Siapa Sangka! Usaha Susu Jelly Teras Kawan Haus Bikin IRT di Bengkulu Raup Cuan Jutaan

Ringkasan Berita:

• Sari berhasil mengembangkan usaha minuman susu jelly dengan nama Teras Kawan Haus hingga bisa menghasilkan cuan jutaan
• Teras Kawan Haus juga menawarkan berbagai varian rasa, seperti chocolate, thai tea, milk strawberry, leci yakult, dan mango yakult.
• Sari kini memproduksi rata-rata 100 botol susu jelly setiap minggu, belum termasuk pesanan khusus dari pelanggan tetap.

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Seorang ibu rumah tangga di Bengkulu Sari berhasil mengembangkan usaha minuman susu jelly dengan nama Teras Kawan Haus hingga bisa menghasilkan cuan jutaan.

Usaha rumahan yang awalnya hanya coba-coba itu kini menjadi sumber pendapatan bagi keluarganya.

Sari bercerita bahwa ia memulai usaha tersebut karena ingin memanfaatkan waktu luang di rumah.

"Daripada saya bengong di rumah tidak menghasilkan apa-apa, saya mencoba inovasi," kata Sari.

Susu jelly memang sudah banyak dijual, namun ia bereksperimen dengan berbagai resep dari YouTube, Instagram, dan TikTok hingga menemukan rasa yang cocok.

Teras Kawan Haus juga menawarkan berbagai varian rasa, seperti chocolate, thai tea, milk strawberry, leci yakult, dan mango yakult.

Sari berharap usahanya dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas oleh masyarakat Bengkulu.

Baca juga: Oca Bakery Milik Bunda Oca Hadirkan Roti Serba Rp5.000 Soal Rasa Berani Diadu

"Kenapa saya memilih susu jelly? Karena semua pasti suka, dari anak kecil sampai orang dewasa," ujarnya.

Melalui usaha bernama Teras Kawan Haus, Sari kini memproduksi rata-rata 100 botol susu jelly setiap minggu, belum termasuk pesanan khusus dari pelanggan tetap.

Produknya juga sudah dititipkan di beberapa toko dan titik penjualan sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkannya.

Dengan harga Rp10 ribu per botol, omzet yang diperoleh bisa mencapai sekitar Rp1 juta dalam seminggu. Namun Sari mengakui bahwa tidak semua produk selalu laku terjual.

"Tapi ada kemungkinan tidak laku atau basi, jadi yang kembali ke saya sekitar 80 persennya," tukas Sari.