Penemuan Kerangka Manusia di Blitar

Alasan SH Saat Titip 2 Anak ke Kakak Ipar, Sebut Fitriani ke Surabaya, Padahal Dibunuh dan Dicor

Alasan Suprio Handono atau SH saat titipkan 2 anak ke kakak ipar. Belum lama ini, Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar digegerkan dengan

Editor: Kartika Aditia
Surya.co.id
Alasan SH Saat Titip 2 Anak ke Kakak Ipar, Sebut Fitriani ke Surabaya, Padahal Dibunuh dan Dicor 

TRIBUNBENGKULU.COM - Alasan Suprio Handono atau SH saat titipkan 2 anak ke kakak ipar.

Belum lama ini, Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar digegerkan dengan penemuan kerangka wanita yang terkubur di dalam kamar hingga dicor.

Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, polisi mengungkap fakta jika kerangka wanita tersebut sudah terkubur sejak 1,5 tahun lalu.

Belakangan terungkap pula jika identitas kerangka tersebut adalag Fitriani, istri dari Suprio Handono yang merupakan pemilik rumah tersebut.

Namun, 2 bulan lalu Suprio Handono menjual rumah tersebut kepada kakak iparnya, Sugeng Riyadi.

Meski Fitriani telah menghilang selama 1,5 tahun bahkan hampr 2 tahun, keluarga maupun warga tak menahuh kecurigaan yang lebih pada Suprio Handono.

Termasuk saat Suprio Handono menitipkan anak-anaknya yang masih kecil ke kakak ipar.

Kakak ipar Suprio Handono, Subagyo (53) bercerita, Fitria memiliki dua anak yang masih kecil.

Baca juga: Baru Bebas Penjara 3 Bulan, Residivis Kasus Narkoba di Bengkulu Kembali Ditangkap

Pertama laki-laki yang lahir ketika Suprio dan Fitria masih tinggal di Sulawesi Tenggara.

Saat ini anak tersebut berusia 7 tahun.

Kemudian pada 2016, Suprio Handono dan Fitria pindah ke Blitar

Beberapa tahun di rumah, Suprio Handono dan Fitriani kembali dikarunia anak kedua laki-laki.

Beberapa tahun di Blitar, keduanya dikaruniai anak kedua laki-laki, yang saat ini berusia 4 tahun.

Sekarang, kedua anak Suprio Handono dan Fitriani ikut Subagyo.

"Waktu pulang ke Blitar, orang tua perempuan (Suprio Handono) masih hidup. Kalau orang tua laki-laki sudah lama meninggal. Suprio Handono disuruh pulang sekalian untuk merawat orang tua perempuan," ujar Subagyo.

Setelah kembali ke Blitar, Suprio Handono bertani sambil membuka usaha untuk hidup. Suprio Handono bersama istri pernah membuka usaha produksi tempe, namun tidak bertahan lama. Terakhir, ia memelihara ayam.

Menurut Subagyo, hubungan keluarga Suprio Handono dan Fitriani mulai kurang harmonis sejak mereka membuka kafe di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar sekitar dua tahun lalu.

Istri Suprio Handono, Fitriani (korban) dikabarkan punya pria idaman lain (PIL) setelah mereka membuka kafe.

Soal itu (korban punya PIL), Subagyo tidak membantah. Karena Subagyo pernah ikut menjadi saksi ketika Suprio Handono menyerahkan istrinya, Fitriani kepada pria lain asal Desa Bedali, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.

"Waktu itu saya juga ikut menjadi saksi ketika Suprio Handono memasrahkan istrinya kepada pria lain. Statusnya (Suprio Handono dan Fitriani) waktu itu sudah pisah. Itu kurang lebih pada 2021 pas pandemi. Suprio Handono menyerahkan istrinya ke pria lain," ujarnya.

Sejak diserahkan kepada pria lain, Subagyo sudah tidak pernah melihat istri Suprio Handono datang ke rumah.

Karena, Subagyo sendiri waktu itu jarang di rumah. Subagyo sering kerja sebagai tukang bangunan di luar kota.

"Kalau soal korban apakah pernah datang lagi ke rumah, itu saya kurang tahu, karena saya sering luar kota. Tapi, saya dengar cerita dari istri dan tetangga pernah melihat korban datang lagi ke rumah Suprio Handono. Setelah korban hilang itu hilang," katanya.

Subagyo juga tidak begitu memperhatikan keberadaan istri Suprio Handono. Karena, ia mengira setelah Suprio Handono menyerahkan istrinya ke pria lain, istrinya sudah ikut pria tersebut.

"Istri saya pernah tanya kepada Suprio Handono istrinya kemana? Dia (Suprio Handono) bilang ke luar kota, ke Surabaya," ujarnya.

Sekitar dua bulan lalu, Suprio Handono menjual rumah warisan dari orang tua kepada Sugeng Riyadi, kakak iparnya. Sugeng Riyadi merupakan suami dari Domiratul Qusnah, juga kakak Suprio Handono.

"Rumahnya dijual kepada Sugeng, itu juga masih ipar. Dijual Rp 105 juta, dibayar tunai," kata Subagyo.

Subagyo tidak tahu alasan Suprio Handono menjual rumah. Namun, setelah menjual rumah, Suprio Handono kembali membuka kafe di Wates, Kabupaten Kediri.

"Saya tidak tahu kenapa rumah dijual, entah faktor ekonomi atau mungkin sudah tidak betah tinggal di sini. Pernah bilang, setelah jual rumah mau pergi dari sini (Desa Bacem)," ujarnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, kerangka Fitria ditemukan pada Selasa (21/11/2023), oleh pemilik rumah bernama Sugeng Riyadi, ketika hendak merenovasi rumah yang baru dibeli dua bulan lalu.

Sugeng membeli rumah tersebut dari adik iparnya, Suprio Handono.

Istri Sugeng, Domiratul Qusnah adalah kakak kandung dari Suprio Handono.

Dari sejumlah kamar yang ada di rumah itu, terdapat satu kamar dengan pintu terkunci.

Saat pintu dibuka paksa, terdapat satu bagian lantai dengan cor yang berbeda dengan bagian lantai yang lain.

Curiga dengan kondisi itu, Sugeng meminta pekerja untuk membongkar bagian dari lantai kamar tersebut dan menemukan tengkorak serta tulang belulang manusia.

SH Ditetapkan Sebagai Tersangka

Hanya berselang tiga hari, Jumat (24/11/2023), Penyidik Polres Blitar Kota menetapkan Suprio Handono sebagai tersangka kasus temuan kerangka manusia yang terkubur di kamar rumah di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

SH sendiri telah menjual rumah tersebut sejak 2 bulan lalu kepada kakak iparnya, yakni SR.

Adapun rumah tersebut merupakan warisan dari orang tuanya.

Sebelumnya, polisi membenarkan kerangka wanita yang terkubur di kamar rumah tersebut adalah Fitriani (21) yang merupakan istri dari SH.

"Setelah dilakukan serangkaian kegiatan penyelidikan dan penyidikan serta dilakukan gelar perkara oleh Satreskrim Polres Blitar Kota, telah terpenuhi dua alat bukti, ditetapkan kepada SH (pemilik rumah sebelumnya) sebagai tersangka pembunuhan istrinya sendiri Fitriani," kata Plt Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, Jumat (24/11/2023) dilansir dari TribunJatim.com.

Samsul mengatakan, saat ini polisi melakukan penahanan terhadap SH.

Polisi juga masih berkoordinasi dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

"Nanti, untuk detailnya terkait kasus ini akan dirilis oleh Kapolres," ujarnya.

Sosok SH Dikenal Tertutup dan Jarang Bergaul

Ketua RT di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur sempat menggambarkan sosok SH suami Fitriani.

SH disebut-sebut jarang bergaul dengan warga sekitar.

Apalagi ditambah dengan pekerjaan yang dilakoni SH tidak di desa tersebut.

Dijelaskan Ketua RT, SH dan Fitriani ternya membuka usaha warung kopi di desa tetangga.

Hal itulah yang membuat warga jarang bertemu dan bergaul dengan suami-istri tersebut.


Lebih lanjut, setelah kasus ini terungkap, Ketua RT menjelaskan bahwa sosok Fitri sudah lama tidak terlihat keberadaannya di rumah tersebut.

“Mungkin saja kerangka mayat itu adalah istri SH, Fitri. Karena warga juga sudah lebih dari setahun tidak melihat Fitri di rumah tersebut,” ujar Sunaryo ditemui di rumahnya, Selasa (21/11/2023) malam dilansir dari Surya.com.

Beberapa saat setelah itu, lanjut Sunaryo, warga sempat mendengar kabar bahwa rumah tangga SH dan Fitri retak karena adanya pria lain.

Fitri dan suaminya disebut-sebut sempat cekcok karena masalah orang ketiga.

Dia juga bercerita bahwa sosok Fitri dan suami memang kurang bergaul di lingkungan tersebut.

“Kabarnya seperti itu. Meskipun warga tidak pernah melihat mereka cek cok karena mereka memang kurang bergaul dengan lingkungan,” tuturnya.

Tampang SH

Inilah tampang Suprio Handono atau SH (30), suami yang tega bunuh istri bernama Fitriani hingga jasadnya dikubur dan dicor di dalam kamar di Blitar.

Melansir dari TribunSurya.com, Polres Blitar Kota menunjukkan tampang Suprio Handono alias SH, Jumat (24/11/2023)

Dengan pengawalan polisi, SH yang mengenakan baju tahanan dan bercelana pendek terlihat berjalan keluar dari ruang tahanan menuju ke lobi Mapolres Blitar Kota.

Tangan SH juga tampak diborgol menggunakan tali.

Ia juga terlihat mengenakan peci hitam.

Tampang SH, Tersangka Penemuan Kerangka di Blitar, Tega Kubur dan Cor Jasad Fitriani di Kamar
Tampang SH, Tersangka Penemuan Kerangka di Blitar,
Tega Kubur dan Cor Jasad Fitriani di Kamar (SURYA.CO.ID/Samsul Hadi)


Kala itu SH hanya menunduk.

Setelah ditunjukkan kepada sejumlah awak media, polisi kembali mengiring SH masuk ke ruang tahanan.

Polisi tidak memberikan kesempatan kepada awak media untuk mewawancarai SH. Awak media hanya dipersilakan mengambil video dan foto SH.

"Sudah, sudah ya, cukup," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS, sambil meminta anggota membawa kembali tersangka ke ruang tahanan.

Sebagian Artikel Telah Tayang di Surya.co.id

Dapatkan Informasi Lainnya di GoogleNews, Klik: Tribun Bengkulu

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved