Apa Dampak dari Fenomena 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek? Simak Penjelasannya

Menjadi hari terpendek di mana bumi berputar lebih cepat dibanding hari biasanya, ternyata ini dampak tanggal 5 Agustus 2025 jadi hari terpendek.

Editor: Yuni Astuti
TribunBengkulu.com/Canva
FENOMENA 5 AGUSTUS - Ilustrasi bumi yang diambil dari canva, Ini dampak fenomena tanggal 5 Agustus 2025. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Menjadi hari terpendek di mana bumi berputar lebih cepat dibanding hari biasanya, ternyata ini dampak tanggal 5 Agustus 2025 jadi hari terpendek.

Trend penyingkatan waktu di fenomena tanggal 5 Agustus 2025 menjadi tren global yang diamati para ilmuwan.

Fenomena ini diamati dengan cermat oleh badan seperti International Earth Rotation and Reference Systems Service dan US Naval Observatory, dan bisa berdampak luas pada sistem teknologi dunia.

Secara teori, satu hari berlangsung selama 24 jam, atau 86.400 detik. Namun kenyataannya, waktu rotasi Bumi tidak selalu tepat. Variasi kecil ini dalam skala milidetik terjadi karena berbagai faktor seperti:

Tarikan gravitasi Bulan 

Perubahan musiman di atmosfer, Pergerakan inti cair Bumi.

Sejak diperkenalkannya jam atom pada tahun 1955, penyimpangan sekecil apa pun dalam panjang hari mulai dicatat secara akurat. 

Bahkan, pada 5 Juli 2024 lalu, Bumi mengalami hari terpendek sejak pengukuran presisi dimulai: 1,66 milidetik lebih pendek dari biasanya.

Apa Dampaknya bagi Dunia Modern? 

Meski tak terasa dalam kehidupan sehari-hari, penyimpangan waktu sekecil milidetik berdampak besar pada sistem teknologi yang bergantung pada waktu presisi, seperti: 

  • Satelit navigasi GPS, 
  • Jaringan telekomunikasi, 
  • Sistem transaksi keuangan, 
  • Infrastruktur listrik. 

Untuk itu, jam atom digunakan untuk menghitung waktu yang sangat presisi. 

Sistem ini disebut UTC (Coordinated Universal Time) dan digunakan oleh seluruh perangkat digital di dunia. 

Jika perbedaan waktu antara jam atom dan rotasi Bumi terlalu besar, langkah koreksi seperti “leap second” (penambahan satu detik) akan diberlakukan.

Sejak 1972, 27 leap second telah ditambahkan. 

Namun, seiring Bumi berputar semakin cepat, kini ada kemungkinan kita harus mengurangi satu detik dari UTC—sebuah “leap second negatif” yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved