303 Anak di Bengkulu Selatan Terkena Stunting, Pemda Segera Cari Solusi

Kasus stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang di wilayah Kabupaten Bengkulu Selata

|
Ahmad Sendy Kurniawan Putra/TribunBengkulu.Com
Rapat koordinasi (Rakor) yang dilakukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkulu Selatan, Jumat (10/2/2023). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Sebanyak 303 anak di Bengkulu Selatan  dinyatakan positif mengidap stunting.

Hal ini diketahui pasca rapat koordinasi (Rakor) yang dilakukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkulu Selatan, Jumat (10/2/2023).

"Rakor ini merupakan bagian dari sinergi dan upaya kolaborasi dengan dinas instansi dan lembaga terkait. Penurunan stunting tidak bisa dilakukan secara sendiri, tetapi perlu sinergitas dan kerja sama melalui program-programnya," kata Wabup, H. Rifa'i kepada TribunBengkulu.com, Minggu (12/2/2023).

Sementara itu, Sekretaris TPPS, Dusiriah, S.KM, M.Si menerangkan, berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kasus stunting di Bengkulu Selatan bertambah sebanyak 2,4 persen dari jumlah dibandingkan sebelumnya.

Pada angka sebelumnya, anak yang mengidap stunting di Bengkulu Selatan hanya sebanyak 20,8 persen atau sekitar 280 anak.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kebakaran Ludeskan Bengkel dan Mebel di Hibrida Raya Kota Bengkulu

Namun, dengan kenaikan 2,4 persen tersebut, maka saat ini menjadi 23, 2 persen atau sekitar 303 anak.

"Penambahan anak pengidap stunting tersebut lantaran jumlah sasaran yang hanya 94 persen menjadi 98 persen. Sebelumnya sasaran penelitian stunting hanya di delapan kecamatan saja. Namun saat ini sudah di seluruh kecamatan dalam wilayah Bengkulu Selatan yakni 11 kecamatan," jelas Dusi.

Dusi menambahkan, pihaknya saat terus berusaha mencegah penambahan stunting dari hulu.

Artinya, pencegahan kasus stunting ini bukan hanya dengan pengobatan atau pemberian bantuan makan bergizi semata kepada balita pengidap stunting.

Akan tetapi semua instansi bahu membahu melakukan pencegahan stunting.

Pencegahan dari hulu, yang dimaksud jelas Dusi, diantaranya dengan rutin memberikan bimbingan kepada para calon pengantin, ibu hamil, juga bagi pasangan miskin, memberikan bantuan diantaranya berupa bedah rumah menjadi layak huni, membantu pembangunan water closet (WC), serta upaya lainnya.

"Sebagaimana target nasional tahun 2024, kami yakin angka stunting bisa menurun menjadi 14 persen," ungkap Dusi. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved