Berita Viral

Tampang Asli Wahyu yang Ditangkap Benarkah Sosok Hacker Bjorka? Ini Penjelasan Resmi Polisi

Tampang asli Wahyu, wajah hacker Bjorka tanpa masker yang ditangkap polisi. Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com denga

Editor: Hendrik Budiman
Dok Polda Metra Jaya
HACKER BJORKA - Sosok hacker Bjorka yang sempat menghebohkan publik Indonesia akhirnya terungkap di tangan Subdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya di bawah komando AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon. Sang hacker Bjorka, pria berinisial WFT (22), asal Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara. Ia ditangkap pada Selasa (23/9/2025) di Desa Totolan, Minahasa. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Tampang asli Wahyu, wajah hacker Bjorka tanpa masker yang ditangkap polisi.

Sosok Bjorka bisa dibilang hacker paling dicari di Indonesia saat ini.

Betapa tidak, aksinya beberapa waktu lalu bikin heboh dan viral di media sosial.

Kini polisi mengaku sudah menangkap sang hacker, namun wajahnya saat penangkapan saat itu pakai masker.

Wahyu alias WFT (22), pemilik akun X bernama Bjorka dengan username @bjorkanesiaaa, ditangkap Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya.

Ia diduga terlibat dalam pembobolan 4,9 juta data nasabah salah satu bank swasta di Indonesia.

Penangkapan dilakukan di rumah kekasih WFT, berinisial MGM, di Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (23/9/2025).

Berdasarkan rekaman video berdurasi 25 detik yang diterima Kompas.com, tim Subdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya tampak menginterogasi WFT. 

Baca juga: Fakta Mengejutkan Bjorka Hacker yang Diincar Sejak 2020, Tak Lulus SMK Belajar IT Otodidak 

Ia duduk bersama MGM dan seorang perempuan lain. 

Saat penangkapan, WFT terlihat tegang. 

Ia mengenakan kaus hitam lengan pendek dan celana pendek, dengan kedua tangannya saling digesekkan menunjukkan kegugupan. 

Seorang polisi kemudian memintanya menunjuk sebuah ponsel.

Di sisi lain, MGM dan seorang ibu tampak kebingungan melihat proses interogasi. 

Mereka hanya duduk sembari menyaksikan sejumlah polisi melakukan pemeriksaan.

Pelaku mengaku telah membobol 4,9 juta data nasabah salah satu bank swasta di Indonesia. 

Klaim ini hendak WFT gunakan untuk memeras. 

Namun, hak ini belum terjadi karena pihak bank melaporkan ke polisi. 

Sosok Asli Wahyu

Wakil Direktur Reserse Siber AKBP Fian Yunus menegaskan, WFT bukan merupakan seorang ahli Information Technology (IT). 

“Hanya orang yang tidak lulus SMK. Namun, sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT,” ucap Fian. 

Saat melancarkan aksinya, WFT beraksi seorang diri di rumahnya tanpa bantuan orang lain. 

“Ya, sehari-hari dia tidak ada pekerjaan, jadi memang setiap hari hanya di depan komputer. Dia sudah lama sekali dari 2020, dia sudah mulai mengenal dan mempelajari komunitas dark web, dark forum,” ungkap Kasubdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon.

“Dari situlah pelan-pelan dia mulai mempelajari bagaimana mencari uang di dunia dark web, di dunia komputer. Ya, itu saja,” tambah dia. 

Apakah benar Bjorka? 

Fian tidak bisa memastikan, apakah WFT merupakan Bjorka yang memang sempat menghebohkan Indonesia atau tidak. 

“Mungkin, jawabannya saya bisa jawab, mungkin. Apakah Bjorka 2020? Mungkin. Apakah dia Opposite 6890 yang dicari-cari? Mungkin,” kata Fian. 

Fian menjelaskan, di dunia siber ada istilah everybody can be anybody. 

Oleh karena itu, polisi masih mendalami keterkaitannya. 

“Kami perlu pendalaman lebih dalam lagi terkait dengan bukti-bukti yang kami temukan, baik itu data-datanya, jejak digitalnya, sehingga itu bisa kita formulasikan. Saya belum bisa menjawab 90 persen, tetapi kalau anda tanya sekarang, saya bisa jawab, mungkin,” ujar dia.

Aktivitas di dark web

Berdasarkan hasil pemeriksaan, WFT sudah aktif di media sosial dan mengaku sebagai Bjorka sejak 2020. 

Pelaku juga memiliki akun di dark forum dengan nama Bjorka. 

Namun, pada 5 Februari 2025, akun dark forum milik WFT menjadi sorotan publik sehingga ia mengganti nama akun tersebut menjadi SkyWave. 

“Setelah dia mengganti (SkyWave), kemudian pelaku melakukan posting terhadap contoh-contoh atau sampel tampilan akses perbankan atau mobile banking salah satu nasabah bank swasta,” kata Kasubdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, dalam jumpa pers, Kamis (2/10/2025).

“Kemudian setelah itu di bulan Februari juga pelaku meng-upload-nya melalui akun X yang bernama @bjorkanesiaa. Setelah itu dia akan mengirim pesan kepada bank yang dimaksud dengan niat untuk melakukan pemerasan,” tambah dia.

Pada Maret 2025, WFT melalui Telegram telah mengunggah ulang data yang dia peroleh. 

Hal ini memperkuat dugaan pelaku memiliki jaringan dan keterkaitan dengan forum-forum jual beli data secara ilegal. 

Jual data puluhan juta 

Berdasarkan pengakuan pelaku, ia mengusai sejumlah data, termasuk data perbankan, data perusahaan kesehatan, serta data perusahaan swasta di Indonesia. 

Pelaku mengklaim juga telah memperjualbelikan data tersebut melalui berbagai akun media sosial, yakni Facebook, TikTok, hingga Instagram dengan nama serupa. 

“Dari hasil penjualan tersebut, pelaku menerima pembayaran melalui akun-akun kripto yang dimiliki oleh pelaku dan secara rutin pelaku ini juga selalu mengganti,” kata Herman. 

“Jadi, setelah akun tersebut di-suspend, maka dia akan selalu mengganti dengan akun-akun yang baru dan menggunakan email yang baru,” tambah dia. 

Data sejumlah perusahaan yang dikuasai WFT bernilai puluhan juta rupiah saat dijual di dark web. 

Nilai tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pelaku dan pembeli. 

Kerap Berganti Nama

Wakil Direktur Reserse Siber AKBP Fian Yunus menekankan bahwa WFT telah mengeksplor dark web sejak 2020. 

Fian menjelaskan bahwa di dark web, sejumlah akun anonim menjual berbagai jenis data, termasuk data pribadi hasil peretasan dan serangan ransomware. 

Namun, aparat penegak hukum internasional, yakni Interpol, FBI, serta kepolisian Prancis dan Amerika Serikat menutup platform dark web yang digunakan WFT. 

“Sehingga si pelaku ini akan lompat dari satu aplikasi dark web ke aplikasi dark web yang lain. Tetapi perangkat bukti digital yang kita temukan itu masih tersimpan di dalam perangkat-perangkat tersebut dalam bentuk jejak digital,” ujar Fian. 

“Nah untuk yang sekarang kita bisa melihat secara kasat mata, pelaku ini aktif di dark forum, namanya darkforum.st itu sejak Desember 2024 dengan nama Bjorka,” imbuh dia. 

Pada bulan yang sama, WFT mengganti nama menjadi SkyWave. 

Selanjutnya, pada Maret 2025 ia kembali mengubah nama menjadi ShinyHunter, dan pada Agustus 2025 berganti lagi menjadi Opposite 6890. 

“Jadi tujuan pelaku melakukan perubahan nama-perubahan nama ini adalah untuk menyamarkan dirinya dengan membuat menggunakan berbagai macam, tentunya email atau nomor telepon atau apa pun itu sehingga yang bersangkutan sangat susah untuk dilacak,” ungkap Fian. 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved