Polres Bengkulu Kirim Sampel Uang Palsu ke Laboratorium Forensik Palembang, Alasannya Ini

Polres Bengkulu telah mengirimkan sebanyak 13 lembar uang diduga palsu ke Laboratorium Forensik di Palembang untuk dilakukan pengujian.

Penulis: Suryadi Jaya | Editor: Yunike Karolina
Suryadi/TribunBengkulu.com
Konferensi pers pengungkapan kasus uang palsu di Kota Bengkulu oleh Polres Bengkulu, Selasa (17/5/2022). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya


TRIBUNBENGKULU.COM, KOTA BENGKULU - Polres Bengkulu telah mengirimkan sebanyak 13 lembar uang diduga palsu ke Laboratorium Forensik di Palembang untuk dilakukan pengujian. 

Kapolres Bengkulu AKBP Andi Dady menjelaskan, pengujian terhadap 13 lembar uang palsu di Labfor itu bertujuan agar ada keterangan resmi dari ahli bahwa uang tersebut merupakan uang palsu.

"Nanti akan menjadi pertimbangan bagi hakim dalam memutus perkara. Jadi yang menyatakan palsu itu bukan penyidik tapi ahlinya," kata Andi. 

Meski demikian, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian harus membutuhkan waktu yang cukup panjang dengan serangkaian penelitian di laboratorium.

Baca juga: Waspada Uang Palsu, Kenali Ciri-cirinya, BI Sarankan Transaksi Non Tunai

Baca juga: Uang Palsu yang Beredar di Bengkulu Kemiripan hingga 80 Persen, Berikut Ciri-cirinya

"Biasanya akan berlangsung selama dua minggu sejak sampel diterima tim laboratorium," ujar Andi

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tersangka, dikatakan Andi, uang palsu yang sempat beredar di Kota Bengkulu itu didapatkan pelaku dari seseorang di Pelabuhan Tanjung Priok, Banten. 

Baca juga: Komplotan Pengedar Uang Palsu Beraksi di Bengkulu, 1 Pelaku Berasal dari Banten

"Tersangka mengaku ditawari dan tertarik dengan iming-iming keuntungan per lembar uang palsu 60 ribu dari tiap pecahan 100 ribu yang dibeli seharga 40 ribu," ujar Andi. 

Meski sudah menyebutkan asal uang palsu, pelaku tampaknya menutup jaringan. Sebab belum ada tersangka baru dalam kasus ini.

Karena itu Andi berharap masyarakat yang mendapati uang palsu agar melapor sehingga komplotan pelaku bisa dibongkar. 

"Kita imbau masyarakat peduli dengan mata uang kita ini. Termasuk pihak bank kalau memang ada temuan agar bisa dilaporkan supaya kita bisa lacak jaringan pelaku," ucap Andi.


 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved