Dewan Minta OPD Pantau HET di Pasar Terkait Kelangkaan MinyaKita di Kepahiang Bengkulu

Kelangkaan MinyaKita di Kepahiang yang sudah terjadi beberapa waktu lalu, DPRD Kepahiang meminta OPD terkait untuk memantau HET di Pasar.

Panji Destama/ Tribunbengkulu.com
Harga MinyaKita di Pasar Kepahiang Alami Kenaikan dari Rp 14.000 per liter naik Rp 16.000 per liter. Dewan minta OPD terkait untuk memantau Harga MinyaKita di Pasar. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepahiang, Windra Purnama turut menanggapi kelangkaan minyak goreng jenis MinyaKita. 

Menurutnya, setiap daerah pasti memiliki kuota masing-masing untuk MinyaKita dan mengapa di Kabupaten Kepahiang terjadi kelangkaan.

"Kuotanya kemana (MinyaKita), apakah stoknya habis atau ketempat lain, ia berharap untuk stok MinyaKita di Kepahiang harus adanya persiapan yang baik," ungkap Windra kepadaTribunbengkulu.com, pada Rabu (15/2/2023). 

Ia menegaskan, dengan adanya kelangkaan MinyaKita di pasar itu, ditakutkan akan berdampak banyak hal, seperti akan berpengaruh terhadap harga sembako lainnya. 

"Hal ini akan menyulitkan bagi masyarakat Kepahiang nantinya," tuturnya.

Baca juga: Jelang Ramadan, Pemerintah Naikan Produksi MinyaKita, Bengkulu Juga Dapat Tambahan Kuota

Senada, Anggota DPRD Kepahiang Eko Guntoro, juga menanggapi kelangkaan MinyaKita di pasar-pasar di Kepahiang. 

Pihaknya nanti akan berkoordinasi dengan pihak pemerintah Kabupaten Kepahiang, untuk mengecek kembali harga eceran tertinggi (HET) di pasar, agar harga MinyaKita tak melebihi HET. 

"Kita lihat dulu kedepannya seperti apa nanti, ditakutkan menjelang bulan puasa ini adanya penimbunan, tentu hal itu harus dilakukan penegakkan hukum bagi yang melakukan penimbunan, kita juga akan bekerjasama dengan pihak kepolisian," tuturnya. 

Ia juga menjelaskan, dulu juga pernah terjadi penimbunan minyak goreng di Kabupaten Kepahiang, hal ini yang ditakutkan nanti. 

Karena bisa merugikan masyarakat menjelang bulan puasa. Tentunya dalam mengatasi penimbunan seperti ini, pihaknya harus melibatkan banyak sektor. 

"Baik dari aparat penegak hukum, pemerintah daerah ataupun dari masyarakat sendiri yang akan kita tampung, agar nanti MinyaKita menjelang bulan puasa masih memiliki stok dengan harga sesuai HET," tutupnya. 

Respon Bupati Kepahiang

Kelangkaan MinyaKita di Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Bupati Kepahiang Hidayatullah Sjahid turut menyikapi hal tersebut. 

Menurutnya jika terjadi kelangkaan MinyaKita di pasar Kepahiang, kemungkinan adanya dari dugaan penimbunan yang ditemukan oleh pihak Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu. 

"Mungkin adanya permainan di pasar, terkait kelangkaan MinyaKita," ungkap Bupati Kepahiang saat diwawancarai, pada Selasa (14/2/2023). 

Lanjutnya, untuk harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita sudah ditentukan Rp 14.000 per liter, ia menegaskan tidak boleh ada yang di atas HET.

"MinyaKita harus HET tidak boleh lebih dari itu, kecuali minyak goreng kemasan yang premium," tuturnya. 

Jika memang adanya kelangkaan di pasar terkait MinyaKita, masyarakat juga tak perlu khawatir soal minyak goreng. 

"Minyak goreng kemasan lain masih banyak di pasar, masyarakat tak perlu khawatir," tutupnya. 

Antisipasi Penimbunan MinyaKita 

Guna mengantisipasi terjadinya penimbunan minyak goreng menjelang bulan Ramadhan 1444 H atau 2023 Masehi. 

Polres Kepahiang melakukan pengecekan MinyaKita di Pasar Kepahiang, pada Kamis (9/2/2023) sore. Dalam pengecekan MinyaKita polisi masih menemukan minyak goreng merek MinyaKita. 

"Ditakutkan nanti adanya kecurangan ataupun pelanggaran di Pasar, namun untuk saat ini yang kami temukan dilapangan stok MinyaKita masih mencukupi untuk masyarakat Kepahiang," ungkap Kanit Tipidter Satreskrim Polres Kepahiang, Kamis (9/2/2023) sore. 

Lanjutnya, pihaknya nanti akan melakukan pengecekan secara berkala untuk memantau secara langsung ketersediaan minyak goreng termasuk minyak goreng jenis MinyaKita. 

Hal ini dilakukan, agar tak terjadi kecurangan dan pelanggaran yang terjadi di PT BKP. dimana saat itu Mendag Zulkifli Hasan melakukan sidak, dan menemukan 500 Ton minyaKita belum disalurkan. 

"Jika nanti dari pengawasan yang kami lakukan, adanya pelanggaran ataupun kecurangan, kami akan tindak sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku," tutupnya. 

Langka, Harga Naik Hingga Rp 16.000 per liter

Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disdagkop UKM) Kabupaten Kepahiang, mengungkapkan adanya kelangkaan minyak goreng merek MinyaKita di Pasar Kepahiang. 

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Disdagkop UKM Kepahiang, Jan Johanes Dalos, berberapa hari ini pihaknya melakukan pengecekan di pasar, hanya sedikit stok minyaKita. 

"MinyaKita dari harga eceran tertinggi Rp 14.000 per liter jadi Rp 16.000 per liter, karena stok minyaKita dikit di pasar," ungkapnya saat diwawancarai, pada Kamis (9/2/2023) siang. 

Lanjutnya, meski ketersediaan MinyaKita sedikit di pasar, namun untuk minyak goreng kemasan yang lain masih ada, dan masyarakat tak perlu khawatir soal minyak goreng. 

Pihaknya juga melakukan pengecekan ke pasar secara berkala, untuk mengetahui stok minyak goreng, agar nanti tak terjadi penimbunan. 

"Bulog juga saat ini sedang memesan mknyak kita itu sebanyak 29 ribu liter. Dari sulawesi. Kata Kepala Bulog yang di Rejang Lebong, minyakita saat ini masih dalam perjalanan," tuturnya. 

Untuk meminimalisir terjadinya lonjakan harga minyak goreng serta kelangkaan seperti tahun sebelumnya. 

Tahun ini, Kemendag akan menambah stok minyaKita, dari stok 300 ribu ton, akan bertambah 450 ribu ton. 

"Kemdag juga akan mengirim link pengawasan untuk distributor MinyaKita. Untuk sekarang kami belum dapat surat edaran dari Kemendag, untuk melakukan pengawasan itu, karena itu baru direncanakan zoom beberapa waktu lalu," tururnya. 

Karena jika link distributor yang menyalurkan minyaKita di kepahiang sudah di ketahui, maka penyaluran MinyaKita di kepahiang bisa dilakukan pemantauan.

"Karen selama ini kita taunya Bulog yang menyalurkan MinyaKita, Kalau kita sudah tau distributor mana saja, kita bisa pastikan berpa kuota untuk kita, dan berapa sudah tersalurkan," tutupnya.

Belum Dapat Petunjuk

Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disdagkop UKM) Kabupaten Kepahiang, saat ini belum menerapkan pembelian MinyaKita menggunakan KTP. 

Sebelumnya, Kementrian Perdagangan RI (Kemendag) membuat persyaratan baru untuk pembelian minyak goreng curah kemasan MinyaKita. 

Kemendag mensyaratkan untuk masyarakat yang membeli MinyaKita mulai Februari 2023 ini harus menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). 

Kepala Disdagkop UKM Kepahiang, Jan Johanes Dalos, menjelaskan hingga saat ini pihak belum menerima petunjuk mekanisme pembelian MinyaKita menggunakan KTP. 

"Kami belum dapat petunjuk lebih lanjut hingga saat ini di Daerah Khususnya Kepahiang, Seperti apa implementasinya untuk di daerah," ungkap Jan saat diwawancarai oleh Tribunbengkulu.com, pada Rabu (8/2/2023). 

Lanjutnya, pihaknya saat ini masih berpedoman pada petunjuk yang sebelumnya sudah ada dengan pihaknya. 

Pihaknya belum bisa memastikan, apakah kebijakan dari Kemendag ini akan bergejolak di masyarakat atau tidak. 

"Kita lihat dulu kondisinya seperti apa, kira-kira gejolak MinyaKita menghilang di masyarakat, dan kondisi harus mengikuti kebijaksanaan dari pusat, ya kita terapkan supaya adanya keadilan. Jangan sampai nanti ada oknum yang bisa menyimpan MinyaKita dan yang lain tidak mendapatkannya," tutupnya. 

Sementara itu, Seorang Penjual Gorengan di Kabupaten Kepahiang, Leni (42) mengatakan jika nanti membeli MinyaKita menggunakan KTP, sangat ribet. 

"Sulit juga kalau nanti belanja MinyaKita pakai KTP, kayak mau pinjaman online (pinjol) saja," tuturnya. 

Ia memang menggunakan MinyaKita untuk menggoreng jualannya, namun saat ini ia sulit mendapatkan MinyaKita di pasar Kepahiang. 

Saat ini, ia harus menggunakan minyak goreng kemasan dengan merek lain, agar bisa berjualan seperti biasanya. 

"Lah naik MinyaKita dulu Rp 14.000 per liter, sekarang bisa Rp 16.000 per liternya," tutupnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved