Perawat RSUD Kendari Dianiaya

Nasib Perawat RSUD Kendari yang Dianiaya Keluarga Pasien, Alami Trauma Sampai Gangguan Pendengaran

Nasib perawat RSUD kendari yang dianiaya keluarga pasien kini alama trauma.

Penulis: Kartika Aditia | Editor: Hendrik Budiman
Instagram @Infokendari
Capture Rekaman CCTV saat perawat RSUD Kendari dianiaya pasien, nasibnya kini alama trauma hingga gangguan pendengaran. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Nasib perawat RSUD kendari yang dianiaya keluarga pasien kini alama trauma.

Insiden pemukulan terhadap seorang perawat bernama Elking yang dilakukan keluarga pasien ini terjadi di ICU RSUD Kendari, Rabu (24/5/2023).

Keluarga pasien mengungkap alasan memukul korban karena menganggap perawat tersebut tidak memberikan pelayanan sesuai SOP.

Lantas, bagaimana nasib perawat tersebut usai dianiaya oleh keluarga pasien?

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI Sultra, Heryanto mengatakan, karena insiden pemukulan tersebut, perawat Elking mengalami trauma.

"Keterangannya memang sempat dipukul di bagian kepala belakang dan memang kondisinya sempat oleng," jelas Heryanto melalui sambungan telepon, Kamis (25/5/2023).

"Korban sekarang kondisinya trauma untuk melalukan pelayanan terhadap pasien di tempat tugasnya," ujarnya menambahkan.

Menuturnya, kondisi perawat yang trauma akan berdampak pada pelayanan pasien lain di rumah sakit tersebut.

Apalagi, kata Heryanto, adanya pihak pasien atau pihak keluarga yang bertindak arogan karena pelayanan di rumah sakit sudah sering terjadi di RSUD Kendari.

"Memang kejadian ini sudah berulang dengan pelaku berbeda. Hanya yang kita sesalkan sebenarnya apa sih kekurangannya teman-teman di pelayanan," ujarnya.

Sehingga dari kasus itu, PPNI Sultra bersama RSUD Kendari melaporkan pihak keluarga pasien atas tindakan penganiayaan tersebut ke Polresta Kendari.

"Sementara korban sudah buat laporan di Polresta Kendari didampingi pihak rumah sakit dan Bidang Hukum PPNI," ucap Heryanto.

Selain itu, PPNI Sultra juga sudah menyurat ke pengurus pusat untuk memberikan pendampingan hukum terhadap Elking.

"Jadi dengan tindakan keluarga pasien itu kami sesalkan, sehingga kita tempuh jalur hukum, tujuannya untuk efek jera karena ini pidana murni penganiayaan," tutur Heryanto.

Awal Mula Kejadian

Adapun kronologis kekerasan ini, berawal saat pasien perempuan berusia 51 tahun datang di RSUD Kendari kondisi kritis.

Pasien tersebut masuk dan dirawat di ruang IGD dengan tanda-tanda gejala gagal napas.

Selama perawatan di IGD pasien diketahui mengalami kritis, dengan kondisinya terus menurun.

Karena pasien kondisi kesedaran terus menurun, pihak rumah sakit meminta keluarga pasien dirawat intensif.

Dimana gejala gagal napas mulai terlihat, serta kondisi kesadaran pasien terus menurun.

"Bahkan beberapa jam saat pasien berada di ruang ICU, pasien mengalami henti jantung dan henti napas," ujar dokter Rumah Sakit RSUD Kendari, Faisal.

Baca juga: Sosok Perawat RSUD Kendari yang Dianiaya Keluarga Pasien Dikenal Baik dan Pendiam

Mendapati pasien dalam kondisi yang memburuk, pihak rumah sakit meminta keluarga korban untuk dilakukan resusitasi jantung paru, hanya saja keluarga menolak.

"Dan keluarga pasien sudah menerima kondisi pasien," sambungnya.

Saat hendak dilakukan pengurusan jenazah tetiba keluarga korban langsung memukul perawat, bernama Elking pada bagian belakang telinga sebelah kiri.

Kata Elking, dirinya saat itu sedang membuka alat-alat yang melekat di tubuh pasien.

Ia dipegang salah satu keluarga pasien yang diduga anaknya dan langsung memukul.

"Saat saya membuka alat-alat di tubuh pasien, anaknya pegang tangan saya, sambil bertanya siapa tadi yang larang makan, dia langsung pukul saya," ujarnya.

Usai dipukul itu, Elking mengaku langsung oleng dan meminta tolong teman-temannya yang sedang berada di luar.

"Pas oleng, saya langsung keluar, dan minta tolong kepada teman-teman yang lain, untuk mengurus jenazah pasien tersebut," tutupnya.

Baca juga: Viky Anak SMA yang Viral karena Jalan Kaki 16 KM, Diduga Sengaja Dibuat Konten sang Paman

Sementara itu, Ketua DPW PPNI Sultra, Heryanto mengatakan pihaknya sudah menyiapakan pengacara untuk memberikan bantuan hukum, kepada perawat yang mengalami pemukulan tersebut.

"Kita sisa menunggu laporan masuk, terkait pembelaan dan pendampingan hukum itu PPNI siapkan," ujarnya.

Heryanto, mengatakan, pihaknya menyayangkan tindakan keluarga pasien memukul perawat karena tak terima pasien meninggal dunia.

Menurutnya, perawat sudah memberikan pelayanan yang baik kepada pasien.

Selain itu, saat masih penanganan pasien juga sudah dinyatakan meninggal dunia.

Sehingga, seharusnya dengan kondisi itu, pihak keluarga tidak boleh melakukan tindakan pemukulan karena penanganan sudah sesuai dengan standar pelayanan yang diterapkan.

"Karena tugas kami itu melayani pasien, tapi masalah hidup dan mati bukan urusan kami itu urusan tuhan," ujarnya.

Heryanto juga membeberkan kasus komplain terhadap perawat memang sudah sering dialami perawat RSUD Kota Kendari terutama dari keluarga pasien yang protes dengan pelayanan.

Apalagi perawat juga sudah memberikan penyampaian kepada keluarga terkait kondisi pasien saat itu.

Namun, para pihak tidak boleh sampai melakukan pemukulan ataupun penganiayaan karena itu melanggar aturan hukum.

"Memang kejadian ini sudah berulang dengan pelaku berbeda. Hanya yang kita sesalkan sebenarnya apasih kekurangannya teman-teman perawat di pelayanan," ujarnya.

Pihak RSUD Kendari dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau DPW PPNI Sultra menyayangkan aksi pemukulan keluarga pasien terhadap seorang perawat.

Mereka pun melaporkan kejadian tersebut, kepada pihak Polresta Kendari.

Hal itu disampaikan langsung Direktur RSUD Kendari, dr Sukirman usai menggelar rapat internal mengenai aksi pemukulan tersebut.

"Kesimpulan rapat bersama pihak korban dan kita semua di sini, sepakat untuk melaporkan kepada pihak berwajib. Supaya kejadian ini, tidak terulang," ujarnya, Kamis (25/5/2023).

Kata Sukirman berdasarkan kronologis rekam medis hingga bukti CCTV.

Kalau perawat sudah melaksanakan tugasnya, sesuai standar operasional prosedural pelayanan rumah sakit.

"Kita sudah rapatkan semua, tidak ada yang melenceng dari SOP," tambahnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved