Santri di Jambi Dibully Senior

'Yah Kalau Tidak Mau Menyesal Jemput Saya Sekarang' Pesan Pilu Santri di Jambi Dibully-Aniaya Senior

'Yah Kalau Tidak Mau Menyesal Jemput Saya Sekarang' Pesan Pilu Santri di Jambi yang Dibully-Aniaya

Editor: Hendrik Budiman
IG @KabarNegeri
Kolase Santri di Jambi Dianiaya Senior. Pesan pilu dari APD (12) santri di Pondok Pesantren Tawakal Tri Sukses Kota Jambi yang diduga dibully hingga dianiaya seniornya 

"Proses hukum akan tetap berlanjut agar ada efek jera," katanya.

Sementara pihak Pondok Pesantren Tawakal Tri Sukses Kota Jambi justru melindungi pelaku.

Pengawas Yayasan Tri Sukses Jambi, Hasan justru mengatakan dua belah pihak sudah menempuh jalur damai.

"Sudah damai, gak ada permasalahan. Sampai sekarang sudah kami amankan," kata Hasan pada Tribun Jambi.

Kata Hasan, pihak pesantren sudah melakukan mediasi antara santri dengan senior.

"Pelaku dan korban sudah damai," kata Hasan.

Seperti yang diberitakan sebelumnyam nasib pilu dialami seorang santri di pondok Tawakal Tri Sukses Kota Jambi.

Ia diduga menjadi korban bully seniornya sendiri hingga mengalami luka lebam dibagian paha, cidera bagian kelamin.

Mengetahui adanya dugaan bully yang dilakukan terhadap sang anak, orangtua APD lantas murka dan melaporkan hal tersebut ke Polda Jambi.

Rikarno Diwi orang tua korban menyebut anaknya mengalami luka lebam dan cidera dibagian kelamin, karena digesek secara keras menggunakan kaki oleh seniornya.

"Prakteknya itu mulut anak saya di tutup, tangannya dipegang kakinya juga dipegang secara kuat dipaksa, terus kaki pelaku itu nendang kemaluan anak saya," kata Rikarno, Kamis (30/11/2023).

Lanjutnya, setelah selesai melakukan perbuatan tersebut korban mengalami kesakitan. Tak sampai disitu, pelaku justru menginjak perut korban.

"Luka lebam dikanan kiri paha, kemaluan sampai testisnya atau biji kemaluannya bengkak dan diperut juga," ujarnya.

Rikano menyebutkan, para pelaku ini bukan teman sebaya dari anaknya. Pelaku merupakan senior yang sudah lulus namun mengabdi di pondok pesantren tersebut. Pelaku tersebut ialah Rosad dan Firman.

"Pelaku sudah lulus sekolah SMA, sedangkan anak saya masih kelas 7 SMP," sebutnya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved