Perpustakaan Daerah Bengkulu Sediakan Fasilitas untuk Disabilitas, Begini Penjelasannya

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Guna menjamin terpenuhinya hak-hak penyandang disabilitas, Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bengkulu menyediakan sejumlah fasilitas penunjang agar mereka mendapatkan pelayanan yang optimal.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu, H. Meri Sasdi, M.Pd, Minggu (10/12/2023).

Ia memastikan pelayanan terhadap para pengunjung yang berkunjung ke Perpustakaan Daerah dapat optimal dan terlayani dengan baik.

Tidak hanya pelayanan terhadap masyarakat umum saja, juga untuk penyandang disabilitas, sebagai wujud penyetaraan hak antar sesama. 

"Sesuai amanat yang kita miliki dengan predikat perpustakaan terakreditasi A Plus maka pelayanan kita harus optimal, baik pelayanan umum maupun pelayanan khusus," kata Meri Sasdi. 

Untuk itu, pihaknya, semakin hari terus meningkatkan pelayanan, sehingga visi misi yang diemban DPK Provinsi Bengkulu dapat tercapai.

Termasuk juga menyediakan spot khusus pelayanan, baik untuk pojok baca, khusus anak, dan fasilitas untuk pengunjung disabilitas. 

Baca juga: Kunjungan Perpustakaan Meningkat, Tembus Puluhan Ribu Pengunjung

"Spot- spot dan titik-titik pelayanan terus kita tingkat supaya pelayanan kepada masyarakat dalam upaya peningkatan literasi masyarakat semakin baik," sampai Meri Sasdi. 

Ia menjelaskan di DPK Provinsi Bengkulu telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana (Sapras) untuk mendukung pelayanan terhadap pemustaka penyandang disabilitas.

Meliputi parkir khusus disabilitas, jalur khusus, bahan baca khusus disabilitas, hingga sapras lainnya. 

Termasuk juga menyediakan kursi roda, tongkat, ada beberapa koleksi buku Braille, dan untuk disabilitas sudah siapkan parkir khusus.

DPK Provinsi Bengkulu juga bekerjasama dengan berbagai pihak atau instansi yang menaungi penyandang disabilitas seperti sekolah disabilitas maupun yayasan disabilitas tertentu.

Misalnya dengan sekolah luar biasa (SLB) dan yayasan-yayasan dan komunitas disabilitas. 

"Jadi mulai dari parkir kita tuntun melalui guiding block hingga tempat pelayanan. Dan juga buku untuk disabilitas sudah sekitar 500an judul buku dalam bentuk Braille," sampainya.