TRIBUNBENGKULU.COM - Fakta Mengejutkan di Balik Keseharian Arya Daru Terungkap! Penjaga kosan Siswanto akhirnya angkat bicara soal perilaku diplomat muda Arya Daru Pangayunan sebelum ditemukan tewas pada 8 Juli 2025.
Menurut pengakuannya, Arya kerap terlihat keluyuran malam dan bengong sendirian di sofa dekat dapur sejak Mei.
Meski dikenal pendiam dan tertutup, perubahan sikap Arya belakangan ini membuat Siswanto curiga.
Ia bahkan menyebut Arya mulai beralih dari vape ke rokok, dan sering terlihat termenung tanpa alasan jelas.
Penyidik menyimpulkan kematian Arya bukan karena pembunuhan, melainkan mengakhiri hidup sendiri, karena tidak ditemukan DNA atau sidik jari orang lain di kamar.
Namun, publik masih ramai memperdebatkan hasil penyelidikan tersebut
Sementara publik masih bertanya-tanya soal kematian Arya Daru, Siswanto baru-baru ini mengungkap fakta mengejutkan yang baru ia sampaikan ke khalayak.
Sering ketemu selama satu tahun lebih, Siswanto hafal betul dengan sifat Arya Daru.
Diakui Siswanto, Arya Daru adalah sosok yang pendiam dan tertutup.
Fakta tersebut disampaikan Siswanto saat berbincang dengan Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno.
"Emang (Daru) orangnya tertutup ya enggak pernah cerita-cerita gitu ya?" tanya Oegroseno, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Dipo Kompas TV, Senin (4/8/2025).
"Enggak orangnya pendiam," kata Siswanto.
Dari pengamatan Siswanto, Arya Daru sering duduk sendirian di sofa dekat dapur kamar kosannya.
Tiap kali bertemu dengan Arya Daru, Siswanto menyebut sang diplomat pasti sedang bengong.
"Terus kalau beliau duduk di sana (sofa dapur) lagi libur juga, kayak bengong gitu loh. Duduknya di sana itu," ujar Siswanto seraya menunjuk kursi yang biasa diduduki almarhum.
Baca juga: Sempat Menghilang, Penjaga Kosan Arya Daru yang Dicurigai Kini Muncul, Bongkar Saat Malam Kejadian
Bak baru tersadar, Siswanto menyebut ia sempat menangkap gelagat tak biasa Arya Daru sejak Mei 2025 lalu.
Kata Siswanto, Arya Daru sering bengong dua bulan belakangan ini.
"Akhir-akhir ini, beberapa bulan sebelum kejadian ini, sebulan dua bulan lah (Arya Daru) sering bengong di sana," ungkap Siswanto.
Bahkan Arya Daru mengubah kebiasaannya yakni dari menghisap vape jadi rokok.
"Kalau ngerokok kan, kalau main HP kan?" ujar Siswanto.
"Emang ngerokok dia?" tanya Oegroseno.
"Awalnya ngevape saya lihat, sekarang merokok," pungkas Siswanto.
Tak hanya itu, Siswanto juga melihat keseharian lain dari Arya Daru.
Sering dilihat Siswanto, Arya Daru kerap pergi malam hari.
"(Arya Daru) Sering pergi kalau malam saya lihat, kalau pulangnya sore, nanti malamnya pergi lagi sekitar jam 8/9 (malam) lah," kata Siswanto.
Tiap kali pergi malam, Siswanto sering melihatnya.
Tapi Siswanto tidak tahu jam berapa Arya Daru pulang ke kosan.
"Kalau (Daru) sering lihat pergi naik grab," cerita Siswanto.
"Pulangnya jam berapa?" tanya Dipo Nurbahagia.
"Pelayan kan enggak tahu, kan punya kunci masing-masing," ujar Siswanto.
"Tapi pulang? apa misalnya ketemu pagi?" tanya Dipo.
"Ketemu kalau pagi, kan saya seringnya di belakang," akui Siswanto.
Muncul Isu Cinta Segitiga
Kematian misterius diplomat muda Arya Daru terus menuai tanda tanya.
Belakangan, mencuat isu mengejutkan, dugaan cinta segitiga dan keterlibatan sosok aparat disebut-sebut berada di balik tragedi ini.
Publik makin dibuat penasaran seiring munculnya dan kesaksian baru yang menyeret unsur asmara dan kekuasaan dalam kasus ini.
Meskipun pihak kepolisian telah memastikan penyebab kematian Arya Daru Pangayunan karena bunuh diri, namun spekulasi belum juga reda.
Diketahui sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap hasil penyelidikan soal misteri diplomat muda Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas di kamar kos di kawasan Menteng Jakarta Pusat dengan kepala terlilit lakban kuning pada 8 Juli 2025 lalu.
Hal ini dipaparkan dalam jumpa pers Polda Metro Jaya yang digelar pada Selasa (29/7/2025).
Isu dugaan adanya cinta segitiga di balik kasus kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan kini tengah heboh jadi perbincangan.
Isu ini menyeruak setelah sejumlah kejanggalan di balik kasus kematian Arya Daru belum terjawab.
Salah satunya terkait ponsel korban yang hilang, gelagat di gedung Kemenlu, hingga sosok perempuan yang bernama Vara atau Farah.
Meski temuan-temuan Polisi mengarah ke arah dugaan bunuh diri, sebagian orang masih curiga bahwa korban dibunuh seseorang.
Dugaan cinta segitiga pun jadi perbincangan seperti yang diungkapkan oleh Praktisi Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo.
Dia curiga almarhum Arya Daru tewas karena dibunuh oleh seseorang.
Tak cuma sekedar masalah cinta segitiga, Nicholay juga curiga bahwa kasus ini melibatkan oknum aparat.
"Saya menenggarai pembunuhan ini, bukan pembunuhan biasa, tetapi ada latar belakang tertentu," kata Nicholay dikutip dari Youtube Sindonews, Kamis (31/7/2025).
"Dari berbagai kabar yang sempat kami kumpulkan, kami dapatkan, ini adalah masalah pertama disamping masalah pekerjaan, ada masalah cinta segitiga yang melibatkan seorang istri dari seorang oknum tertentu," ujarnya.
Sehingga, kata dia, hal ini harus didalami.
Seperti mulai dari jejak digital melalui handphone istri korban dan korban.
"Maka ini harus didalami dulu jangan tiba-tiba langsung dibilang mati karena bunuh diri, dicek dulu HP istrinya, dicek dulu alur transaksi, dicek dulu record dari HP yang bersangkutan dan istrinya," kata Nicholay.
Nicholay tidak menyebut oknum aparat yang dia maksud ini berasal dari instansi yang mana.
Namun Nicholay mengatakan bahwa pihak Polda Metro Jaya harus bekerja sama dengan Dempom TNI dalam kasus ini.
"Makanya saya mengatakan gini, ini feeling saya, bahwa ini ada keterlibatan oknum tertentu, dan oleh karena itu pihak penyidik Polda harus menggandeng pihak POM TNI atau PM TNI, harus menggandeng," kata Nicholay.
Hotman Paris Ragukan Hasil Penyelidikan
Hotman Paris beda pendapat dengan hasil penyelidikan Polda Metro Jaya terkait kematian Arya Daru dengan kondisi wajah dilakban di kosnya di Kawasan Menteng Jakarta Pusat pada 8 Juli 2025.
Pengacara kondang itu, meyakini bahwa diplomat Arya Daru tewas dibunuh bukan bunuh diri.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa dalam kasus tersebut tidak ditemukan keterlibatan pihak lain, dan menyimpulkan bahwa Arya meninggal karena bunuh diri.
Namun, Hotman Paris menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kesimpulan tersebut.
Menurutnya, sangat tidak masuk akal jika seseorang bisa mengakhiri hidup dengan cara melilitkan lakban ke kepalanya sendiri secara rapi.
"Mana mungkin orang bunuh diri pakai lakban serapi itu? Saya tidak percaya," ujar Hotman dalam wawancaranya yang diunggah melalui kanal YouTube Intens Investigasi.
Meski sejumlah ahli menyebut tidak terdapat bukti pembunuhan, Hotman tetap bersikukuh bahwa kematian Arya Daru bukanlah murni bunuh diri.
Ia menegaskan bahwa naluri hukumnya sebagai pengacara kuat mengatakan ada kejanggalan dalam kasus ini.
"Saya hanya mengatakan, saya kurang yakin. Insting saya menyebutkan ini bukan kasus bunuh diri," kata Hotman.
Teka-Teki Sosok Fara dan Orang Terakhir
Teka-teki sosok wanita bernama Fara di balik kematian diplomat Arya Danu Pangayunan.
Polisi tidak menjelaskan secara gamblang sosok Fara, beralasan hubungan Fara dengan Arya Danu tidak bisa diungkap karena bersifat pribadi atau privasi.
Sebelum kematian Arya Danu, Polisi menemukan komunikasi Arya Danu dengan Fara.
Warganet mulai mengkaitkan kematian Arya Danu terkait motif asmara atau orang ketiga.
Namun, polisi memilih menutupi adanya hubungan khusus antara wanita bernama Vara yang sempat bersama Arya Danu ke Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Polda Metro Jaya memilih menyembunyikan hubungan Arya Daru dengan Vara karena alasan privasi.
Bahkan diketahui juga kalau Arya Daru sempat salah mengirim pesan WhatsApp sebelum ditemukan meninggal dunia.
Arya Daru Pangayunan ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Sebelum ditemukan tewas, Arya Daru tidak bisa dihubungi oleh istrinya, Meta Ayu Puspitanti, yang tinggal terpisah di Yogyakarta.
Komunikasi terakhir Arya Daru dan istrinya yakni pada pukul 21.00 WIB.
Saat itu Arya Daru baru selesai berbelanja pakaian di Grand Indonesia.
Barang belanjaan itu juga diketahui oleh Meta Ayu, yang akrab disapa Pita.
Rupanya Arya Daru masuk ke toko di Grand Indonesia itu bersama dengan Fara.
Tak hanya Fara, ada seorang lagi yang bersama mereka, yakni Dion.
Tidak diketahui apakah Pita tahu soal Fara dan Dion atau tidak.
Namun saat ditanya hubungan antara Arya Daru dan Vara, Dirreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) Kombes Pol Wira Satya Triputra enggan mengungkapnya.
"Kalau masalah hubungannya kami tidak bisa sampaikan karena itu privasi," kata Wira Satya saat konferensi pers, Selasa (30/7/2025).
Bahkan saat ditanya soal isu adanya orang ketiga di hubungan Daru, Wira enggan memberikan jawaban apapun.
Pun pertanyaan soal pesan yang salah dikirim oleh Arya Daru saat menuju ke bandara pun tidak dijawab secara gamblang.
"Terkait bandara, korban keluar dari Grand Indonesia itu naik taksi, tapi baru jalan kira-kira sekitar lima menit langsung minta untuk berubah arah.
Jadi gak sampai ke mana-mana, paling baru jalan sekitar 200-300 meter langsung balik arah menuju ke Kemenlu," ungkap Wira.
Juga soal chat WhatsApp salah kirim, Wira Satya pun tak memberikan komentar apapun.
Pada tangkapan layar CCTV yang diperlihatkan oleh Polda Metro, terlihat Arya Daru sedang menunggu taksi.
Saat itu Arya Daru juga berkomunikasi dengan istrinya kalau ia sedang antre taksi.
Rupanya menurut saksi, Arya Daru salah kirim WhatsApp.
"Berdasarkan CCTV terlihat korban antre taxi Blue Bird membawa tas gendong dan tas belanja, sesuai dengan keterangan saksi bahwa korban salah mengirim pesan WhatsApp" tulis keterangan di foto itu.
Sejak saat itu ponsel Arya Daru mati dan tidak bisa dihubungi oleh istrinya hingga keesokan hari.
Karena suaminya tak bisa dihubungi, Pita pun menghubungi penjaga kos, Siswanto.
Pita bahkan berkali-kali menelepon Siswanto pada malam hingga pagi harinya.
Ibu dua anak itu sampai mencurigai posisi sandal yang ada di depan kamar Arya Daru.
"Terima kasih banyak, Pak Sis. Maaf merepotkan. Tapi sandalnya sudah berubah berarti tadi sempat pulang ya, Pak?," tulis Pita pada chat WhatsApp yang dikirim ke Siswanto.
Trigger kematian Arya Danu?
Komisioner Kompolnas Choirul Anam sempat memberikan bocoran soal sosok yang terakhir berkomunikasi dengan Arya Daru.
Bahkan ia mengatakan kalau komunikasi itu jadi trigger kematian Arya Daru.
"Sebenarnya apapun kondisinya, pasti ada satu moment untuk mentrigger, salah satu momen untuk mentriger yang paling penting adalah komunikasi terakhir," kata Anam.
Ia mengatakan, komunikasi terakhir itu bahkan membawa dampak yang bisa jadi efeknya traumatis ke belakang.
Namun ia memberikan informasi seolah bahwa komunikasi terakhir yang dimaksud itu bukan dengan istrinya.
"Nanti biar dijelasin sama Polda Metro, karena tidak hanya dengan keluarga. Semoga besok juga bisa diungkapin sama Polda Metro. Tapi itu momentum terakhir itu jadi sangat penting, juga untuk menjelaskan kenapa kok pilihannya kematian," jelas dia.
Hubungan asmara
Sosok Vara kemudian dicurigai oleh publik karena sosoknya tidak diungkap dengan gamblang oleh pihak kepolisian.
Hal itu diungkap oleh Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum Mustofa Nahrawardaya.
"Saat press con selesai ada pertanyaan dari wartawan, menurut saya ada satu pertanyaan yang bikin polisi menurut saya gelagapan menjawabnya. Ketika Vara itu bagaimana hubungannya dengan korban," kata Mustofa dikutip dari Youtube TV One, Rabu (30/7/2025).
"Oh ini privat tidak boleh kami sampaikan. Bagaimana kami mengungkap sesuatu kalau private?," kata Mustofa lagi.
Jawaban itu menurut Mustofa justru malah menimbulkan spekulasi di publik.
"Wartawan itu kan curiga, memang isu yang berkembang di kalangan wartawan, bahwa ini terkait dengan asmara," jelasnya.
Apalagi jika dikaitkan dengan gelagat istri Arya Daru di malam sebelum almarhum ditemukan tewas.
"Apakah sehari sebelumnya, dua hari sebelumnya, selama ngekos di situ, apakah sebegitu intens istrinya menelepon suaminya? atau berhubungan?," ujarnya.
Ia pun merasa penasaran dengan intensitas Pita yang meminta penjaga kos terus memantau kamar Arya Daru.
"Kok dia terus-terusan mengejar penjaga kos dan mengawasi ke kamarnya, sampai memutar CCTV segala. Itu berarati intensitas istrinya untuk berkomunikasi melalui HP tidak biasa pada hari itu," kata Mustofa lagi.
Mustofa pun menduga bahwa istri dan keluarga sudah mengetahui adanya masalah sebelum hari itu.
"Artinya si istrinya mengecek dari detik per detik, menit per menit, ke penjaga kos untuk mengecek suaminya. Dan ini tidak gamblang disampaikan oleh kepolisian," ungkap dia lagi.
Artikel ini telah tayang di TribunNewsBogor.com