Penemuan Jasad Ayah dan Anak di Koja

Sosok Hamka Ayah di Koja yang Ditemukan Membusuk Bersama Balitanya di Depan Istri, Dikenal Tertutup

Sosok Hamka (50) yang ditemukan membusuk bersama anak balitanya di rumahnya di Jalan Balai Rakyat RT 06 RW 03, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara

Editor: Hendrik Budiman
Kompas Tv
Petugas Suku Dinas Pemakaman Jakarta Utara dan Petugas dari Polres Jakarta Utara sedang mengevakuasi jenazah pria (50) yang ditemukan sudah membusuk di dalam rumah di jalan Balai Rakyat V, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (28/10/2023). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Sosok Hamka (50) yang ditemukan membusuk bersama anak balitanya di rumahnya di Jalan Balai Rakyat RT 06 RW 03, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara dikenal tertutup kepada warga sekitar.

Meski sudah tinggal di wilayah itu sejak puluhan tahun silam, tak banyak yang mengenal kepribadian Hamka dan keluarganya.

"Paling saya negur kalau dia jalan Salat ke masjid aja, ya sekadar itu aja. Kalau istrinya lebih tertutup lagi," kata Bambang (55) warga yang turut menemukan jasad Hamka dan balitanya, Sabtu (28/10/2023).

Sepengetahuan Bambang, Hamka memiliki usaha di bidang travel umrah dan istrinya ibu rumah tangga yang mengurusi dua balita mereka.

Bambang mengatakan, dia dan warga sekitar sudah merasakan bau tak sedap sejak sekira dua pekan lalu.

Bau tersebut kian terasa ketika malam hari. Rumah Bambang yang jaraknya sekira 50 meter dari kediaman Hamka pun turut merasakan aroma tak sedap itu.

"Kita pikir awalnya bau bangkai, kita cari-cari di got kok enggak ketemu juga dan masih bau aja," kata Bambang.

Bambang menuturkan warga yang menelusuri aroma tak sedap itu kemudian mencurigai bau itu berasal dari kediaman Hamka.

Apalagi, mobil dan motor Hamka yang berada di lantai 1 rumahnya kondisinya begitu kotor dipenuhi debu.

"Nah itu, kok mobil sama motornya kotor banget, nah kecurigaaanya dari itu, terus paket juga gapernah dibawa masuk," kata Bambang.

Untuk diketahui, bangunan rumah Hamka berada di lantai 2. Lantai 1 hanya digunakan sebagai garasi saja. Ada tangga di bagian kanan rumah untuk naik ke lantai 2.

Bambang mengatakan, dia bersama warga sudah berinisiatif untuk masuk ke rumah Hamka pada Jumat (27/10/2023) malam kemarin.

"Tapi karena ga ada perwakilan dari kelurahan buat jadi saksi, makanya diputuskan tadi pagi jam 8a pas ada orang kelurahan," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, kondisi rumah Hamka dikunci dari dalam. Alhasil warga harus mendobraknya.

Saat itulah betapa kagetnya Bambang melihat istri Hamka sedang terduduk di ruang tamu tanpa reaksi apapun.

"Kita dobrak rumah, istrinya itu lagi duduk aja kayak linglung gitu, enggak ada reaksi apa-apa," kata Bambang.

Tak jauh dari istri Hamka, ada anak sulung Hamka yang berusia sekira 3 tahun.

Baca juga: Kronologi Penemuan Jasad Ayah dan Anak Membusuk di Koja, Berawal Dari Bau Tak Sedap-Paket Terlantar

"Itu anak pertamanya ga nangis sama sekali, anteng aja," kata Bambang.

Bambang dan warga lainnya kian terkejut saat menemukan jasad Hamka yang posisinya telungkup di depan kamar mandi.

Sedangkan putra bungsu Hamka yang berusia sekira 1,5 tahun juga kondisinya membusuk ditemukan di kamar.

"Warga nggak ada yang berani nyentuh dan pada mual semua karena kondisinya sudah busuk dan baunya nyengat banget," kata Bambang.

Sekira pukul 15.00 WIB, jasad Hamka dan anak balitanya telah dievakuasi dari lokasi kejadian.

Sedangkan istri dan anak sulungnya yang kondisinya masih hidup dalam kondisi lemas telah lebih dulu dievakuasi.

Kronologi Penemuan Jasad Ayah dan Anak

Kronologi penemuan jasad ayah dan anak yang telah membusuk di Koja, Jakarta Utara berawal dari bau tak sedap hingga paket terlantar.

Warga menaruh curiga ketika mencium bau tidak sedap berhari-hari dari salah satu rumah dua lantai di Jalan Balai Rakyat, RT 06 RW 03 Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Bau tidak sedap itu setidaknya sudah seminggu merebak di permukiman tersebut.

Warga setempat pun dibuat geger dengan sumber bau tersebut yang nyatanya berasal dari jasad pemilik rumah dan sang anak.

Pada Sabtu (28/10/2023) pagi, jenazah Hamka (50) ditemukan membusuk bersama anak balitanya di rumah tersebut.

Jasad Hamka telungkup di dekat kamar mandi.

Di dekatnya juga lah ditemukan jenazah sang balita berusia 1,5 tahun.

Sementara itu di lantai 1, ditemukan juga istri Hamka yang terbaring lemas bersama anak sulungnya.

"Ini baunya udah hampir seminggu, saya kira ini bau bangkai, tapi nggak tahunya karena mayat," ujar Yati (66), salah seorang tetangga korban.
Sepekan terakhir bau tidak sedap tersebut juga tercium oleh tetangga lainnya, Bambang (55).

Bambang sempat mencari-cari sumber bau dari got di sekitar TKP, tapi tak pernah menemukan asalnya.

Namun, sepekan berlalu kecurigaan mulai mengarah ke rumah Hamka.

Sebab, lanjut Bambang, tak cuma bau tidak sedap yang paling terasa di rumah itu, ada juga kejanggalan yang dilihatnya.

Kejanggalan-kejanggalan yang dilihat Bambang antara lain kendaraan yang berdebu hingga paket yang tak kunjung dibawa masuk alias ditelantarkan di teras rumah.

"Nah itu, kok mobil sama motornya kotor banget, nah kecurigaaanya dari itu, terus paket juga nggak pernah dibawa masuk," kata Bambang.

Bambang menambahkan, korban memang sudah tinggal di wilayah itu sejak puluhan tahun silam, tapi pribadinya dikenal tertutup.

Hamka diketahui memiliki usaha di bidang travel umrah dan istrinya hanya ibu rumah tangga yang mengurusi dua balita mereka.

Sementara itu, hingga kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait ayah yang ditemukan membusuk bersama balitanya ini.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh menuturkan, polisi sudah mengirimkan jenazah korban ke RS Polri Kramat Jati guna menjalani pemeriksaan forensik.

"Nanti ahlinya yang menyampaikan. Perkiraan berapa lama korban di TKP biar ahli yang menjelaskan," kata Iverson.

Sedangkan untuk istri dan anak sulung korban, saat ini keduanya sudah mendapat perawatan di rumah sakit serta pendampingan dari tim Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Utara.

Polisi tak menemukan adanya bekas luka di tubuh ibu dan anaknya yang masih berusia sekira 3 tahun.

"Sementara, yang masih hidup belum ada kekerasan fisik terhadap ibu dan anak tersebut. Tim sudah kami bagi tugas sesuai kemampuan masing-masing," tandasnya.

Artikel Ini Telah Tayang di TribunJakarta.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved