Kelangkaan Minyak Goreng di Bengkulu, Pengamat: Pemerintah Diminta Awasi Jalur Distribusi
Rektor Universitas Dehasen Bengkulu, Kamaludin selaku pengamat ekonomi memberikan tanggapan terkait kondisi kelangkaan minyak goreng di Provinsi Bengk
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Rektor Universitas Dehasen Bengkulu, Kamaludin selaku pengamat ekonomi memberikan tanggapan terkait kondisi kelangkaan minyak goreng di Provinsi Bengkulu.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kota Bengkulu sudah melakukan sidak dan mendapati gudang minyak goreng yang kosong dan adanya keterlambatan pengiriman minyak goreng.
Kamaluddin menilai, ada beberapa hal yang juga menyebabkan kelangkaan ini, diantaranya pengawasan jalur distribusi minyak goreng ke Provinsi Bengkulu.
"Dari pabrik hingga sampai ke masyarakat ini, melewati beberapa jalur mulai dari pabrik, gudang, pedagang baru kemasyarakatan," kata Kamaluddin, kepada TribunBengkulu.com, pada Jum'at (25/2/2022).
Ia menambahkan, setiap jalur yang dilalui ini harus adanya pengawasan dari pemerintah.
"Ada kemungkinan pihak-pihak bisa bermain di jalur distribusi ini, karena saat ini jika ada orang yang dapat menimbun minyak goreng bisa meraup keuntungan yang lumayan," ujar Kamaluddin.
Kamaluddin juga menjelaskan, untuk membuat jalur distribusi minyak goreng ini lebih efektif, pemerintah harus melakukan pemeriksaan lebih awal.
"Pemerintah dapat mengawasi jumlah seluruh minyak goreng, yang dikirimkan dari pabrik hingga ke tangan masyarakat nantinya" jelas Kamaluddin.
Selain itu, Kamaluddin menuturkan pengaruh psikologi orang dalam membeli minyak goreng juga berdampak.
"Dengan melihat antrian minyak goreng, orang lain dapat terpengaruh panic buying, lalu membeli minyak goreng melebihi kebutuhan rumah tangga. Misalnya 2 liter minyak cukup 1 minggu, masyarakat membeli minyak goreng lebih dari yang dibutuhkan," kata Kamaluddin.
Sebagai informasi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu, Yenita Syaiful mengatakan, minimnya stok minyak goreng di Kota Bengkulu saat ini bukanlah akibat adanya kelangkaan stok minyak goreng di kalangan distributor.
"Untuk yang dikeluarkan distributor sebenarnya itu stoknya masih seperti biasanya. Stoknya juga sudah diatur sesuai dengan instruksi Kementerian Perdagangan. Tapi memang datangnya itu tidak langsung, bertahap sejak tanggal 16,17,18 Februari kemarin, itu datangnya sedikit-sedikit," ujar Yenita usai meninjau pelaksanaan Operasi Pasar minyak goreng di Pasar Minggu, Selasa (22/2/2022).
Namun menurut Yenita saat ini realitanya minimnya stok minyak goreng di pasar termasuk di ritel moder, adalah akibat panic buying di masyarakat. Sehingga kepanikan inilah yang membuat masyarakat membeli dengan jumlah yang banyak.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Rektor-Universitas-Dehasen-Bengkulu-Kamaludin.jpg)