Bupati Syamsul Ajak Peternak di Rejang Lebong Waspada Wabah PMK Jelang Idul Adha
Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi mengajak masyarakat yang memiliki hewan ternak untuk mewaspadai ancaman wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: M Arif Hidayat
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi mengajak masyarakat yang memiliki hewan ternak untuk mewaspadai ancaman wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Wabah ini berpotensi menyerang kesehatan hewan ternak hingga menyebabkan kematian. Meski belum ada laporan dan ditemukan terjadi di Rejang Lebong.
Hal ini disampaikan Bupati Syamsul kepada Tribunbengkulu.com, usai melaksanakan Tradisi Kedurai agung di HUT kota Curup ke 142, di lapangan Dwi Tunggal, pada Sabtu (21/5/2022)
PMK sendiri menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kambing, kerbau, babi, domba termasuk hewan liar seperti gajah dan penyebarannya sangat cepat sehingga dapat mengakibatkan kerugian pada ekonomi.
"Kita berkoordinasi dengan pihak Dinas Pertanian Provinsi bagaimana nanti untuk mengantisipasi PMK," kata Syamsul
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Zulkarnain mengatakan, untuk saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya penyakit PMK di Kabupaten Rejang Lebong.
Lanjut zulkarnain, untuk saat ini pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak polres Rejang Lebong.
"Kita kerja sama dengan pihak Polres, melalui Polsek-polsek untuk memeriksa ternak petani, dan pihak Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL)," ujar Zulkarnain.
Dilansir dari Tribun-Timur, Kementerian Pertanian RI atau Kementan bergerak cepat mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK di Tanah Air.
Pihaknya berupaya menyiapkan tenaga medis terlatih yang tanggap tangani PMK.
Untuk mendukung hal tersebut, Kementan melakukan transfer of knowledge atau transfer pengetahuan kepada SDM peternakan melalui pelatihan pengendalian PMK.
Ditegaskannya, masyarakat tidak perlu panik karena PMK bisa ditanggulangi.
“Pelatihan ini memiliki arti penting sebagai salah satu upaya dalam mengendalikan dan menangani PMK melalui peningkatan kualitas kompetensi SDM pertanian/peternakan, para peserta pelatihan yang meliputi medik veteriner, paramedik veteriner, koordinator BPP, penyuluh peternakan, dan pengelola P4S,” katanya saat membuka Pelatihan Pengendalian PMK di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Demikian siaran pers Kementan kepada Tribun-Timur.com.
