Dosen UIN RM Said Surakarta Tewas
Sosok Dian, Dosen UIN RM Said yang Tewas Tak Wajar di Dalam Rumah Dikenal Berprestasi
Sosok Dian, korban yang tewas di dalam rumah di , Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo dikenal sebagai dosen yang berprestasi.
TRIBUNBENGKULU.COM - Sosok Dian, korban yang tewas di dalam rumah di , Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (24/8/2023) dikenal sebagai dosen yang berprestasi.
Bahkan wanita bernama lengkap Wahyu Dian Silviani tersebut lolos beasiswa luar negeri.
Seperti yang diketahui, Diang berprofesi sebagai seorang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Raden Mas (RM) Said Surakarta.
Dekan FEBI UIN RM Said Surakarta, Ivan Rahmawan mengatakan jika Dian telah lolos dalam program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
"Bu Dian, dosen berprestasi, telah lolos dalam program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ke luar negeri," ujarnya dikutip TribunBengkulu.com dari TribunSolo.com, Jumat (25/8/2023)
Lebih lanjut, ie juga membeberkan jika Dian memiliki sejumlah gelar di jenjang pendidikan.
Dari data Dikti, korban memang memiliki 3 gelar.
Adapun beberapa diantaranya yakni, gelar M.Sc, M.Env.sc, dan S.si.
Gelas S.Si didapatkan korban setelah mengenyam perkuliahan di Universitas Mataram.
Korban lulus dari kampus tersebut pada 2011.
Korban lalu melanjutkan studi di Macquarie University.
Korban mendapat dua gelar akademik di kampus tersebut.
Gelar-gelar tersebut adalah M.Sc dan M.Env.sc.
Itu masing-masing didapatkan korban pada tahun 2015 dan 2016.
Kronolog Dian Ditemukan Tewas
Dian sendiri merupakan wanita berusia 34 tahun.
Ia diduga menjadi korban pembunuhan lantaran ditemukan sejumlah luka di tubuhnya.
Jenazah Dian awalnya ditemukan oleh seorang mandor tukang bangunan bernama Indiyono.
Mandor tersebut dipercayai oleh pemilik rumah untuk merawat rumah tersebut.
Dikatakan Indriyono, awalnya ada rekan korban yang hendak menemui korban di rumahnya.
Kendati demikian, saat dirinya datang, rumah tersebut sudah dalam kondisi terkunci sehingga rekan korban meminta kunci kepadanya.
"Ada teman yang mau mengecek rumah dari tadi tidak bisa," ujarnya masih dilansir dari TribunSolo.
"Lalu meminta kunci ke saya."
"Itu karena rumah ini masih dalam perawatan saya," lanjutnya.
Namun saat meminta kunci, rekan korban menyebutkan kalau ada bercak darah di rumah tersebut.
Hal itupun membuat perasaan Indriyono semakin tak enak.
"Dari keterangan temannya, W ditemukan sudah ada bercak darahnya."
"Perasaan saya sudah tidak enak, saya ketuk-ketuk pintunya, saya panggil-panggil tidak ada respons," terangnya.
Karena tidak ada respon, Indiryono pun berinisiatif untuk melihat kondisi dalam rumah dari bagian atap.
Saat mengintip dari atap, Indriyono melihat korban sudah tergeletak di lantai.
"Ada bau anyir darah," tandasnya.
Mengetahui hal itu, dia meminta tolong kepada tukang bangunan yang membawa kunci cadangan rumah yang ditempati korban.
"Posisi di lantai, tubuh tertutup kasur lantai, di sampingnya ada bercak darah agak di bawah," ucapnya.
Feli mengaku tak berani melihat kondisi temannya itu.
Hal itu lantaran dia langsung diminta keluar dan segera menghubungi pihak kepolisian.
"(Korban) Tinggal sendiri, rumahnya di renov, lalu numpang sementara di rumah temannya di samping rumahnya itu," ungkapnya.
Menurutnya, korban diketahui baru menumpang di rumah tetangganya itu selama tiga pekan.
"Biasanya numpang di tempat saya, tapi kemarin adiknya datang dari Surabaya, karena adiknya ke sini jadi tinggal di rumah temannya yang kosong itu, lalu adiknya pulang ke surabaya, tapi masih di situ," terangnya.
Dia juga mengaku terakhir bertemu dengan korban saat mengikuti upacara bendera HUT Kemerdekaan ke-78 RI kemarin.
"Kalau terakhir kontak-kontakan di Instagram kemarin, bagi-bagi story gitu. Tapi terakhir kontakan sama temen saya jam 10 malam kemarin," tambahnya.
Menurutnya, selama itu korban tidak pernah mengeluh sakit. Bahkan sepengetahuannya, korban juga tidak ada masalah dengan siapapun.
Sementara itu Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit menduga ada unsur kekerasan di balik terbunuhnya Dian.
"Indikasi memang ada kekerasan dan ada beberapa luka di bagian kepala, namun saat ini masih pendalaman," ujarnya.
Dia menyebut, luka korban berada di bagian kepala didapati beberapa sayatan di bagian pipi sebelah kanan korban.
"Ini masih dugaan saja, kalau dugaan bisa macam-macam."
"Entah itu pacaran karena cemburu, entah itu iri atau seperti apa."
"Namun kami kita belum tahu," lanjutnya AKBP Sigit.
Baca juga: Viral Pengemis di Semarang Bawa Uang Jutaan dan Emas, Sempat Kabur Pakai Motor saat Razia
Baca juga: Wanita di Bali Pergoki Calon Suami Selingkuh Dengan Kakak Ipar, Kini Pilih Maafkan Sang Kekasih
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul SOSOK Dian, Dosen UIN Solo yang Ditemukan Tewas di Sukoharjo : Berprestasi, Lolos Beasiswa LPDP
Sosok Dian
Dosen
Dosen UIN RM Said
UIN RM Said Surakarta
Tewas Tak Wajar
Dikenal Berprestasi
Dosen UIN RM Said Surakarta Tewas
| Alasan Kuli Bangunan Tutup Jenazah Dosen UIN RM Said dengan Kasur Usai Habisi Nyawa Korban |
|
|---|
| Pembunuhan Wahyu Dian Silviani Dosen UIN RM Said, Pelaku Rencanakan Eksekusi 2 Hari Sebelum Kejadian |
|
|---|
| 'Tukang Kok Amatiran' Pemicu Kuli Bangunan Habisi Wahyu Dian Silviani Dosen UIN RM Said |
|
|---|
| Pengakuan Kuli Bangunan Pembunuh Dosen UIN RM Said, Akui Sakit Hati Dengan Korban |
|
|---|
| Pesan Ayah Dosen UIN RM Said yang Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Minta Polisi Usut Tuntas |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Sosok-Dian-Dosen-UIN-RM-Said-yang-Tewas-Tak-Wajar-di-Dalam-Rumah-Dikenal-Berprestasi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.