Profil Jonaidi, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Mantan Aktivitas Jadi Wakil Rakyat 3 Periode

TRIBUNBENGKULU.COM - Sejak masa kuliah, seorang Jonaidi, SP.MM telah berkecimpung di dunia organisasi, yang memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil.

Dari tempahan inilah, membuat dirinya terbiasa dengan integritas dan idealisme untuk menyuarakan aspirasi dari rakyat. 

"Orang tua saya juga tidak tamat SMP. Karena mayoritas Pemilu kita dihuni oleh anak-anak orang berada, mantan pejabat, dan toke toke besar. Saat itu saya umur 29 tahun, anggota DPRD termuda, mantan aktivis," kata Jonaidi. 

Ia mengakui bahwasanya dirinya besar diorganisasi, sejak dari mahasiswa. Ia mulai dari organisasi kemahasiswaan sejak tahun 1999, dan juga aktif dalam kantor bantuan hukum Bengkulu. Meskipun latar belakang pendidikan sarjana pertanian.

Saat di kantor bantuan hukum, Jonaidi melakukan pendamping kebijakan yang tidak berpihak kepada petani. 

Singkat cerita tahun 2008 mulai ia ikuti calon legislatif, lewat partai PNBK akhirnya Jonaidi bisa duduk di DPRD Kabupaten Seluma. 

"Saya mengejar waktu dari zaman tamat kuliah pada 2004,meyakinkan masyarakat bahwa pertama, negara ini setiap lima tahun memberikan kesempatan kepada rakyat, untuk membenahi negara, republik yang dibentuk rakyat," jelas Jonaidi. 

Dengan semboyan terbentuknya sebuah negara itu dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat, dari sini ia memberanikan diri. Dari keluarga biasa, ayah tukang sate, ibu jual lontong, untuk maju dalam Pileg.

"Terpilihnya saya saat itu menunjukkan bahwa masyarakat masih punya hati nurani, rasional memilih wakilnya. Tapi dengan kemampuan pribadi, bukan faktor financial uang," tukasnya.

Bayangkan, kata Jonaidi, saat kampanye 2004 untuk buat kartu nama, selebaran kampanye ia lakukan sendiri. Terpenting bagaimana menjelaskan kepada para konstituen.

"Yang saya perjuangan ya nasib saya, sama nasib anak-anak petani, dan anak orang tua di desa. Karena nasib orangtua saya sama dengan nasib petani hari ini," tegas Jonaidi.

Karena memang saat itu, menurut Jonaidi, kebijakan kurang berpihak dengan petani. Perlu diisi oleh tokoh-tokoh baru yang pro kepada petani. Karena ekonomi petani itu dikuasai oleh kapitalis.

"Yang kaya dari petani itu toke pupuk, bibit, bukan si petani. Karena inilah yang mendorong saya berani untuk maju Pileg," ungkapnya.

Di DPRD Kabupaten Seluma, Jonaidi  dari PNBK saat itu dipercaya menjadi anggota Banggar, Ketua badan legislasi daerah, Ketua komisi II pada saat itu. 

"Posisi ini mengindikasi kawan-kawan aktivitas bisa. Ketika mampu menempatkan visi," paparnya. 

Lalu tahun 2014,saya memberanikan diri jadi satu satunya anggota DPRD satu periode yang maju dan dapat kursi di DPRD Provinsi Bengkulu dari dapil Seluma yang hanya ada jatah 5 kursi. Bersaing dengan seluruh incumbent yang saat itu mencalonkan diri juga. 

"Melalui Gerindra, Alhamdulillah 2019 dapat kursi di DPRD Provinsi Bengkulu. Jadi tidak gampang, dengan kursi hanya 5 ini," tukasnya. 

Di DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi pada periode pertama, 2015 awal dipercaya menjadi Ketua komisi III, dan juga jadi ketua Fraksi Gerindra saat itu. 

"Juga menjadi anggota Banggar, alhamdulillah di jalan jalan Dapil Seluma sudah di hotmix," jelasnya. 

Di 2019, ia kembali mencalonkan diri, dan terpilih kembali, dan terpilih kembali. Sekarang Jonaidi menjabat ketua komisi II DPRD Provinsi Bengkulu. Hal ini menunjukkan betapa masyarakat sudah percaya, kepada salah satu legislator muda. Untuk perjuangan aspirasi masyarakat. 

"Pasti tidak ada perjuangan yang tidak mudah. Apalagi pejabat politik, DPRD itu banyak yang benci, yang apatis. Tapi banyak juga yang suka dengan kinerja kita," ucapnya. 

Menurutnya, mayoritas masyarakat masih berkutat dengan money politic,uang merajalela. Sementara generasi aktivitas mayoritas bukan dari keluarga berada, hanya punya keberanian modal uang belum ada. 

"Saya adalah bukti sejarah, bahwa uang bukan segalanya. Masyarakat ini masih memerlukan generasi muda yang berani tapi punya gagasan, berani tapi tahu aturan, berani tapi harus berwawasan, mengerti undang-undang," pesan Jonaidi.

Berikut Profil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu Jonaidi

Nama : Jonaidi, SP.MM

Partai : Gerindra

Dapi l : Seluma

Tempat Tanggal Lahir: TAIS, 24 JUNI 1979

Keluarga

ISTRI      : NOVITA AGNESTIANA, SP

ANAK     :

 1. M. FARRAS S. AZIZ (ALM)

 2. MARINDA DWI MAHESWARI

 3. JIHAN RATU ALMAGHVIRA

 4. UWAIS MAHESA HIDAYATULLAH

Alamat: DESA CAHAYA NEGERI DUSUN 3 NOMOR 105 KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA

RIWAYAT PENDIDIKAN

• SD NEGERI NO. 02 TAIS TAMAT TAHUN 1991

• SMP NEGERI TAIS TAMAT TAHUN 1994

• SMUN PAGAR DEWA 3 KOTA  BENGKULU TAMAT TAHUN 1997

•  S1, UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS PERTANIAN TAMAT TAHUN 2004

S2, STIE IMMI JAKARTA JURUSAN MANAGEMENT

RIWAYAT PEKERJAAN

KOMITE INDEPENDENT PEMANTAU PEMILU (KIPP) BENGKULU, 1999

 (YPBHI) KANTOR BANTUAN HUKUM BENGKULU 2000-2002

BENGKULU MITRA TV BENGKULU TAHUN 2003

STAF DI BEBERAPA CV DAN PT (JASA KONSTRUKSI)2004-2008

ANGGOTA DPRD KABUPATEN SELUMA 2009-2014

KETUA BADAN LEGISLASI 2009-2012

KETUA KOMISI II, 2012-2014

ANGGOTA DPRD PROPINSI BENGKULU 2014-2019

SEKRETARIS KOMISI III, 2014-2015

KETUA KOMISI III, 2015 – 2019

ANGGOTA DPRD PROPINSI BENGKULU 2019 S/D SEKARANG

PENGALAMAN ORGANISASI

KETUA UMUM HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI (HIMAGRON) TAHUN 1998-1999

SENAT MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN TAHUN 1999

KETUA UMUM DPC GMNI PROPINSI BENGKULU 2000-2003

KORDA SUMBAGSEL GMNI TAHUN 2001-2003

SEKRETARIS SERIKAT TANI BENGKULU SELATAN 2000-2003

SEKRETARIS UMUM ALUMNI GMNI BENGKLULU 2008-2013

DPC PNBK INDONESIA KAB. SELUMA 2008-2014

DPD GERINDRA PROPINSI BENGKULU 2014- SEKARANG

KETUA DPD PEMUDA TANI PROPINSI BENGKULU 2016 – 

ALUMNI DELEGASI IVLP ( INTERNATIONAL VISITOR LEADERSHIP PROGRAM) INDONESIAN-US. TAHUN 2019 

Wakil ketua tanfidziah PCNU Kabupaten Seluma

Moto

Di dalam tubuh kita ini, bisa mati. Tapi kita punya kemerdekaan  yang tidak bisa mati. Bentuk integritas itulah yang digadaikan dalam hal apapun kedua, merdekanya seorang pemimpin ketua dia mampu menjaga kedaulatan integritas, kedua berdiri diatas kaki sendiri, ketika dia mampu menunjukkan kepribadiannya sebagai bentuk budaya Indonesia, yang penuh dengan peradaban