Kisah Bayi Tertukar di Bogor

Tak Kuasa Menahan Tangis, Ibu Bayi yang Tertukar di Bogor Sedih Lihat Anak Digendong Wanita Lain

Kisah pilu dialami seorang ibu di Bogor. Bagaiamana tidak, usai melakukan tes DNA ia menyadari bahwa anak yang ia rawat bukanlah anaknya.

Editor: Kartika Aditia
Kolase TribunBengkulu.com/Tribunnews Bogor
Kolase Siti Mauliah, Ibu di Bogor yang Bayinya Tertukar. Tak Kuasa Menahan Tangis, Ibu Bayi yang Tertukar di Bogor Sedih Lihat Anak Digendong Wanita Lain 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kisah pilu dialami seorang ibu di Bogor.

Bagaiamana tidak, usai melakukan tes DNA ia menyadari bahwa anak yang selama satu tahun belakangan ia rawat bukanlah anak kandungnya.

Sebab, bayi tersebut nyatanya tertukar dengan pasien lain di Rumah Sakit Sentosa Bogor.

Mengetahu hal tersebut, pasangan yang bernama Siti Mauliah (37) dan Muhammad Tabrani (52) tak tinggal diam.

Mereka lantas melakukan berbagai upaya agar anak kandung yang tertukar dengan pasien lain bisa segera ditemukan.

Adapun awal cerita bermula saat Siti Mauliah meresakan sejumlah kejanggalan usai melahirkan sang anak.

Sejak hari kedua melahirkan, Siti Mauliah mengatakan sudah ada kecurigaan terhadap bayinya yang berbeda pada hari pertama.

Di hari pertama, bayinya mau meminum ASI darinya, namun pada keesokan harinya setelah perawat membawa kembali bayinya, bayi tersebut tidak mau meminum ASI-nya.

Tak hanya itu, ciri-ciri fisik bayi pada hari pertama dan kedua pun terdapat perbedaan mulai dari wajah, rambut, hingga warna kulit.

Kecurigaan Siti Mauliah semakin menjadi-jadi ketika akan pulang ke rumahnya.

Sebab, ketika mengurus administrasi kepulangan, gelang penanda yang ada pada bayi tersebut bukan atas namanya, melainkan atas nama Ny. Dian.

Kala itu ia sempat menanyakan kepada suster tersebut apakah bayinya terkutar, lantaran gelang tersebut bukan bayinya.

Namun pihak rumah sakit meyakinkan bahwa anaknya tidak tertukar.

Mendengar ini, Siti Mauliah pun bergegas pulang dan diminta untuk menyimpan gelang tersebut.

Lalu pada keesokan harinya, ia didatangi dua orang perawat yang menanyakan gelang tersebut untuk keperluan suatu produk.

Akan tetapi, pada hari itu gelang tersebut tidak ditemukan, sang perawat pun pulang dengan tangan hampa.

Beberapa hari kemudian, gelang tersebut berhasil ditemukan.

Dan seperti pada awalnya, nama digelang tersebut bukanlah atas namanya.

Siti Mauliah pun mengembalikan gelang tersebut ke rumah sakit.

Pada kesempatan itu, Siti Mauliah kembali mempertegas apakah bayinya tertukar dengan orang lain.

Namun pihak rumah sakit mengatakan bahwa bayi tersebut tidak tertukar akan tetapi hanya gelang penanda saja yang tertukar.

Meski rasa penasaran Siti Mauliah belum terjawab, ia pun kembali pulang dengan penuh tanda tanya dikepala.

Namun ia tak bisa menghentikan rasa tak enak yang mengganjal di hatinya.

Menurut Siti, hati kecilnya tidak menerima jika anak kandungnya ternyata dirawat oleh orang lain.

 

Menangis Saat Bertemu dan Melihat Anak Digendong Wanita Lain

Seiring berjalannya waktu, perjuangannya untuk menemukan keberadaan sang anak yang tertukar akhirnya berbuah hasil.

Usai mencari selama satu tahun lamanya, Siti Mauliah berhasil bertemu dengan sang anak kandung yang diasuh oleh seorang ibu.

Ia pun dipertemukan dengan sang anak yang selama ini terpisah dari dirinya.

Ia memberanikan diri bertanya kepada pihak rumah sakit untuk menanyakan alamat pasien yang digelang tersebut bernama Ny. Dian.

"Berhubung hati saya gundah terus si bayi ini bukan anak saya walaupun sama saya dirangkul tapi hati saya engga nerima." ungkapnya.

"Saya minta alamat gelang itu ke rumah sakit, ketemu, langsung saya susul ke rumah pasien B," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (10/8/2023).

Setibanya di sana dan melihat bayi yang dirawat oleh Ny. Dian, ia pun tak kuasa menitihkan air mata.

Ia menangis karena batinnya merasa terpanggil setelah bertemu dengan bayi tersebut, ia merasa bayi itu adalah anaknya yang tertukar.

"Pas udah gitu saya liat bayinya langsung nangis di situ, kata pihak dari pasien si B ibu kenapa nangis.."

"Saya alesan ujan engga bawa payung, engga bawa jas hujan, padahal mah itu bohong."

"Itu bayi saya dalem hati, ngomong ke saudara juga bener-bener itu mah bayi bibi," ucapnya.

Kemudian ia pun menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mendatangi kediaman bernama Ny. Dian tersebut.

Akan tetapi, kata dia, niatannya itu tidak mendapat respon yang positif, sehingga ia pun kembali harus menahan sabar.

"Cuma mereka engga ngerespon bilangnya bayi saya engga ketuker, mungkin ibu salah orang kali, gelang orang kali," katanya.

"Saya bilang kalau salah orang itu alamat dari rumah sakit engga mungkin sampe sini."

"Tetep saya ngotot minta penerangan, mau ngajak kerja sama ke rumah sakit, berhubung dia engga mau yaudahlah," tambahnya.


Tempuh Jalur Hukum

Ia pun berusaha berkonsultasi dengan bidan terkait kejanggalan gelang penanda ketika di rumah sakit.

Ia pun disarankan untuk menempuh jalur hukum agar semuanya menjadi semakin terang benderang.

"Ketemu 8 bulan terus saya nanya-nanya ke bidan, kalau seperti ini, gelangnya seperti ini, kira-kira ketuker engga bu."

"Bidan dokter juga bilang seperti itu (ada kemungkinan), mending jalur hukum aja nyaranin ke saya."

"Cuma waktu itu saya takut dugaan saya salah," katanya.

Akhirnya, karena rasa penasaran yang semakin memuncak, ia pun memberanikan diri untuk menempuh jalur hukum.

Kemudian didampingi kuasa hukumnya, Siti Mauliah menceritakan persoalan yang menimpanya.

Pihak rumah sakit pun bersedia memfasilitasi untuk melakukan tes DNA.

Hasil DNA itu pun menjawab semua keraguan dan pertanyaan yang selama ini ia pendam.

"DNA hasilnya juga seperti itu negatif, bukan anak saya," ungkapnya.

Kemudian antara Siti Mauliah, pasien Ny. Dian dan pihak rumah sakit pun melakukan mediasi untuk mencari titik terang.

Namun, hasil mediasi itupun belum menemukan titik terang, lantaran pihak Ny. Dian belum bersedia untuk melakukan tes DNA.

Hal itu pun diakui oleh pihak RS Sentosa melalui Juru Bicaranya, Gregorius B.Djako.

Ia mengatakan ada dugaan bayi Siti Mauliah itu tertukar dengan bayi Ny. Dian karena pada saat itu hanya ada dua bayi laki-laki, sedangkan sisanya adalah bayi perempuan.

"Karena kita yakin sekali bahwa ini memang dengan pasien B, upaya untuk melakukan pendekatan dengan pasien B terus dilakukan."

"Memang ini terhalang karena keluarga B tidak bersedia (tes DNA), makanya keluarga bu Siti mengambil jalan lapor polisi," katanya.

Lebih lanjut, ia pun mengatakan pihak rumah sakit tidak akan tinggal diam dan akan mencari titik terang dari persoalan bayi tertukar ini.

"Kami juga paham betul supaya memberikan keadilan kepada ibu Siti."

"Jadi dari awal pertemuan itu saya sampaikan tes aja supaya secara klinis maupun medis itu yang paling benar."

"Kami rumah sakit tidak pernah menutup-nutupi hal seperti ini, dugaan apapun itu bisa di clearkan melalui medis," pungkasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved