Berita Viral

Balasan Menohok Ferdinand Hutahaean Soal Ucapan Purbaya yang Sebut Pertamina Malas

Purbaya, kata Ferdinand, tidak mengetahui bahwa hal tersebut menyangkut geopolitik global dan internasional.

Editor: Hendrik Budiman
Instagram/ferdinand_hutahaean - KOMPAS.com/Intan Maharani
BALAS UCAPAN PURBAYA - Politisi PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, berkomentar mengenai pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa soal PT Pertamina (Persero). Purbaya mengklaim Pertamina malas membuat kilang baru. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menyebut Pertamina “malas-malasan” membangun kilang minyak langsung disambar Ferdinand Hutahaean. Politisi PDIP itu menyebut Purbaya minim informasi dan menyepelekan kompleksitas proyek energi nasional.

Menurut Ferdinand, Menteri Purbaya kurang mendapat informasi.

"Pernyataan Saudara Purbaya di hadapan DPR terkait dengan Pertamina yang mengatakan Pertamina itu malas-malasan bangun kilang Pak Purbaya saya pikir nir informasi tidak mengetahui tentang kilang dan bawa bangunan kilang itu tidak semata bicara tentang uang," kata Ferdinand dikutip dari akun instagram pribadinya, Kamis (2/10/2025).

Purbaya, kata Ferdinand, tidak mengetahui bahwa hal tersebut menyangkut geopolitik global dan internasional.

"Saya kasih contoh mengingatkan saudara purbaya supaya tidak asal bicara," kata Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand Hutahaean menyangkut pembangunan kilang di Tuban. Dimana pembangunan itu telah disepakati oleh Pertamina dengan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

Diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut  Rosneft, saat ini tengah melakukan evaluasi ulang terhadap rencana investasi pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur.

Baca juga: Baru Sehari Menkeu Purbaya Bicara soal Kilang Dibakar, Dumai Langsung Terbakar

"Sampai hari ini tidak bisa dilakukan pembangunannya padahal Pertamina telah mengeluarkan uang triliunan Rupiah membebaskan tanah di Tuban untuk pembangunan kilang tersebut," kata Ferdinand Hutahaean.

"Tapi apa yang terjadi Amerika melakukan embargo terhadap Rusia akibat perang Ukraina dan sampai skearang Rusia tidak mampu membangun kilang tersebut," sambungnya.

"Indonesia bisa apa dengan sanksi Amerika enggak bisa apa-apa jadi kalau Purbaya asal bicara," kata Ferdinand.

Ferdinand Hutahaean pun memberikan pesan kepada Menteri Purbaya Yudhi Sadewa.

"Sebaiknya kurang-kurangilah merasa paling jago dari semua orang, merasa paling rajin dari semua pejabat, merasa paling mampu dari semua pejabat dan merasa paling fatal menyepelekan persoalan bangsa yang ada," kata Ferdinand Hutahaean.

"Biasanya orang yang gampang menyepelekan dan menggampangkan masalah akan terjerembab di tengah jalan dan jatuhnya akan menjadi menyakitkan," tutup Ferdinand.

Ucapan Menkeu Purbaya

Purbaya lalu mengungkit soal janji Pertamina untuk membangun 7 kilang baru dalam 5 tahun pada 2018 silam, namun hingga sampai sekarang sudah 7 tahun berlalu, tak satu pun kilang dibangun.

Pada 2018, Purbaya saat itu menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di bawah Luhut Binsar Pandjaitan, sehingga tugasnya kerap bersinggungan dengan Pertamina.

Padahal saat itu, kata Purbaya, terdapat investor asal China yang menawarkan diri untuk membangun kilang baru di Indonesia, dengan tawaran Pertamina harus membeli produk mereka.

Investor China tersebut juga menjanjikan ke Pertamina, bahwa bila sudah beroperasi selama 30 tahun maka kilang minyak tersebut bisa diambil alih Pertamina secara cuma-cuma. Kendati demikian, tawaran investor China itu ditolak oleh Pertamina.

Saat itu, Pertamina berdalih sudah merencanakan pembangunan 7 kilang baru, sehingga bila menyetujui proposal dari China, bisa berpotensi mengakibatkan kelebihan kapasitas.

"Mereka (Pertamina) akan bangun tujuh kilang baru dalam waktu 5 tahun. sampai sekarang kan enggak ada satu pun. Yang ada malah beberapa dibakar. Jadi bapak tolong kontrol mereka juga," kata Purbaya.

Ia meminta DPR sebagai fungsi legislatif, ikut mendesak Pertamina agar segera membangun kilang minyak baru supaya APBN tidak jebol.

"Dari saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol (Pertamina), karena kita rugi besar. karena kita impor dari mana dari Singapura.

"Mereka bilang iya tapi ke depan akan jadi, sampai sekarang enggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar kan," ucap Purbaya mengungkit soal beberapa insiden kebakaran di kilang Pertamina beberapa waktu terakhir.


Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved