Perawat RSUD Kendari Dianiaya

Pasien Sempat Ditelantarkan, Penjelasan Keluarga yang Aniaya Perawat RSUD Kendari

Pihak keluarga pasien yang lakukan pemukulan terhadap perawat RSUD Kendari buka suara hingga sebut bahwa sang anak sempat ditelantarkan.

Penulis: Kartika Aditia | Editor: Hendrik Budiman
Instagram @Infokendari dan TribunnewsSultra
Kiri: CCTV yang memperlihatakn saat keluarga pasien pukul perawat RSUD Kendari. Kanan: Ayah pasien yang dirawat di RSUD kendari. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Pihak keluarga pasien yang lakukan pemukulan terhadap perawat RSUD Kendari buka suara.

Baru-baru ini viral video rkaman CCTV yang memperlihatkan perawat RSUD kendari yang dianiya oleh keluatga pasien.

Bahkan, perawat tersebut sampai mengalami gangguan pendengaran hingga rasa sakit di bagian wajah.

Atas kejadian tersebut, pika keluarga kini memberikan klarifikasi.

Mereka mengatakan kecewa dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kendari lantaran menyebut mereka telah melakukan pelayanan sesuai standar oprasional.

Kendati demikan, keluarga meyatakan jika hal tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenatnya.

Bahkan mereka juga memiliki bukti terkait peristiwa dugaan pasien yang ditelantarkan.

Baca juga: Kronolgi & Penyebab Perawat RSUD Kendari Dianiaya Keluarga Pasien Hingga Alami Gangguan Pendengaran

Sebagai ayang Pasien, H Amiruddin membantah jika anaknya mendapay perawatan dari pihak RSUD Kota Kendari seperti yang dinyatakan oleh pihak rumah sakit.

Ia mengatakan kalau anaknya itu selama kurang lebih tiga jam tidak mendapatkan penanganan karena pihak rumah sakit masih mempersoalkan ketersediaan kamar yang disebut kosong.

"Kami tidak mempermasalahkan kamar, tapi penanganan dulu karena darurat. Karena tidak ditangani saya keluar. Jadi saya minta dengan hormat, jangan mengada-ngada, jangan merekayasa tunjukkan CCTV,"

"Jangan berbicara bohong kalau tidak tahu. Buka aja CCTV real semua," katanya,seperti dikutip TribunBengkulu dari TribunewsSultra.com, Kamis (25/5/2023).

Lebih lanjut ia mengatakan jika ebaiknya Direktur RSUD Kota Kendari, dr Sukirman tidak mendengarkan penjelasan anak buah sebelum melihat langsung CCTV.

"Jangan dengar anak buah, buka saja CCTV kan real. Apa bila betul CCTV dibuka, betul ditangani atau tidak. Kami siap kalau rumah sakit laporkan," tuturnya.

Kata ia pihaknya tidak mempermasalahkan masalah kamar baik itu pasien dirawat di kamar kelas I ataupun kelas III, melainkan terkait penanangan pertama pihak rumah sakit kepada anaknya tersebut.

"Kami tidak permasalahkan masalah kamar. Tapi penanganan pasien. Apalagi ini ada undang-undangnya," tuturnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved