Perundungan Mahasiswa di UIN

Mahasisiwi Korban Bullying di UIN Jambi Ternyata Disuruh Minta Maaf-Dipaksa Buat Pernyataan Bersalah

Mahasiswi korban bullying di UIN Jambi ternyata disuruh minta maaf hingga dipaksa buat pernyataan bersalah.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com/IG terang media
Kolase foto Cintria dan pelaku bullying. Mahasisiwi Korban Bullying di UIN Jambi Ternyata Disuruh Minta Maaf-Dipaksa Buat Pernyataan Bersalah 

TRIBUNBENGKULU.COM - Mahasiswi korban bullying (Perundungan) di UIN Jambi ternyata disuruh minta maaf hingga dipaksa buat pernyataan bersalah.

Sebelumnya viral mahasiswi UIN di Jambi diduga dibully oleh sesama mahasiswa lainnya, aksi ini terjadi di lift.

Aksi pembullyan ini viral di media sosial dan menuai banyak sorotan.

Mahasiswi UIN Jambi yang menjadi korban bully ini dipaksa untuk membuat pernyataan bersalah oleh pihak kampus.

Hal ini diungkapkan oleh Cintria, mahasiswi yang menjadi korban perundungan di lift.

"Assalamu'alaikum,wr wb. Nama saya Cintria. Saya dari Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Di sini saya ingin mengklarifikasi bahwasannya tekait video yang sedang beredar di media sosial," ujar Cintria dilansir dari instagram @terangmedia, Jumat (14/10/2023).

Baca juga: Alasan Mahasiswi di Jambi Minta Maaf Terkait Videonya Viral Usai Jadi Korban Perundungan Mahasiswa

Menurut penuturan Cintria, pihak kampus akan langsung memberikan sanksi kepada para pelaku yang telah melakukan perundungan.

"Pihak kampus telah memberikan tanggapan terhadap video tersebut dan saya besok pagi tinggal menunggu. Waktu di mana saya akan dipertemukan dengan pelaku yang ada di video tersebut,"

"Pihak UIN tidak membiarkan adanya tindakan bully seperti demikian, mereka tetap akan memberikan sanksi sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukan oleh anak-anak yang ada di video tersebut," ungkap Cintria.

Pihak Kampus Buka Suara

Usai videonya viral, pihak kampus akhirnya buka suara salah satu dosen AY mengatakan jika ada beberapa dosen mengeluhkan perilaku mahasiswa.

Kemudian juga dengan banyaknya fasilitas pendukung di gedung baru kampus mahasiswa menjadi lebih manja dan berakibat terjadi penumpukan antrian untuk menggunakan lift.

"Padahal mahasiswa kadang hanya untuk berpindah dari lantai yang pertama ke lantai, mereka tidak mau menggunakan tangga dan lebih memilih untuk menggunakan lift bila untuk naik satu lantai saja," kata AY dilansir dari TribunJambi.com.

AY juga mengatakan jika sebenarnya dosen telah memberikan arahan pada mahasiswa agar sama-sama menjaga fasilitas kampus.

"Agar semua pengguna bisa merasakan kenyamanan yang dinginkan tentunya kami selaku dosen berulang kali memberikan arahan kepada mahasiswa agar sama-sama merawat fasilitas yang sudah ada dan amat baik," ungkpanya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved