Oknum TNI Aniaya Remaja Hingga Tewas

Tangis Pilu Yuni Mauliza Kekasih Imam Masykur Pria Asal Aceh yang Dibunuh Oknum Paspampres

Tangis Pilu Yuni Mauliza Kekasih Imam Masykur Pria Asal Aceh yang Dibunuh Oknum Paspampres

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Kolase/Istimewa
Kolase Yuni Mauliza (kiri) Imam Masykur (Tengah) dan Praka RM (Kanan). Tangis Pilu Yuni Mauliza Kekasih Imam Masykur Pria Asal Aceh yang Dibunuh Oknum Paspampres 

TRIBUNBENGKULU.COM - Tangis pilu Yuni Mauliza kekasih Imam Masykur pemuda asal Aceh yang diduga dianiaya hingga tewas oleh Praka RM oknum Paspampres.

Sejumlah momen pilu dibagikan Yuni seorang kekasih kehilangan orang tercinta..

Apalagi diketahui, Imam Masykur dan kekasih rencananya akan segera melangsungkan lamaran.

Kini ia harus mengikhlaskan kepergian kekasih yang tewas dianiaya oleh oknum TNI.

Lantas siapakah sosok kekasih Imam ini ?

Kekasih Imam Masykur ini bernama Yuni Mauliza.

Diketahui Yuni Mauliza Universitas Al muslim Peusangan Bireuen.

Hal ini diketahui dari akun TikTok miliknya yunimauliza_.

Yuni Mauliza terpantau aktif di media sosial, ia juga kerap membagikan aktivitasnya.

Terbaru ia juga mengunggah momen mengantarkan sang kekasih ke tempat peristirahatan terakhir.

Terlihat Yuni berada disamping peti tengah memeluknya dan menangis pilu.

Bahkan diceritakan Yuni bahwa Imam Musykur sempat mengungkapkan janji ketika pulang ke Aceh akan melamar dirinya.

Namun takdir berkata lain, Yuni kini harus mengikhlaskan sang kekasih.

Baca juga: Oknum Paspampres Pembunuh Imam Masykur Pria Asal Aceh, Kini Terancam Hukuman Mati

Ia berdoa semoga sang kekasih diberikan jalan yang terbaik.

"Terima ga terima tetap harus ikhlas, pergi mu begitu cepat sayang. Tugasmu disini sudah selesai sayang, kamu sudah tenang, Allah lebih menyayagimu, sekarang kita pulang negara ini sungguh kejam untukmu syg. Semoga keadilan tetap berpihak padamu dengan seadil2nya hukum dinegara ini, padahal rencana terakhirmu sungguh baik "Tunggu aku pulang puasa ini untuk bertemu orang tuamu" tapi lain lagi rencana Tuhan kita tidak dijodohkan didunia ini kita hanya dipertemukan saja. Doa terbaik menyertaimu, kamu diperlakukan bagaikan nyawa tidak berharga sama sekali bagi mereka, dengan tanpa disadari jalan mu ke surga sudah ditunjukkan oleh mereka yang tidak layaknya disebut manusia," tulisnya.

Seperti diketahui, pemuda tewas diduga dianiaya oknum TNI ini berasal dari Aceh desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh bernama Imam Masykur (25).

Adapun kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Imam Masykur ini terjadi di Jakarta, pada Sabtu (12/8/2023).

Oknum Paspampres Terancam Hukuman Mati

Oknum anggota paspampres yang diduga membunuh Imam Masykur pria asal Aceh, kini terancam hukuman mati.

Kasus penganiayaan dan penculikan yang dilakukan oknum Paspampres bernama Praka Riswandi Manik terhadap warga Aceh, Imam Masykur menyeret keluarganya.

Praka Riswandi Manik (sebelumnya disebut Praka RM) diduga menculik dan menganiaya Imam Masykur hingga tewas.

Penculikan tersebut dilakukan Riswandi di kawasan Ciputat Timur, Tangerang bersama empat rekannya.

Aksi penganiayaan sadis yang diduga dilakukan Praka Riswandi terhadap Imam Masykur pun viral di linimasa.

Praka Riswandi diduga tak segan memukul tubuh warga Gandapura, Bireun, Aceh itu hingga tewas.

Kekejaman itu dilakukan Praka Riswandi guna membuat keluarga Imam Masykur terdesak dan memberikan uang tebusan.

Riswandi dan rekannya bahkan ngotot meminta uang Rp50 juta ke keluarga korban.

Sambil terisak dan menahan sakit, Imam Masykur pun menelepon keluarganya atas paksaan dari pelaku.

"Neu kirem peng siat 50 juta (tolong kirim uang 50 juta)," kata Imam Masykur melalui sambungan telepon dikutip dari Serambinews.com.

"Neu kirem jino aju bueh, meuhan matee lon (kirim terus sekarang ya, kalau tidak mati saya)," sambungnya.

Tak disangka, permintaan tersebut adalah yang terakhir diucapkan korban.

Sebab setelah itu, Imam Masykur dinyatakan meninggal dunia.

Pada tanggal 24 Agustus 2023 kemarin, keluarga korban datang ke RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah Imam Masykur.

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksma Julius Widjojono mengurai tanggapan dari Laksamana Yudo Margono atas kasus Praka Riswandi.

Laksamana Yudo Margono meminta agar kasus tersebut terus dikawal dengan serius.

Ia bahkan meminta agar Praka Riswandi dipecat dari TNI dan dihukum mati.

"Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus ini agar pelaku dihukum berat maksimal hukuman mati, minimal hukuman seumur hidup," pungkas Laksma Julius Widjojono.

"Dan pasti dipecat dari TNI karena termasuk tindak pidana berat, melakukan perencanaan pembunuhan. Itu instruksi Panglima TNI.

Saat ini, Praka Riswandi telah ditahan di Pomdam Jaya guna dilaukan pemeriksaan intensif.

"Terkait kejadian penganiayaan di atas, saat ini pihak berwenang yaitu Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan," ungkap Komandan Paspampres (Danpaspampres) Mayjen Rafael Granada.

Ibu Imam Masykur Bongkar Percakapan

Ibu Imam Masykur, Fauziah bongkar percakapan terakhir dengan sang anak sebelum akhirnya tewas diduga dibunuh oknum paspampres.

Fauziah mengatakan jika sebelum akhirnya dibunuh sang putra sempat mengatakan jika dirinya diculik pada 12 Agustus 2023, melalui telepon.

Ditengah percakapannya dengan sang anak, Fauziah mengatakan jika dia mendengar suara terduga pelaku.


Diakui Faziah, dirinya sempat diperas oleh terduga pelaku melalui sambungan telepon.

"Dia bilang, kalau sayang anak, kirim duit Rp 50 juta. Saya bilang, iya saya kirim, jangan dipukul anak saya," kata Fauziah dikutip TribunBengkulu.com dari Kompas.com, Senin (28/8/2023)

Tak hanya itu saja, Fauziah juga mengungkapkan suara dari seberang telepon.

Ia mengatakan jika sosok dibalik telfon tersebut mengancam akan membunuh anaknya dan membuang mayatnya ke sungai jika Fauziah tidak segera mengirim uang.

Kendati demikian, hingga saat ini Fauziah masih tidak mengetahui sang anak salah apa sampai ada orang yang nekat membunuh anaknya tersebut.

"Sampai anak saya meninggal, saya tidak tahu salah anak saya apa," katanya.

Sekitar 13 hari berselang, Fauziah mendapat kabar kematian anaknya.

Imam disebut telah meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Oleh Kodam Jayakarta, jasad Imam diserahkan dan diberangkatkan ke Aceh.

Penjelasan Danpaspampres

Komandan Paspampres Mayjen Rafael Granada Baay memberi tanggapan soal pembunuhan pemuda di Aceh.

Kasus pembunuhan pemuda di Aceh yang dilakukan oknum Paspampres dibenarkan oleh Mayjen Rafael Granada Baay.

Rafael mengungkapkan jika saat ini anggotanya tengah diselidiki Pomdam Jaya, lantaran diduga terlibat kasus penculikan dan penganiayaan yang menewaskan pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25) di Jakarta.

"Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan," kata Rafael dikutip TribunBengkulu.com dari Tribunnews.com, Senin (28/8/2023)

Atas kasus ini, Rafael menyebut anggotanya yakni Praka RM untuk proses penyelidikan lebih lanjut tewasnya Imam pada Sabtu (18/8) lalu.

Melalui keterangan tertulis, Danpaspamres Mayjen Rafael Granada Baay menyatakan,Pomdam Jaya saat ini sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan anggota paspampres dalam tindak penganiayaan.

Danpaspampres juga memastikan, jika anggotanya terbukti bersalah akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

"Apabila benar-benar terbukti adanya anggota Paspampres melakukan tindakan pidana seperti yang disangkakan di atas pasti akan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," kata Rafael.

Terakhir, Rafael meminta masyarakat turut mendoakan pihaknya agar kasus ini bisa cepat terselesaikan.

"Kami mohon doanya semoga permasalahan ini dapat segera diselesaikan. Terima kasih," sambung dia.

Rafael pun juga memastikan tidak akan melindungi Anggota kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres tersebut apabila memang benar terlibat dalam kasus tindak pidana ini.

Hotman Paris Siap Bantu

Hotman Paris bakal membantu keluarga Imam Masykur, pemuda asal Aceh yang dibunuh oknum Pasmpampres.

Hal ini diungkapkan Hotman melalui akun instagram pribadinya @hotmanparisofficial, Minggu (27/8/2023).

Mengatahui viralnya kasus ini, membuat Hotman memberikan pengumuman di akun instagram pribadinya itu.

"Butuh tim kuasa hukum di Aceh utk gabung dgn Tim Hotman911! Agar dm Hotman," tulis caption @hotmanparisofficial.

Unggahan Hotman Paris ini turut membuat netizen turut berkomentar.

"Ko di akun berita lain kaya ditahan ya informasinya. Baru Bang Hotman yg keliatan. Kalo di twitter udah rame. Bersatu lah warga aceh. Kalo hasilnya tetap seperti sambo, bergeraklah," tulis akun @_r.**k.

"Nyawa balas dengan nyawa," tulis akun @mars_m**sel7.

"Kl kelakuan oknum Paspampres kayak begitu, mlh jd ingat oknum resimen cakrabirawa era PKI dulu... Seram dan kejam!!!!," tulis akun @b**da.angga17.

Sebelumnya, Imam Masykur (25), seorang pemuda asal Gandapura, Bireuen, Aceh menghembuskan napas terakhir diduga disiksa oleh oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat berada di Jakarta.

Oknum Paspampres diduga berinisial Praka RM dkk (dua orang) itu tega menghabisi nyawa Masykur dengan luka bekas penyiksaan.

Terduga pelaku bahkan meminta uang sebanyak Rp 50 juta ke Masykur sebelum dibunuh.

Keluarga Syok

Imam Masykur (25) warga Desa Mon Keulayu Gandapura, Bireuen, Aceh yang diduga tewas dianiaya oknum Paspampres merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Masykur (57) dan Fauziah (47) .

Diketahui, Imam Masykur baru setahun ke Jakarta mencari kerja dan tinggal bersama keluarga sepupu, Said Sulaiman.

Musibah yang dialami Imam berupa penyiksaan hingga meninggal dunia.

Hal itu pun sangat mengejutkan kedua orang tuanya, sebab sebelum kejadian tersebut anaknya sempat meminta dikirimi uang Rp 50 juta.

Ditemui Serambinews.com, di rumah duka Desa Mon Keulayu, kedua orang tuanya terlihat syok, hanya duduk termenung dan sedih, beberapa warga juga masih di rumah duka.

Kursi plastik yang digunakan untuk warga yang ingin takziah pun masih berada di depan rumah duka.

Atas kejadian tersebut kedua orang tua Imam berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.

Said Sulaiman salah seorang keluarga Imam mengatakan, jenazah dibawa pulang dengan pesawat ke Medan dan dari Medan ke Bireuen dengan ambulan, jenazah tiba sekitar pukul 19.00 WIB, Jumat (25/08/2023).

Jenazah korban dikebumikan beberapa saat kemudian di pemakaman keluarga di kampung halamannya.

“Saat Imam Masykur tidak diketahui keberadaan waktu itu, kedua orang tuanya juga ke Jakarta, maka ketika jenazah dibawa pulang juga didampingi kedua orang tuanya,” sebut Said Sulaiman.

Menyangkut motif, Said Sulaiman mengaku selama berada di Jakarta almarhum tidak ada masalah dengan siapa saja karena sering bersamanya.

“Almarhum tidak ada masalah dengan siapapun, biasa saja,” ujarnya.

Dugaan yang menyebabkan almarhum disiksa dan dibunuh, Said Sulaiman mengaku belum diketahui pasti dan menduga adalah perampokan.

Kasus tersebut katanya sudah ditangani di Jakarta dan dalam proses oleh aparat penegak hukum.

Keluarga korban berharap pelaku penganiayaan dapat dihukum.

“Informasinya pelaku sudah ditangkap dan sedang dalam pemeriksaan di Jakarta,” ujar Said Sulaiman.

Keuchik Mon Keulayu, Sayed Nurdin kepada Serambinews.com mengatakan, almarhum sepengetahuannya, awalnya berjualan di Medan.

Setahun lalu berangkat ke Jakarta dan menumpang bersama keluarganya.

“Jenazah diantar dengan ambulan dan ikut didampingi keluarganya,” ujarnya.

Terduga Pelaku Sudah Ditahan

Imam Masykur (25), seorang pemuda asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh diduga menjadi korban penganiayaan hingga tewas oleh oknum anggota Paspampres.

Penganiayaan yang dilakukan oknum anggota Paspampres tersebut viral di media sosial.

Terkait hal tersebut Komadan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay mengungkapkan, bahwa kasus penganiayaan tersebut telah ditangani Pomdam Jaya.

"Terkait kejadian penganiayaan diatas, saat ini pihak berwenang yaitu Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan," kata Rafael, seperti dikutip dari TribunNews.com, Minggu, (27/8/2023).

Menurutnya terduga pelaku oknum anggota Paspampres tersebut saat ini sedang diperiksa.

"Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya utk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan," tuturnya.

Ia menegaskan apabila oknum Anggota Paspampres tersebut terbukti terlibat dalam penganiayaan hingga tewas, maka akan dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Apabila benar-benar terbukti adanya anggota Paspampres melakukan tindakan pidana seperti yang disangkakan diatas pasti akan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," katanya.

Menurutnya hanya satu oknum anggota Paspampres yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Ia berharap kasus segera selesai ditangani.

"Kami mohon Doa nya semoga permasalahan ini dapat segera diselesaikan," pungkasnya.

Kronologi Kejadian

Imam Masykur (25), seorang pemuda asal Gandapura, Bireuen, Aceh menghembuskan napas terakhir diduga disiksa oleh oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat berada di Jakarta.

Oknum Paspampres diduga berinisial Praka RM dkk (dua orang) itu tega menghabisi nyawa Masykur dengan luka bekas penyiksaan.

Terduga pelaku bahkan meminta uang sebanyak Rp 50 juta ke Masykur sebelum dibunuh.

Hal tersebut terungkap setelah video penyiksaan terhadap Masykur beredar di grup WhatsApp masyarakat Aceh.

Dalam video tersebut, Masykur sedang berada di dalam mobil sambil meminta tolong ke keluarga agar segera mengirim uang.

"Neu kirem peng siat 50 juta (tolong kirim uang 50 juta)," ucap Masykur melalui sambungan telepon dengan deru napas yang terengah-engah, seperti dikutip dari Serambinews.com, Minggu (27/8/2023).

Lalu pria yang berkomunikasi dengan Imam Masykur itu mengatakan tidak ada uang, tapi akan berusaha untuk mencarinya.

"Neu kirem jino aju bueh, meuhan matee lon (kirim terus sekarang ya, kalau tidak mati saya)," begitu suara yang terdengar di akhir percakapan.

Dalam video lain terlihat kondisi tubuh Imam Masykur yang berdarah-darah.

Saat itu terdengar korban berulang kali mengatakan "dek kirem peng 50 juta peugah bak mak beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang 50 juta, abang sudah dipukul).

Belum diketahui persis bagaimana kronologis peristiwa penyiksaan yang menyebabkan warga Aceh tersebut meninggal dunia.

Informasi tentang dugaan penculikan dan penyiksaan terhadap Imam Masykur hingga meninggal, beredar cukup cepat di kalangan masyarakat Aceh.

Foto-foto korban, termasuk foto penyerahan mayat korban di RSPAD Jakarta Pusat, dan sejumlah video yang diduga saat korban mengalami penyiksaan pun ikut beredar.

Sebagian Artikel Telah Tayang di TribunSumsel.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved