Konflik Rempang

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Minta Maaf Soal Ucapan 'Piting' Kasus Rempang

Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono meminta maaf jika pernyataannya agar "prajurit piting warga" dalam kasus Rempang, Batam

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa/Kolase
Kolase Panglima TNI Yudo Margono (Kiri) dan Bentrok di Rempang (kanan). Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Minta Maaf Soal Ucapan 'Piting' Kasus Rempang 

TRIBUNBENGKULU.COM - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono meminta maaf jika pernyataannya agar "prajurit piting warga" dalam kasus Rempang, Batam, membuat masyarakat tersinggung.

Yudo meminta maaf apabila ungkapannya itu membuat masyarakat salah paham, karena makna piting yang dipahaminya berbeda.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan, kata "piting" pendemo di Rempang sebagai perumpamaan saja.

Menurut Yudo, maksud dari memiting itu bukan untuk kekerasan, karena dirinya sendiri sering melakukan hal tersebut ketika kecil.

Yudo juga menjelaskan, tidak ada pengerahan pasukan secara khusus untuk mengamankan Pulau Rempang.

Panglima Pajaji Tiba di Batam

Panglima Suku Dayak yakni Panglima Pajaji yang dikenal dengan nama Agustinus Lucky akhirnya benar-benar tiba di Batam

Panglima Pajaji menepati janjinya untuk hadir membela rakyat Pulau Rempang yang diketahui lewat video dan foto yang diunggah di akun Facebooknya @Panglima Pajaji Skw, Senin (18/9/2023).

Dalam video yang diunggahnya tersebut, Panglima Pajaji tampak bertelanjang dada dan mengatakan sudah berada di salah satu rumah warga di daerah Legong, Batam.

Panglima Pajaji tampak bersama beberapa orang warga dan sedang bersiap untuk makan bersama.

"Selamat siang. Saya sudah berada di rumah saudara kita di daerah Legong, Batam," kata Panglima Pajaji.

Ia lalu memperkenalkan satu persatu 4 warga yang bersamanya.

Baca juga: Sosok Abang Long Pembela Pulau Rempang yang Berani Lawan Aparat, Begini Nasibnya Usai Ditangkap

Panglima Pajaji kemudian menyerukan salam budaya suku Dayak, di akhir videonya.

"Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata," ujar Panglima Pajaji.

Yang artinya Adil kepada Sesama Manusia, Bercermin ke Surga, Nafas Hidup itu berasal dari Tuhan.

Lalu dibalas 4 warga yang hadir dengan teriakan 'Arus, Arus, Arus'. Yang artinya 'setuju, setuju, setuju'.

Di video itu, Panglima Pajaji menyematkan narasi.

"SELAMAT SIANG SAUDARA KU. SAYA SUDAH DI DAERAH BATAM. MEMBANGUN TIDAK MERUSAK. KEADILAN HARUS DI TEGAKKAN UNTUK MASYARAKAT," tulis Panglima Pajaji.

Setelah mengunggah video itu, Panglima Pajaji kembali membagikan 3 foto dirinya bersama warga di Batam.

Ia kemudian menuliskan di foto yang diunggahnya bahwa kehadirannya bukan untuk mentiadakan yang ada tetapi menambah kekuatan yang sudah ada.

"AGIK IDUP AGIK MANSENGAT. AKU HADIR BUKAN UNTUK MENTIADA KAN YANG ADA. AKU HADIR MENAMBAH KEKUATAN YANG SUDAH ADA. MEMBANGUN TIDAK MERUSAK.
MEMBANGUN TIDAK MENGHAPUS SEJARAH PARA LELUHUR BANGSA INI," tulis Panglima Pajaji.

Sosok Abang Long

Sosok Abang Long tokoh masyarakat di Pulau Rempang yang membela warga hingga bikin Kapolres terdiam.

Belakangan Abang Long jadi sorotan usai aksinya membela warga dalam konflik pembangunan Pulau Rempang menjadi kawasan industri perdagangan hingga wisata yang terintegrasi yang tak lain adalah Rempang Eco City.

Abang Long dikenal sebagai garda terdepan yang pandai membakar semangat warga ketika berdemo menolak rencana pembangunan.

Dengan gagah berani, ia memaparkan alasan mereka berunjuk rasa adalah untuk mempertahankan 16 Kampung Tua di Rempang dan Galang yang terancam hilang oleh pembangunan.

Namun, aksi ini berakhir rusuh.

Sebanyak 43 orang, termasuk dirinya ditangkap oleh aparat kepolisian.

Saat ditangkap ia menjadi satu-satunya yang berani menolak perintah

membuka bajunya di hadapan Kapolresta Barelang Kombes Pol. Nugroho hingga bikin sang Kapolres terdiam.

Bahkan Kapolresta melarang orang yang mendesak meminta Abang Long untuk tidak melanjutkan.

Lantas siapa sosok Abang Long sebenarnya?

Aksi berani Abang Long ini membuat banyak orang penasaran soal latar belakangnya.

Dikutip dari berbagai sumber, Abang Long memiliki nama asli Iswandi.

Ia ternyata adalah alumni Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), angkatan 2000.

Penangkapan ini menarik perhatian dari Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KAUMY).

Dengan berbagai peristiwa yang terjadi, sosok Abang Long menjadi simbol dari dinamika kompleks aksi demonstrasi ini.

Ke depannya, perhatian publik masih tertuju pada nasib Abang Long dan bagaimana proses hukum yang akan dihadapinya.

Lalu bagaimana nasib Abang Long sekarang?

Kuasa Hukum Iswandi atau Abang Long kini masih belum bisa menjelaskan status hukum yang menjerat kliennya.

Dikutip dari Batamnews.co,id, Sandri Suwrdy, S,H mengungkapkan nasib Abang Long.

"Kami belum mendapatkan validasi mengenai status Bang Awie, apakah sudah menjadi tersangka atau belum," katanya.

Dia mengungkapkan bahwa ia belum bisa menemui Iswandi secara langsung.

"Kami telah memegang kuasa dari keluarga sejak kemarin, tetapi kami masih menunggu untuk bisa bertemu langsung dengan Bang Iswandi," ujar Sandri yang hadir bersama tim kuasa hukum lainnya, Dr. Emy Hajar Abra, seperti dilansir Sripoku.com, Senin (18/9/2023).

Sejauh ini tim kuasa hukum belum bisa memberitahukan mengenai kondisi dan keamanan Iswandi.

"Sebenarnya harus dipahami hal-hal terkait kondisi keadaan klien kami, diksi yang diberikan kepolisian sebagai atensi khusus.

Harusnya kuasa hukum dan penyidik bisa bersinergi keinginan kepolisian dan kuasa hukum terwadahi dengan baik dengan cara komunikasi yang cukup baik.

Kita juga pengen tahu kenapa dia dilabeli sebagai atensi khusus, sehingga tak mendapatkan haknya," ujar Dr. Emy.

Keluarga UMY Jogja Utus Advokat

Diberitakan sebelumnya aksi demonstrasi masyarakat Rempang-Galang Batam yang menolak 16 kampung adat direlokasi, Selasa (12/9/2023) lalu menjadi viral karena ada 43 orang yang dianggap provokator hingga ditangkap polisi.

Salah satu dari 43 orang yang ditangkap adalah Bang Long, sosok pria tinggi besar dengan rambut gondrong yang ikut ditangkap.

Lebih menarik lagi, Bang Long, demikian dia disapa itu menolak membuka baju.

Ia satu-satunya yang menolak membuka bajunya di hadapan Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho.

Bahkan, Kapolresta terdiam dan melarang orang yang mendesak meminta Abang Long untuk tidak melanjutkan.

Abang Long memang membuat penasaran, namun bagi warga Rempang dan Galang, sosok yang satu ini memang tidak asing.

Sebab, dia tokoh dari Pulau Setokok Rempang yang dikenal karena peduli dan membela warga di Pulau yang akan direlokasi karena pembangunan Eco City.

Seperti dilansir dari akun Tiktok Kriuuk.Id dan repi Melayu serta berbagai sumber dari Bang Long bernama lengkap Iswandi Bin Yakub.

Iswandi bin M Yakub alias Bang Long ternyata merupakan kader Muhammadiyah.

Ia tampil sebagai Pahlawan Rempang Galang, dalam suasana perjuangan masyarakat Rempang Galang dalam mempertahankan hak hidupnya banyak menuai simpatik.

Bang Long juga dikenal tokok Melayu dari Setokok Rempang, selain dikenal sebagai sosok orator ulung, dia pun dikenal sebagai kader Muhammadiyah dan kerap membantu warga Rempang.

Maka tak heran orasinya pun, mampu membakar semangat para demonstran.

Ia pun dikenal sangat berani dan tak pernah mundur memperjuangkan kebenaran.

Sehingga saat dirinya ditangkap, pihak Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KAUMY) langsung bergerak cepat dengan mengutus sejumlah advokat untuk mendampingi Awie.

Mereka yang diutus adalah Advokat Sandri Suwrdy, S.H. (alumni fak. Hukum UMY 2000) dan Advokat Dr. Emy Hajar Abra (alumni fak. Hukum UMY 2005).

KAUMY mengambil kebijakan untuk mengadvokasi alumninya, agar hak-hak hukumnya dipenuhi, ujar Ketua Umum KAUMY, Yana Aditya.

Beberapa akun sosmed menyebutnya sebagai Panglima. Ia berani memperjuangkan kepentingan warga Rempang Galang. Bahkan Akun Repi Melayu Indragiri menyebut Bang Long sebagai

"PANGLIMA GAGAH BERANI."Sehat Selalu Abangda Kami Iswandi M Yakop dan Saudare" Kami Yg Berjuang Hari ini. MEREKA TERSENYUM INDAH, TAK ADE RASE TAKUT, GENTAR SAAT BER ORASI DI MUKE UMUM UNTUK MENYAMPAIKAN KEINGINAN MASYARAKAT REMPANG DALAM MENOLAK RELOKASI.

"KARNA MEREKA BERJUANG IHKLAS UNTUK GENERASI PENERUS AGAR MASIH DAPAT MELIHAT & MENDIAMI TANAH TUE REMPANG YANG DIBUKA DAHULU ATAS PERJUANGAN NENEK MOYANG TERDAHULU. Perjuangan Belum Selesai Kedepan Akan Hadir Dari Segale Penjuru Untuk Melanjutkan Perjuangan Tanah Tue Rempang,Galang-Batam Dengan Penuh Santun & Damai," ujarnya.

"Dia Pahlawan kami dari Rempang Galang," tandasnya.

Sebagian Artikel ini telah tayang di KompasTV.com

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved