Berita Viral

Nasib Pilu Guru Honorer di Lombok Dicoret Dapodik Imbas Tolak Ajakan Nikah Kepsek Beristri

Nasib Pilu Guru Honorer di Lombok Tolak Ajakan Kepsek Beristri Menikah Dikeluarkan dari Dapodik

Editor: Hendrik Budiman
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
INTIMIDASI GURU - Ilustrasi guru. Guru honorer yang berinisial EM dikeluarkan dari Dapodik diduga karena menolak dinikahi Kepsek yang diketahui telah memiliki istri. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Nasib pilu  guru honorer perempuan di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) berinisial EM itu dikeluarkan dari Data Pokok Kependidikan (Dapodik) secara sepihakoleh Kepala Sekolah (Kepsek) berinisial NT.

Alasannya karena EM tidak mau menerima ajakan NT yang sudah beristri, untuk menikah dan berimbas dikeluarkan dari Dapodik.

Kini, EM tidak bisa lagi login di akun Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). 

Tidak hanya itu, EM yang merasa malu dan trauma, kini tidak lagi datang ke sekolah untuk mengajar murid-muridnya.

Terungkapnya kasus ini bermula dari cerita keluarga EM.

SY, pihak keluarga guru EM mengatakan Kepsek NT diketahui telah memiliki istri.

Baca juga: Nestapa Bocah 6 Tahun di Curup Utara Bengkulu yang Cacingan Parah: Juga Alami Disabilitas & Stunting

Guru honorer EM tersebut dikeluarkan diduga karena menolak dinikahi Kepsek yang diketahui telah memiliki istri. 

"Kepala Sekolah ini merayu lewat chat WA dan mengajak adik saya menikah, namun tidak direspons sama adik saya, padahal dia (Kepsek) sudah ada istri," jelas SY pada Selasa (30/9/2025) dikutip dari Tribun Lombok.

SY mengungkapkan NT sudah sering kali mengajak EM untuk menikah. 

Hal tersebut diketahui dari percakapan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp (WA) yang dikirim Kepsek kepada EM. 
 
SY mengungkapkan, Kepsek NT sebelumnya juga mengancam EM akan dikeluarkan dari data guru di Dapodik sehingga tidak bisa mengikuti pendidikan profesi guru (PPG). 

"Saat itu adik saya menanyakan apakah bisa ikut PPG, terus Kepsek ini menjawab kalau tidak menerima saya, saya ceklist namanya supaya tidak dapat, itu kata percakapannya yang saya lihat," tutur SY. 

Setelah itu, SY kemudian mengecek data EM, namun tidak bisa login, sehingga ia menduga datanya telah dihapus. 

Sejak saat itu EM tidak masuk sekolah untuk mengajar dikarenakan masih trauma. 

"Saya belum tahu pasti, namun kemungkinan datanya sudah terhapus atau password akun GTK adik saya sudah diganti, karena oknum Kepsek tersebut juga pegang datanya," terangnya. 

Ia berharap Dinas Pendidikan (Dikbud) Lombok Timur menindak tegas oknum Kepsek tersebut karena dinilai mencederai dunia pendidikan.

Dia khawatir jika dibiarkan kedepannya guru-guru lain jadi korban, bahkan juga bisa menimpa siswa. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved