Kasus Pembunuhan Berantai di Wonogiri

Kronologi Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Sarmo Racuni 2 Temannya Hingga Tewas dan Dikubur di Kamar

Kronologi Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Sarmo Racuni 2 Temannya Hingga Tewas dan Dikubur di Kamar

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa/TribunSolo
Kolase Konfrensi Pers Kasus Pembunuhan Berantai di Wonogiri (Kiri) dan TKP Kejadian (Kanan). Kronologi Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Sarmo Racuni 2 Temannya Hingga Tewas dan Dikubur di Kamar 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kronologi pembunuhan berantai di Wonogiri, Jawa Tengah, pelaku Sarmo diduga racuni 2 temannya hingga tewas lalu jasadnya dikubur di kamar.

Pembunuhan berantai yang dilakukan seorang pria bernama Sarmo ini terkuak usai ditemukannya kerangka manusia di dua lokasi berbeda, pada Kamis (7/12/2023).

Awalnya, penemuan kerangka manusia di dua lokasi berbeda menghebohkan warga Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Kedua kerangka ditemukan dalam kondisi terkubur di tanah.

Saat digali, kerangka manusia tersebut hanya tinggal tulang belulang berukuran kecil.

Belakangan diketahui kedua korban adalah Sunaryo dan Agung Santoso.

Mereka adalah korban pembunuhan berantai pelaku yang bernama Sarmo.

Sarmo membunuh Agung Santoso, warga Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten pada tahun 2021.

Setelah itu Sarmo membunuh korban Sunaryo, warga Kecamatan Jatipurno, Wonogiri pada tahun 2022.

Keduanya dibunuh menggunakan racun potas.

"Pak Sunaryo dicampur ke es teh, Pak Agung saya berikan ke botol air minum kecil," ujar Sarmo, saat diamankan oleh Polres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023).

Kedua korban itu dibunuh kemudian dikuburkan sendiri oleh Sarmo.

Motif Pembunuhan Berantai

Sarmo mengaku korban Agung adalah rekan kerja yang sama-sama memiliki usaha bersama penggergajian kayu yang berada di Girimarto.

"Tega membunuh karena tekanan, yang pertama (korban Agung), saya selalu dipojokkan.

Intinya tidak bisa menerima kalau penggergajian sepi.

Dia juga ingin penggergajian dipindah ke Klaten," ujarnya.

"Bagi hasilnya kalau pas ramai bisa penuh, karena sepi berkurang dia tidak bisa menerima, mintanya penuh terus. Dikira saya korupsi, saya tidak becus," imbuh Sarmo.

Menurut Sarmo tindakan yang membuatnya emosi adalah saat korban menunjuk-nunjuk keningnya sambil berkata bahwa penggergajian akan dipindah ke Klaten.

Sementara untuk korban Sunaryo, Sarmo mengaku memiliki urusan utang piutang. Ia menggadaikan mobil Grandmax ke Sunaryo dengan nilai Rp 48 juta.

"Seharusnya saya kan sudah mengambil, karena sudah tempo saya belum bisa, akhirnya dia (Sunaryo) terus menekan saya. Telatnya dua bulan," jelasnya.

Sarmo mengatakan korban Sunaryo selalu menekannya dengan kata kasar.

"Korban bilang sudah dibantu tapi tidak bisa mengerti, pokoknya mencaci-maki saya," kata Sarmo.

Sarmo mengaku ada dua orang yang selama ini dia bunuh.

"Setiap diinterogasi saya tidak mengaku. Sekecil apapun barang bukti selalu berusaha saya hilangkan," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Dapatkan Informasi Lainnya di GoogleNews, Klik: Tribun Bengkulu

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved