Tiga Guru Perempuan Dibegal
Tiga Guru Perempuan di Rejang Lebong Bengkulu Dibegal Sepulang Mengajar, Pelaku Muncul dari Semak
Tiga guru perempuan di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu dibegal sepulang mengajar.
Penulis: Romi Juniandra | Editor: prawira maulana
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Tiga guru perempuan di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu dibegal sepulang mengajar.
Kejadian pembegalan ini terjadi di wilayah Desa Apur, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Kamis (24/2) lalu. Tiga korban dihadang pria bersenjata balok kayu dan senjata tajam.
Ceritanya tiga guru perempuan EP, CDJ dan DE ini berasal dari tiga sekolah yang berbeda di Rejang Lebong.
Ketiganya, pulang beriringan setelah mengajar pada Kamis (24/2/2022) lalu. Tujuannya ke rumah masing-masing di Kota Curup ibu kota Kabupaten Rejang Lebong sekitar 2 jam perjalanan.
Di tengah perjalanan, tepatnya di wilayah Desa Apur, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, tiga korban diadang pria bersenjata balok kayu dan senjata tajam.
Pelaku ini tiba-tiba keluar dari dalam semak-semak, mengeluarkan senjata tajam, dan merampas sepeda motor motor.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu mengutuk keras pembegalan terhadap guru di Rejang Lebong, Kamis (24/2/2022) lalu.
Ketua PGRI Bengkulu, Haryadi melalui Wakil Ketua I PGRI Bengkulu, Asep Suparman mengatakan tiga guru ini mengabdi sekolah yang berbeda di Rejang Lebong.
Diceritakan Asep, setelah mendapatkan motor korban, pelaku kemudian kabur ke arah pemukiman Desa Apur.
"Kami mengutuk keras pembegalan ini. Guru ingin mengabdi, janganlah diganggu," ujar Asep kepada TribunBengkulu.com, Minggu (27/2/2022).
Asep mengatakan pihaknya meminta semua pihak, termasuk pihak kepolisian dan perangkat desa bekerja sama mengungkap kasus ini.
"Agar pelaku bisa segera tertangkap, dan kejadian yang sama tak terulang lagi," ungkap dia.
TribunBengkulu.com akan terus mengupdate berita ini
Simak di topik: Tiga guru perempuan dibegal
UPDATE
Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus pembegalan 3 guru di Rejang Lebong.
Hal itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, AKP Samson s Hutapea saat dikonfirmasi TribunBengkulu.com, Senin (28/2/2022).
"Masih diselidiki," ujar AKP Samson.
Sementara, Ketua PGRI Bengkulu, Haryadi melalui Wakil Ketua I PGRI Bengkulu, Asep Suparman mengatakan pihaknya mendapatkan informasi bahwa pembegalan ini bukanlah perbuatan pertama pelaku.
Pelaku, kata Asep, sebelumnya sudah pernah melakukan perbuatan yang sama.
Korbannya adalah tenaga kesehatan, bidan yang bertugas di desa tersebut.
"Bidan itu bahkan sudah lama bertugas di desa tersebut," kata Asep.
Dikatakan Asep, pelaku sendiri masih dikategorikan pemuda tanggung.
Pembegalan ini sendiri terjadi pada Kamis (24/2/2022) lalu.
Guru atas nama EP, CDJ, dan DE. Ketiganya pulang beriringan setelah mengajar dari sekolah masing-masing.
Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di wilayah Desa Apur, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, tiga korban dihadang pria bersenjata balok kayu dan senjata tajam.
Pelaku ini tiba-tiba keluar dari dalam semak-semak, mengeluarkan senjata tajam, dan merampas salah satu motor.
Setelah mendapatkan motor korban, pelaku kemudian kabur ke arah pemukiman Desa Apur.
UPDATE
Tiga guru di Rejang Lebong mengaku trauma usai jadi korban pembegalan pada Kamis (24/2/2022) lalu.
Salah satu korban, CDJ mengatakan dirinya dan dua rekan lain masih merasa ketakutan.
"Ya trauma (diancam pisau)," kata CDJ kepada TribunBengkulu.com, Senin (27/2/2022).
Hingga saat ini, CDJ mengaku dirinya dan dua rekan lain masih menenangkan diri.
Dari Dinas Pendidikan, kata dia, mereka bertiga juga diminta untuk istirahat sampai ada keputusan selanjutnya.
Sementara, untuk mengajar lagi, CDJ mengatakan dirinya dan dua rekan lain berharap bisa dititipkan terlebih dahulu ke sekolah lain untuk sementara.
"Daripada kami mengajar ke sana, belum aman juga," ungkap dia.
Kemudian, jika keputusan atasan tetap harus mengajar di sekolah yang sama, CDJ meminta pengawalan atau jaminan keselamatan.
"Kalau nyawa tetap terancam, mau bagaimana," ujar dia.
CDJ dan dua rekannya, EP dan DE menjadi korban pembegalan di Desa Apur, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Kamis (22/2/2022) lalu.
Kepada TribunBengkulu.com, CDJ menceritakan dirinya dan dua guru lain, EP dan DE dalam perjalanan pulang dari SD tempat tugas masing-masing.
Mereka menggunakan dua motor. CDJ menggunakan motor sendiri, sementara EP membonceng DE.
Saat berada di wilayah Desa Apur, di sebuah penurunan, mereka tiba-tiba dihadang seorang pria bersenjata pisau.
"Pria itu muncul dari semak-semak. Langsung mengeluarkan pisau, menyuruh turun, dan minta motor," kata CDJ.
Karena ketakutan, CDJ mengatakan mereka menyerahkan saja motor yang diminta pelaku.
Pelaku kemudian mengambil motor milik EP.
"Kami serahkan saja, daripada nyawa kami," kata CDJ.