Soal Reskan Effendi Mundur dari Golkar, Rohidin: Kuncinya Chemistry, Ketidakcocokan Itu Biasa

Tanggapan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bengkulu, Rohidin Mersyah tentang Ketua DPP Partai Golkar Bengkulu Selatan mundur

Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: M Arif Hidayat
Jiafni Rismawarni/TribunBengkulu.com
Tanggapan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bengkulu, Rohidin Mersyah tentang Ketua DPP Partai Golkar Bengkulu Selatan, Reskan Effendi mengajukan pengunduran diri. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni 

 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Bengkulu, Rohidin Mersyah menanggapi santai perihal mundurnya Ketua DPD II Bengkulu Selatan H. Reskan effendi usai merasa tersinggung saat rapat internal bersamanya. 

Menurut Rohidin yang pernah bertandem atau menjadi Wakil Bupati kala Reskan Effendi menjadi Bupati Bengkulu Selatan. 

Hal tersebut adalah hal yang lumrah atau biasa saja dalam perpolitikan.  Karena dalam berorganisasi dalam partai politik, mutlak harus memiliki kemistri untuk kenyamanan dan satu visi dengan partai. 

 

"Beliau sudah mengundurkan diri, dan tentu saya sebagai ketua Golkar Bengkulu ya mempersilahkan saja. Bagi saya tidak ada persoalan, karena beliau juga memang meminta untuk mengundurkan diri, mungkin sudah tidak cocok. Namanya berpartai itukan pertama chemistry nya, kenyamanan berorganisasi, " kata Rohidin, Rabu (10/5/2023). 

 

Sebelumnya Reskan Effendi sudah mengajukan dan menandatangani surat pengunduran diri pada Minggu, 7 Mei 2023 lalu.

Hal itu juga disaksikan Ketua MPO DPD Partai Golkar Provinsi Bengkulu H Zulkarnain Kaka Jodho, Ketua AMPG Provinsi Bengkulu dan Sekertaris DPD Golkar Bengkulu Selatan Dodi Martian. 

 

"Ketika beliau menyatakan pengunduran diri, saya tanya benar, kalau benar ya buat surat pernyataan. Maka bagi kita tidak ada persoalan, tidak ada konflik. Ketidakcocokan itu biasa dalam berpartai, " jelasnya. 

 

Untuk Plt ketua Partai Golkar Bengkulu Selatan, dari pihak DPD Golkar telah menunjuk Asnawi Alamat. Hal ini dilakukan dengan cepat, agar tetap berjalan dan tidak terjadi kekosongan. 

 

"Ketika seseorang tidak ditemukan kepentingan politik nya, dan yang bersangkutan mengundurkan diri, saya kira itu sebuah sifat yang elegan. Justru bagus, jadi saling berkembang masing-masing, " tukasnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved