Kisah Cinta Pasangan Beda Usia

Pilu Slamet Ternyata Pernah Diusir Anak Nenek Rohaya, Kini Ikhlaskan Nenek Rohaya Untuk Selamanya

Pilunya nasib Slamet pernah diusir anak nenek Rohaya dan kini harus ikhlaskan sang istri yang pergi untuk selama-lamanya.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan TribunSumsel.com
Kolase foto Slamet. Pilu Slamet Ternyata Pernah Diusir Anak Nenek Rohaya, Kini Ikhlaskan Nenek Rohaya Untuk Selamanya 

TRIBUNBENGKULU.COM - Pilunya nasib Slamet pernah diusir anak nenek Rohaya dan kini harus ikhlaskan sang istri yang pergi untuk selama-lamanya.

Nenek Rohaya meninggal dunia di usianya 77 tahun di kediamannya di Kabupaten OKU Selatan, Sumsel, pada Rabu, (6/9/2023).

Ternyata dibalik kesetiaan Slamet dengan nenek Rohaya ternyata Slamet pernah sempat diusir oleh anak nenek Rohaya.

Bukan tanpa sebab, Doni merasa jika Slamet tidak pernah memberi ibunya uang belanja.

"Karena percuma juga dia mencari uang tidak pernah memberi ibu saya untuk berbelanja," ujar Doni dilansir dari TribunSumsel.com.

Doni mengaku jiaka dirinya pernah mengatakan pada Slamet agar Slamet menjaga nenek Rohaya dan tidak usah bekerja.

"Saya juga sudah bilang ke Slamet untuk mengurusi ibu saya dia gak usah lagi kerja, soal rokok dan makan biar urusan saya, saya hanya minta dia untuk mengurusi ibu saya," jelasnya.

Bahkan Doni juga sempat mengusir Slamet karena merasa Slamet tidak mengurus sang ibu.

"Ini sudah tidak mengurusi, dia baru datang saya suruh pergi dari rumah dia sudah 2 minggu pergi dari rumah," ungkapnya.

Doni juga mengatakan apa yang disampaikannya benar bahkan dia merasa sangat kesal dengan Slamet.

"Omangan saya ini benar, gak mungkin saya mau jahat, ini ibu saya terbaring sendirian saya juga terkadang pulang saya kasih makan, tapi terakhir saya beri makan tapi giginya sudah mengunci tidak mau lagi makan, ibu hanya melihat saya saja," jelasnya.

Anak Nenek Rohaya Sempat Tak Restui

Anak nenek Rohaya, Doni Saputra (28) tidak restui pernikahan sang ibu dengan Slamet akhirnya terkuak.

Meninggalnya nenek Rohaya meninggalkan duka yang mendalam bagi Slamet dan Doni Saputra.

Doni mengaku jika dirinya tidak merestui pernikahan sang ibu dan Slamet bahkan dia juga tidak menghadiri pesta pernikahan mereka.

"Malu pasti ada, cuma sekarang menerima mau gimana lagi pasrah saja kalau memang itu yang bagus ya saya turuti, kita ambil hikmahnya saja," ungkap Doni dilansir dari TribunSumsel.com.

Baca juga: Nenek Rohaya Sakit Selama Tiga Bulan Sang Anak Ungkap Slamet Jarang Pulang Hingga Sang Ibu Meninggal

Meski merasa malu, namun berjalannya waktu Doni mulai pasrah dan menerima pilihan sang ibu.

"Aku sebenarnya tidak merestui tapi mau gimana lagi, sudah takdir. Pasrah, aku waktu dia nikah gak ada di sini, memang sengaja aku pergi," ungkap Doni.

Doni juga mengatakan jika dirinya dengan Slamet jarang berkomunikasi hal ini karena keduanya disibukkan dengan pekerjaannya masing -masing.

"Saya tinggal serumah bertiga, saya jarang komunikasi dia sering bekerja, aku juga bekerja. Kadang gak pulang namanya kerja sambil upahan terkadang menginap," jelasnya.

Tak hanya itu saja, Doni Saputra anak bungsu nenek rohaya dari suami pertamanya mengaku jika selama tiga bulan nenek Rohaya sakit, Slamet ternyata jarang pulang.

Selama tiga bulan lamanya nenek Rohaya sakit Doni mengatakan jika dirinyalah yang merawat sang ibu.

Doni mengatakan jika Slamet sering mengambil upahan dan menginap di tempat upahannya tersebut sehingga saat nenek Rohaya sakit Slamet tidak berada di sampingnya.

"Saya sudah pernah menyampaikan kepada Slamet untuk membantu ngurusin ibu saya ini. Untuk yang bekerja biarkan saya," kata Doni.

Ternyata sebelum meninggal, Doni mengatakan jika sang ibu pernah terjatuh hingga kepalanya terbentur tanah.

Adanya kejadian ini kepala nenek Rohaya sempat mengalami benjol kemudian dibawa ke bidan desa.

"Sebelumnya ibu saya sempat terjatuh dan kepala ada benjolan. Sempat dirawat oleh bidan desa dan sedikit membaik. Kemudian tak lama dari sana ibu saya tidak mampu lagi jalan dan hanya terbaring di ranjang dan makan disuapi," ungkapnya.

Sementara itu, Sinta Devi keponakan Rohaya juga menyampaikan, bahwa memang Slamet ini sering keluar untuk mencari uang jadi jarang di rumah.

Ia menuturkan bahwa Rohaya ini di rumah hanya bersama anak bungsunya.

Ia juga sering mengunjungi Rohaya seminggu sekali untuk membantu merawat nenek Rohaya ini.

Ia juga menyampaikan waktu itu nenek Rohaya ini pernah jatuh dan mengalami memar ditubuhnya kemudian langsung di rawat oleh bidan desa.

"Selama sakit kami keponakan ini tidak bisa setiap saat untuk menjenguk nenek Rohaya ini. Kami sering datang untuk memandikan dan menganti pempersnya saja. Ya sedih juga tapi mau bagaimana lagi hanya ini yang bisa kami bantu," pungkasnya.

Doni Minta Maaf ke Nenek Rohaya

Anak bungu nenek Rohaya dari suami pertama, Doni Saputra mengungkapkan jika dirinya sempat meminta maaf sebelum sang ibu meninggal dunia.

Tentu saja, anak nenek Rohaya turut merasakan kehilangan sang ibu tercinta.

Meski Slamet tidak bisa menemani sang istri untuk terakhir kalinya, namun tidak dengan anak bungsu dari nenek Rohaya.

Selama ini Doni bekerja di rumah makan yang letaknya tak jauh dari rumah sang ibu.

Ketika itu Doni mengaku jika dirinya membawakan nasi bungkus dan hendak menyuapi nenek Rohaya.

Namun sayangnya, karena kondisi nenek Rohaya yang sudah lemah sehingga nenek Rohaya sudah tak mampu lagi untuk membuka mulut.

Mengetahui kondisi sang ibu yang sering sakit karena faktor umur membuar Doni sempat meminta maag kepada ibunya.

"Kondisi ibu saya seperti itu, saya langsung lesu dan berkata jika ada salah saya minta maaf," ujarnya Doni.

Doni mengungkapkan sebelum meninggal, sang ibu tidak memberikan pesan untuk terakhir kalinya.

Meski begitu, Doni menceritakan jika ibunya sering mengigau kedatangan saudara Doni yang sudah meninggal dunia.

"Saya kan ada dua saudara yang sudah meninggal. Jadi ibu saya sering mengigau melihat saudara saya itu, mengejar kedepan rumah sampai terjatuh," ujarnya.

Bahkan saking sering ibunya mengigau, Doni terpaksa berbohong agar sang ibu bisa kembali di dalam rumah.

"Terkadang juga sering saya bilang kalau saudara saya itu ada di dalam rumah, supaya ibu saya tidak keluar rumah,"jelasnya.

Kini, baik Slamet dan Doni hanya bisa mengenang nenek Rohaya yang telah pergi untuk selamanya.

Penyesalan Slamet

Slamet sangat menyesal karena tidak bisa dampingi sang istri, saat meninggal dunia.

Kesibukan kerja untuk mencukupi kehidupan sehari-hari membuat Slamet tidak bisa menemani sang istri hingga hembusan napas terakhirnya.

Kesdihan masih dirasakan oleh Slamet karena harus terpisahkan dengan sang istri dari maut.

Kendati demikian, Slamet membuktikan kesetiaan cintanya pada nenek Rohaya meski terpaut usia 55 tahun.

Diketahui, nenek Rohaya meninggal faktor umur yang sudah menua dan sering kali sakit.

Kala itu Slamet tengah mencari nafkah untuk sang istri yang tengah sakit.

"Ketika almarhumah meninggal, saya sedang bekerja dan sudah tiga hari tidak pulang," ungkap Slamet.

Slamet juga mengaku jika nenek Rohaya dan Slamet saling mencintai meski terpaut usia cukup jauh.

"Iya kami sangat mencintai satu sama lain," ungkapnya.

Disingung apa yang akan Slamet lakukan kedepannya saat nenek Rohaya telah meninggal dunia, Slamet hanya berkata jika dirinya bingung.

“Tidak tahu pak, mau apa belum ada pikiran mau kemana apakah merantau atau mau pulang ke rumah orang tua kandung saya," ujarnya.

Menurut warga Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU, Sumsel ini, ketika bekerja upahan ia sering berpindah-pindah tempat.

Slamet menuturkan kadang di daerah sekitar rumah dan juga kadang di Fajar Bulan, Lampung.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved