.
"Mending kalau ditembak dia kebal peluru, dibacok dia gak mempan. Itu matanya aja dia udah gak ada, tangannya juga kena kok. Ya harusnya sadar diri gitu loh. Dia bilang ke Pak Sutiyoso mau mati aja, ya lu juga nanti mati, lu hampir dikubur, hampir dikubur. Harusnya itu diingatkan oleh YME, biar lu sadar. Datang lagi si botak itu bela Hercules," umpatnya.
Baca juga: Geram Lihat Tingkah Laku Hercules, Purn Jenderal Kopassus Beri Peringatan: Dia Sampah Masyarakat
Pernyataan Eks Kepala BIN
AM Hendropriyono mengatakan jika Hercules dan para prajurit TNI ketika itu terlibat dalam perang Timor Timur merupkan korban konspirasi global.
Mereka terpaksa terlibat dalam perang di Timor Timur karena diotaki oleh Amerika Serikat.
Saat itu, Front Revolusioner untuk Kemerdekaan Timor Timur (Fretilin) dianggap Amerika sebagai penganut komunis.
"Dia (Hercules) dan para prajurit kita, adalah korban dari konspirasi global. Yang nyuruh kita ke Timor Timur dulu siapa? Amerika. Dia (Amerika) mau balas kekalahannya di Vietnam."
"Jadi tahun 1974 dia (Amerika) kalah, 1975 kami (TNI) ini masuk termasuk saya, bulan Februari masuk operasi Seroja, dia (Amerika) yang suruh, dikasih mobil, juga utility banyak sekali. Kita enggak punya mobil (saat itu)," ujar Hendropriyono seperti dikutip dari YouTube Prof Rhenald Kasali yang tayang pada Minggu (4/5/2025).
Mobil-mobil untuk keperluan militer, kata Hendropriyono diangkut dari Vietnam setelah Amerika kalah perang.
Ia meyakini bahwa atasan-atasannya kala itu juga diperintah oleh Amerika Serikat untuk menyerbu Timor Timur.
"Saya yakin bos-bos saya dulu karena saya kan masih kapten dulu kan, pasti juga disuruh sampai begitu hebat dan dulu sebelum kita nyerbu itu banyak yel-yel dan slogan 'Viva Amerika', 'Viva United States'," ujarnya.
Indonesia yang didukung oleh Amerika kemudian menyerbu Timor Timur, yang kala itu sudah ditinggalkan Portugal.
"Jadi, kita mendukung Amerika untuk menyerbu sana selagi Portugal waktu itu dikuasai perwira-perwira revolusioner yang kiri. Jadi memang waktunya sangat tepat sehingga tidak terlalu sulit untuk menguasai."
"Tapi, tahun 1998 kita diusir, diseret, diancam pelanggaran HAM. Artinya dia yang mulai, dia yang mengakhiri kita dikambing congekan," ujarnya.
Hendropriyono menjelaskan, bahwa Hercules, yang kala itu bertugas sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) di Timor Timur, bersama para tentara TNI adalah korban konspirasi internasional.
Bahkan, ia mengakui dirinya, termasuk para perwira yang bertugas kala itu dan Prabowo Subianto juga korban serupa.
"Ini semuanya korban konspirasi internasional. Kita jangan lupa kenapa kalau dinilai meresahkan, berarti kan masalah pembinaan, sebenarnya kan bekas teroris, ini bukan bekas teroris ini bekas pahlawan yang sebenarnya harus kita bina secara sistemik," pungkasnya.
Salah satu anak bangsa dan punya peran
Menurutnya, Hercules ialah seorang anak bangsa yang juga memiliki jasa terhadap bangsa ini.
"Hercules seperti halnya juga setiap orang Indonesia adalah anak bangsa kita, dia dulu juga sebagai TBO (Tenaga Bantuan Operasi), kemudian partisan, itu ikut bahu-membahu bersama kita melaksanakan tugas negara. Waktu itu di Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste," ujar Hendropriyono seperti dikutip dari Kilat Media yang tayang di YouTube pada Sabtu (4/5/2025).
Hendropriyono meminta agar pria bernama lengkap Rosario de Marshall tersebut tidak di-bully.
Pasalnya, perundungan terhadap Hercules sama saja membunuhnya secara perdata.
"Kalau terus kita ramai-ramai menghujat, semuanya langsung ikut pro dan kontra pada nge-bully itu kan namanya membunuh secara perdata," ujarnya.
Ia melanjutkan saat konflik pecah sehingga Timor Leste menjadi negara merdeka, banyak orang yang pindah ke sana berganti kewarganegaraan.
Namun, Hercules tetap setia kepada Republik Indonesia.
"Dalam kebersamaannya dengan kita di medan pertempuran, itu tercatat banyak juga jasa dia yang sampai kakinya buntung, dia kan orang berkaki buntung satu, tangannya juga satu, matanya juga satu," katanya.
Panglima Kodam Jayakarta pada tahun 1993-1994 tersebut pun meminta agar Hercules memperbaiki dirinya agar tidak berulah seperti seorang preman.
Namun, ia juga mengingatkan semua anak bangsa untuk menginstropeksi diri.
"Dia jadi kayak begini kan akibat dari kita, kondisi masyarakat kita secara sosial ekonomi, akhlak kejiwaan, rasa kebangsaan, rasa profesionalisme kita membentuk dia. Kok, jadi seperti ini. Di mana salahnya? Ini lah yang harus kita pikirkan untuk memperbaiki dan rasanya dia itu patut merubah organisasinya menjadi bagaimana yang diharapkan oleh para purnawirawan semua dan rakyat," pungkasnya.
Hercules Preman Tak Bisa Mati
Hercules
Yayat Sudrajat
Yayat Sudrajat Sebut Hercules takut pulang kampung
Geger! Ribuan Anak Buah Hercules 'Preman Tak Bisa Mati' Geruduk KPK: Minta Usut Kasus Blok Medan |
![]() |
---|
SOSOK 4 Anak Hercules 'Si Preman Tak Bisa Mati' yang Sempat Tantang Jenderal TNI,Lulusan Luar Negeri |
![]() |
---|
Detik-Detik Hercules Tak Berkutik Cium Tangan Sutiyoso, Kapok Lawan Jenderal: Kami ada karena bapak |
![]() |
---|
Hercules 'Preman Tak Bisa Mati' Ditegur Keras Prabowo usai Omongannya Sembrono,Kini Bak Sembah Sujud |
![]() |
---|
Reaksi Hercules 'Preman Tak Bisa Mati' Ketua GRIB Jaya usai Anak Buahnya Ditangkap Kasus Premanisme |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.