Kisah Giman, Perajin Rotan di Bengkulu Tengah Kesulitan Mendapatkan Bahan Baku dan Tenaga Kerja
Pengrajin rotan di Bengkulu Tengah mulai sangat berkurang bahkan pabrik olahan rotan yang sempat menyentuh pasar ekspor pun gulung tikar.
Penulis: Suryadi Jaya | Editor: M Arif Hidayat
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU TENGAH - Pengrajin rotan di Bengkulu Tengah mulai sangat berkurang bahkan pabrik olahan rotan yang sempat menyentuh pasar ekspor pun gulung tikar.
Padahal peminat olahan rotan masih cukup tinggi yang kerap digunakan sebagai aksesoris ataupun meja dan kursi.
Gimanto (63) salah satu pengrajin rotan di Kabupaten Bengkulu Tengah yang menggantungkan hidupnya dari kerajinan tangan berbahan rotan.
Usaha Giman telah berdiri sejak 1998 lalu dan masih bertahan hingga saat ini yang berlokasi di Desa Taba Pasemah Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah.
Namun saat ini, sudah dua bulan terakhir Gimanto mengaku tidak memproduksi lantaran sulit mendapatkan bahan baku dan pekerja yang mumpuni.
"Bahan baku sekarang itu sulit sekali, semua tempat hidup rotan sudah berganti jadi sawit semua sekarang," kata Giman.
Selain bahan baku yang sulit, para pekerja juga sulit didapatkan padahal menurut Giman, pasar rotan di Indonesia masih cukup tinggi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Pengrajin-Rotan-644858.jpg)