Kontroversi Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Ridwan Kamil Respon Polemik Ponpes Al-Zaytun, Undang 300 Kiai Bahas Kontroversi Panji Gumilang

Melalui Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, Pemprov Jabar akan mengumpulkan ratusan kiai di Gedung Sate, Kota Bandung.

Editor: Hendrik Budiman
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Massa dari pihak Ponpes Al Zaytun saat menunggu pendemo datang, Kamis (15/6/2023). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merespon soal polemik Ponpes Al-Zaytun. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merespon soal polemik Ponpes Al-Zaytun.

Melalui Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, Pemprov Jabar akan mengumpulkan ratusan kiai di Gedung Sate, Kota Bandung.

Menurut Uu Ruzhanul Ulum, pada Sabtu (17/6/2023), Gubernur Ridwan Kamil memerintahkannya untuk merespons terkait polemik Ponpes Al-Zaytun.

Uu mengatakan, jika rencana pertemuan bakal dilaksanakan pada Senin (19/6/2023).

"Pak Gubernur tadi malam memerintahkan kepada saya untuk merespons apa yang terjadi hari ini, tentang Al-Zaytun," ujar Uu, dalam video yang diterima Tribun, Sabtu (17/6/2023).

Hal itu dilakukan, demi upaya menyikapi dugaan isu penyimpangan yang diajarkan di Pondok Pesantren pimpinan Panji Gumilang.

Saat ini, ia berada di titik yang belum bisa membuat keputusan pemerintah Provinsi, dan baru bisa diputuskan setelah melakukan gerakan permusyawaratan.

"Saya berada di dalam keadaan yang belum bisa membuat keputusan pemerintah Provinsi, sebelum ada gerakan permusyawaratan yang akan dilaksanakan pada Senin nanti," katanya.

Dalam pertemuan nanti, Uu akan mengundang 300 kiai dari organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan, pimpinan pondok pesantren hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Jadi, minimal saya akan mengundang 300 kiai di situ ada ormas islam, kemenag, MUI dan pimpinan pondok pesantren, karena tidak semua pimpinan pondok pesantren masuk MUI atau ormas," ucapnya.

Selain itu, Uu juga meminta kepada masyarakat untuk bersabar dan tidak melakukan pengerahan masa ke Pondok Pesantren Al-Zaytun.

"Jadi, hentikan gerakan itu, percayakan kepada pemerintah, Insya Allah Pemerintah akan sebijaksana mungkin sesuai dengan norma yang ada," katanya.

"Tolong jangan main hakim sendiri, tunggu pemerintah, karena kami tidak akan pernah diam," tambanya.

Panji Gumilang Dinilai Alami Sindrom

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang kerap kali membuat kontroversi karen ajarannya dinilai alami Sindrom Megalomania.

Hal ini disampaikan oleh Pakar Komunikasi Islam dari Universitas Islam negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Uwes Fatoni.

Uwes mengatakan jika Sindrom Megalomania inilah yang membaut Panji Gumilang memberikan gagasan-gagasan di luar Syariat Islam.

Tujuan dari gagasan yang disampaikan Panji Gumilang ini membuat jemaah Panji menilai jika Panji merupakan orang yang snagat hebat.

Baca juga: Didemo Warga Indramayu Atas Dugaan Aliran Sesat, Panji Gumilang Siapkan Massa Tandingan

"Sepertinya Syekh Panji Gumilang mengalami sindrom megalomania dengan merasa bahwa dirinya besar, sehingga memberikan gagasan-gagasan yang ingin menunjukkan bahwa pemikirannya hebat," kata Uwes, dikutip dari Kompas.com, Minggu (18/6/2023).

Uwes menjelaskan Panji Gumilang ini sendiri memiliki posisi sebagai pemimpin Ponpes, sehingga gagasan yang dilontarkan Panji tidak bisa dibantah oleh santrinya.

"Ketika gagasan-gagasan itu muncul di media sosial yang kemudian menciptakan keresahan bagi masyarakat, khususnya umat Islam di Indramayu, maka wajar jika masyarakat melakukan penolakan," ujar Uwes.

"Sebab, ketika isu tentang pesantren Al-Zaytun itu bukan sekadar masalah pesantrennya, tetapi juga menjadi masalah bagi umat Islam yang ada di lingkungan sekitarnya," sambungnya.

Uwes mengatakan selain masyarakat tokoh-tokoh besar Islam terlebih lagi MUI harus segera turut andil dalam menyelesaikan masalah ini.

"Jika ini dibiarkan, maka masyarakat akan semakin memuncak kekesalan dan penolakannya, serta gagasan-gagasan yang dianggap 'nyeleneh' dari Syekh Panji Gumilang akan terus diproduksi dan reproduksi sehingga masalah ini tidak akan pernah selesai," ucap Uwes.

"Jadi perlu keterlibatan dari tokoh-tokoh Islam untuk melakukan klarifikasi kepada Syekh Panji Gumilang dengan gagasan-gagasan nyelenehnya dan memintanya untuk tidak lagi melakukan hal yang sama," jelasnya.

Sebagai tambhana Panji Gumilang memang memiliki sederet kontroversi seperti mengganti salam umat muslim menjadi salam Yahudi, menyebut Al Quran hanya merupakan karangan Nabi Muhammad hingga mengatakan bahwa menunaikan ibadah haji tak perlu ke Tanah Suci, tetapi bisa dilaksanakan di Indonesia.

Panji Gumilang Bikin Heboh

Pimpinan ponpes Al-Zaytun lagi lagi bikin heboh usai dirinya pernyataannya yang meragukan meragukan kebenaran Al-Qur’an

Pernyataan yang dilontarkan Panji Gumilan lantas viral di media sosial.

Salah satu sosmed yang memviralkan pernyataan Panji Gumilang yakni akun @herypatoeng.

"Panji Gumilang mulai ragu bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran," tulis keterangan video tersebut seperti yang dikutipTribunBengkulu.com, Kamis (15/6/2023).

Menurut Panji Gumilang, kitab suci umat Muslim ini bukan ucapan yang langsung disampaikan oleh Allah, melainkan karangan Nabi Muhammad SAW yang didapat dari wahyu.

"Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat dari wahyu ilahi," tutur Panji Gumilang

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun ini memiliki alasan tersendiri mengapa ia berani berpendapat seperti itu.

Dijelaskannya, hal itu sudah disampaikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW dari lisannya.

Baca juga: Sederet Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Ajak Santri Nyanyi Lagu Hevenu Shalom Alechem

"Nabi Muhammad sudah mendeklarasikan 'Dzalikal kitabu lah roib', itu Nabi Muhammad yang mendeklarasikan itu, atas wahyu ilahi," tuturnya.

Bukan hanya itu saja, Panji Gumilang juga mengatakan jika Allah berbicara bahasa Arab, maka dirinya khawatir orang-orang akan kesulitan memahami perkataan-Nya.

"Nah kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. 'Prewek' nggak ngerti, Gusti Allah nggak ngerti artinya," ucap Panji sambil tertawa.

Pria yang sebelumnya juga sempat bikin heboh gara-gara ajak tamu undangan menyanyikan lagu Havenu Shalom Alechem itu juga membahas soal perjanjian lama dan perjanjian baru.

Panji Gumilang meyakini bahwa masyarakat Indonesia saat ini dipastikan tidak memahami hal itu.

"Saya yakin saudara-saudara ini perjanjian lama pun belum tahu bukunya seperti apa ini. Mengapa? Karena sudah menganggap yang paling benar itu satu saja," jelasnya.

Pria tersebut menegaskan jika menurutnya hal yang dianggap paling benar itu terdiri dari kumpulan daripada perjanjian lama dan perjanjian baru.

"Mungkin di satu tidak menceritakan detail, dan yang lama terdapat cerita detail. Bacalah itu," ujarnya.

Lebhih lanjut, Panji menerangkan bahwa pada saat pertama kali Ponpes Al Zaytun Indramayu didirikan, dirinya sudah menyarankan kepada seluruh santri membaca perjanjian lama dan baru.

Pernyataan Panji Gumilang tersebut lantas mendapat atensi dari warganet.

"Mohon maaf numpang tanya bapak ini Islam atau apa ya agama nya?," tulis salah satu warganet.

"Gemes bngt we liat bapak ini," tulis warganet lainya.

"Lah kitab sucimu opo toh panji?" timpal warganet lainya lagi yang mempertanyakan kitab yang dianut Panji.

Sosok Panji Gumilang

Siapakah sosok Panji Gumilang? pimpinan pondok pesantren (ponpes) Al-Zaytun yang lagi-lagi jadi sorotan lantaran ucapkan salam Kristen dan ajak nyanyikan lagu rohani Havenu Shalom Alechem?

Melasir dari TribunnersWiki, pria dengan nama Rasyidi Panji Gumilang atau yang kerap disapa Panji Gumilang ini merupakan kelahiran Gresik, 30 Juli 1946.

Ia lulusan Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor angkatan 1966. Panji Gumilang dikenal sebagai pendiri Ponpes Al Zaytun Indramayu.

Panji Gumilang merupakan alumni Ponpes Gontor tahun 1966 silam.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab Jurusan Sastra dan Kebudayaan Islam.

Pada tahun 2004, dia mendapat gelar Doktor Honoris Causa bidang Management, Education and Human Resources oleh International Management Centres Association (IMCA).

Panji Gumilang dikenal sebagai sosok yang menerapkan sistem pendidikan formal yang tidak terputus dari tingkat dasar hingga tinggi, yang disebut sebagai Sistem Pendidikan Satu Pipa atau "One Pipe Education System", sebagaimana disebutkan dalam penelitian pendidikan Islam oleh Tabroni Roni pada tahun 2019.

Tak hanya tuai kontroversi gar-gara ucapkan salam Kristen dan pandu nyanyi lagu Rohani Havenu Shalom Alechem, namun ia juga beberapa kali tersandung kontroversi lainya.

Pada tahun 2011, Panji Gumilang tercatat sempat dikaitkan sebagai Imam besar dari Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) 9, konon menurut kabar Panji Gumilang dikenal sebagai Abu Toto.

Organisasi NII sendiri dinyatakan telah dibubarkan pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, Panji yang menjadi pimpinan Ponpes Al-Zaytun membatah dengan tegas bahwa dirinya sebagai Abu Toto.

Di tahun 2017, Panji Gumilang sempat bermasalah dengan guru-guru di Ponpes Al Zaytun yang diduga telah melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap guru-guru.

Akibatnya, sebanyak 117 guru tidak bisa mengajar di Ponpes Al Zaytun karena belum mengajukan surat seperti yang diminta oleh Panji Gumilang.

Kontroversi berlanjut pada tahun 2021, Panji Gumilang dilaporkan oleh mantan pegawai Ponpes Al Zaytun atas dugaan pencabulan terhadap pegawai berinisial K.

Namun, sampai saat ini kasus dugaan pencabulan yang telah di laporkan. Ke kepolisian tersebut belum juga menemui titik terang.

Belum lama ini, ia juga menjadi sorotan gegara salat Idul Fitri dengan menggabungkan barisan pria dan wanita, video tersebut pun viral di media sosial.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved