Aksi Bullying Remaja di Bengkulu Selatan
Aksi Bullying Siswi di Bengkulu Selatan Berakhir Damai, Pelaku Buat Perjanjian-Permohonan Maaf
Usai viral video bullying yang dilakukan oleh 8 orang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bengkulu Selatan, akhirnya berujung damai.
Penulis: Ahmad Sendy Kurniawan Putra | Editor: Hendrik Budiman
Laporan Reporter TribunBengkulu.Com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Usai viral video aksi bullying yang dilakukan oleh 8 orang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bengkulu Selatan, akhirnya berujung damai.
Bahkan, 8 orang siswi tersebut sudah membuat perjanjian dan meminta maaf secara resmi di Polsek Kedurang, Polres Bengkulu Selatan.
Kapolsek Kedurang, Ipda Erik Fahreza, S.H membenarkan jika proses perdamaian telah selesai dilakukan.
Pertimbangan tidak dilanjutkan proses hukum, karena semua pelaku bullying dan korban adalah anak dibawah umur.
"Sesuai hasil kesepakatan antara korban dan pelaku perundungan sudah berdamai. Banyak perimbangan yang diambil, pertama semuanya masih anak-anak. Hasil dari perdamaian ke 8 orang siswi perundungan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatanya dan mereka sudah mengucapkan permohonan maaf melalui medsos atas viralnya perbuatan meraka beberapa waktu lalu," ujar Ipda Erik Fahreza, S.H, Minggu (10/12/2023).
Baca juga: Aksi Bullying-Aniaya Siswi SMP di Bengkulu Selatan Viral, Dikbud Akui Belum Berhasil Didik Siswa
Sementara korban memang sedikit mengalami luka lebam atas perbuatan yang dilakukan 8 orang siswi terhadap korban.
"Alhamdulillah korban sudah membaik dan tidak mengalami trauma. Namun, pasca kejadian korban sedikit mengalami kesakitan akibat ada sentuhan fisik," ungkap Kapolsek.
Dari hasil pertemuan antara keluarga korban dan pelaku perundungan di Polsek, pihak sekolah akan lebih meningkatkan pembinaan agar tidak terjadi lagi perundungan atau perilaku bullying dikemudian hari.
"Pihak sekolah segera meningkatkan pembinaan terhadap siswa-siswi agar tidak kembali terulang," tegas Kapolsek.
Kapolsek mengimbau, agar tidak kembali bullying bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah. Tetapi tanggung jawab besar ada pada orang tua, lebih tingkatankan pengawasan setiap kegiatan sang anak.
"Saya berpesan kepada orang tua agar lebih meningkatkan pengawasan setiap kegiatan sang anak. Jika itu sudah dilakukan besar kemungkinan perilaku perundungan atau bullying minim akan terjadi. Bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah saja," imbau Kapolsek.
Tanggapan Dikbud Bengkulu Selatan
Aksi perundungan atau Bullying hingga penganiayaan siswi di bangku sekolah menengah pertama (SMP) di Bengkulu Selatan viral di media sosial .
Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan Bengkulu, pada Kamis (7/12/2023).
Menanggapi hal itu, Kadis Dikbud Bengkulu Selatan Novianto membenarkan jika peristiwa tersebut dan telah menerima laporan dari pihak sekolah.
"Iya memang ada. Itu terjadi di Kecamatan Kedurang, semuanya siswi SMP dan peristiwa bullying sudah ditindak lanjuti pihak sekolah," jelas Novianto, Jumat (8/12/2023).
Atas peristiwa tersebut dirinya meminta maaf, karena dirinya menilai bahwa mendidik siswi dinilai belum berhasil.
Maka kedepanya dirinya akan terus berbenah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
"Kami akui belum berhasil mendidik. Mengakui itu tidak malau, karena memang kenyataan. Apalagi pihak sekolah yang pasti dinilai belum berhasil mendidik siswa/siswinya jika kejadian itu masih terjadi," ungkap Novianto.
Baca juga: Dalam Kondisi Mabuk, Suami Aniaya Istri di Bengkulu Selatan Perkara Makan
Menurut Novianto, informasi yang Ia terima permasalahan tersebut sudah diselesaikan di tingkat sekolah dan di Polsek Kedurang. Karena, menimbang semuanya masih di bawah umur.
"Pihak sekolah, orang tua korban serta siswi yang melakukan bullying sudah dipanggil. Perkara itu diselesaikan batas Polsek tidak sampai ke ranah hukum, karena banyak pertimbangan yang dilakukan. Kedepanya kita tidak mau kembali terjadi, bila tersebut berarti mereka melanggar perjanjian," pungkas Novianto.
Ia menambahkan, aksi bullying itu terjadi diduga lantaran pelaku dan teman-temannya tak terima korban korban mengambil pacarnya.
"Informasi karena rebutan pacaran. Saya imbau tidak ada yang sudah pacaran di bangku sekolah," tut
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.