Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi Sebut Geografi Bengkulu Unik dan Lengkap, Tapi Rawan Bencana

Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi menyebutkan bahwa kondisi geografi Bengkulu disebutkan unik dan lengkap, seperti pegunungan dan laut.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: M Arif Hidayat
Romi Juniandra/Tribunbengkulu.com
Kepala Basarnas, Marsdya TNI Henri Alfiandi mengatakan bahwa kondisi geografis Bengkulu unik namun juga rawan bencana alam seperti gempa dan tsunami 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra


TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi menyebutkan bahwa kondisi geografi Bengkulu disebutkan unik dan lengkap, seperti pegunungan dan laut.


Namun, kondisi ini juga membuat Bengkulu menjadi salah satu daerah yang rawan bencana. Mulai dari kecelakaan kapal, gempa bumi, hingga tsunami.


Salah satu yang jadi perhatian Basarnas adalah potensi gempa bumi dan tsunami. Di Sumatera, potensi gempa bumi dan tsunami rawan di 3 daerah, yakni Nias, Padang, dan juga Bengkulu.


Karena itu, masyarakat diminta memperhatikan struktur bangunan atau rumah yang tahan terhadap gempa bumi. Salah satunya adalah memperhatikan tiang bangunan, yang tidak langsung patah saat ada goncangan.


"Masyarakat selalu melihat trend, tapi tidak disesuaikan dengan kondisi geografi. Itu tidak terjadi disini (Bengkulu) saja," kata Kepala Basarnas, Marsdya TNI Henri Alfiandi kepada TribunBengkulu.com, Kamis (11/8/2022).


Menghadapi potensi bencana ini, Henri mengakui jika pihaknya kekurangan personel dan peralatan. Di Basarnas Bengkulu saja, hanya ada 75 personel.


"Peralatan pelan-pelan akan kita tambah, utamanya untuk menangani situasi gempa. Khusus di Bengkulu, karena berhadapan dengan Samudera Hindia, kita akan tambahkan kapal yang mampu menghadapi ombak di sea state 5, keadaan laut dengan ketinggian ombak sampai 5 meter," ujar dia.


Basarnas sendiri berusaha menyiapkan tindakan kontinjensi darurat diluar perencanaan. Dengan demikian, apabila bencana terjadi, Basarnas sudah siap.


"Bagaimana apabila komunikasi terputus, bagaimana kontak permintaan bantuan, pengorganisasian, dan lain sebagainya," ungkap Henri.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved