Bengkulu Masuk Daerah dengan Status Darurat PMK, Sudah 6.695 Hewan Ternak Terpapar
Status wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Bengkulu saat ini statusnya sudah naik dari status waspada menjadi darurat.
Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Status wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Bengkulu saat ini statusnya sudah naik dari status waspada menjadi status darurat PMK.
Dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, Syarkawi status darurat PMK ini ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI. Kemudian diteruskan melalui ketetapan dari Gubernur Bengkulu, Rohidi Mersyah.
Peningkatan status wabah PMK di Provinsi Bengkulu dari waspada menjadi status darurat PMK dipertimbangkan atas dasar jumlah kasus di Provinsi Bengkulu yang sudah cukup tinggi.
Selain itu juga menimbang cakupan wilayah penyebaran PMK di Provinsi Bengkulu sudah hampir mencakup semua Kabupaten/Kota.
Mengingat hingga saat ini, dari 10 Kabupaten/Kota hanya tinggal Kabupaten Lebong yang masih belum ditemui adanya wabah PMK.
Baca juga: Harga BBM Nonsubsidi Naik, Ini Harga Terbaru Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite di Bengkulu
Baca juga: Viral Tarif Parkir Mobil Rp 4 Ribu, Ini Penjelasan Pengelola Pasar Pagar Dewa Kota Bengkulu
"Dengan penetapan kasus darurat ini, kita akan lebih intensif melakukan vaksinasi dan pengobatan," ungkap Syarkawi.
Sementara itu sampai dengan saat ini di Provinsi Bengkulu kasus PMK sudah mencapai 6.695 kasus, yang didominasi oleh hewan sapi dan kerbau.
Dari data kasus tersebut, sebanyak 2.870 kasus dinyatakan sudah sembuh, sehingga hanya tinggal tersisa 3.628 kasus lagi.
Lanjut Syarkawi, guna mendukung percepatan vaksinasi PMK di Provinsi Bengkulu pihaknya memperbanyak tim untuk melakukan percepatan vaksinasi.
Sedangkan ketersediaan vaksin PMK yang saat ini telah didistribusikan mencapai 38.300 dosis, dengan jumlah hewan ternak yang sudah divaksin mencapai 3.628 ekor.
"Kendala kita saat ini adalah untuk mengumpulkannya. Seperti misal di Kaur kemarin kita targetkan 150 ekor, tapi yang bisa terkumpul hanya seratusan, karena ternak mereka ini dilepas bebas di luar," ungkap Syarkawi.
