Harga Sayur di Rejang Lebong Anjlok, Distankan Bakal Atur Pola Tanam
Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, akan memberikan pendampikan kepada petani terkait harga sayuran yang terus anjlok.
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, akan memberikan pendampikan kepada petani terkait harga sayuran yang terus anjlok.
Sebelumnya, seorang petani Ferizal warga Desa Sumber Bening kecamatan sepupu Rejang, mengeluhkan harga sayuran yang anjlok, dari harga Rp 3.000 turun hingga Rp 700 perkilogramnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Zulkarnain mengatakan, harga itu mengikuti pasar, dari pihaknya sangat sulit untuk mengintervensi.
"Para petani diminta untuk membuat kelompok tani, dan nanti kita akan melakukan edukasi kepada para petani, seperti mengatur pola tanam ataupun mengakses program pemerintah lebih muda" kata zulkarnain kepada TribunBengkulu.com, pada Sabtu (26/3/2022).
Ia menambahkan, di kabupaten Rejang Lebong ini yang mayoritas pekerjaan masyarakatnya bertani, hingga saat ini baru 30 % yang membuat kelompok tani.
"Diharapkan tahun ini sudah mencapai 50 % kelompok tani, untuk di awal Maret kemarin sudah 58 kelompok tani yang terbentuk. Jika nanti sudah terbentuk kelompok tani harga sayuran bisa diatur" ujar Zulkarnain.
Zulkarnain menjelaskan, dengan adanya kelompok tani ini, para petani harus mendapatkan kartu tani untuk dapat dimanfaatkan.
"Kartu ini dapat membantu para petani mengakses sarana yang dibantu, lalu petani dapat kredit usaha rakyat dengan bungan yang kecil, dan mereka masuk dalam asuransi tani yang sewaktu-waktu dapat membantu petani jika mengalami kegagalan" jelas Zulkarnain.
Sebagai informasi, harga sayuran di Rejang Lebong anjlok. Hal ini dikeluhkan salah seorang petani sayuran di Bumei Pat Patulai, Kabupaten Rejang Lebong, Ferizal (45).
Warga Desa Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang yang sudah 8 tahun bertani ini mengaku kebingungan dengan harga sayuran yang relatif tidak stabil ini.
"Bingung cukup atau tidaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan modal untuk bertani lagi," kata Ferizal, kepada TribunBengkulu.com, Rabu (16/3/2022) yang saat ditemui mengenakan baju kaos dan celana panjang sedang memanen sayur.
Ferizal yang masih harus membiayai kuliah anaknya ini, menjelaskan harga sayur sekarang di angka Rp 700an perkilogram. Dari petani ke pengepul sayuran.
"Sawi dan kol kalau dulu harga yang pernah dijual Rp 3.000 - Rp 2.500," ujar Ferizal.
Ia menambahkan untuk bibit yang dibeli pergramnya bisa mencapai Rp 75.000.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/zulkarnain.jpg)