Ramadan 2024

Awal Puasa 1 Ramadan 2024 Jatuh Tanggal Berapa? Cek Jadwalnya di Sini

Memasuki awal tahun baru ini, pasti banyak yang bertanya-tanya awal ramadan 2024 jatuh pada tanggal berapa?

|
Penulis: Rita Lismini | Editor: Ricky Jenihansen
TribunBengkulu.com
Ilustrasi Jadwal Puasa 2024. 1 Ramadan 2024 Jatuh Tanggal Berapa? Cek Jadwalnya di Sini Jangan Sampai Keliru 

TRIBUNBENGKULU.COM - Memasuki awal tahun baru ini, pasti banyak yang bertanya-tanya awal ramadan 2024 jatuh pada tanggal berapa?

Seperti diketahui, Bulan ramadan tahun 2024 ini telah memasuki tahun ke 1445 dalam kalender hijriyah.

Sesuai dengan kalender Islam di tahun 2024, kemungkinan awal bulan puasa tahun 2024 jatuh pada tanggal selasa, 12 Maret 2024.

Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, puasa ramadan nantinya akan berlangsung selama 29 atau 30 hari.

Hal ini disesuaikan dengan sabit yang menandai awal bulan terlihat atau tidak.

Jika bulan tidak terlihat pada malam ke-29, maka ramadan akan berlangsung selama 30 hari.

Namun jika hilal terlihat maka puasa ramadan akan dilaksanakan selama 29 hari saja.

Biasanya penentuan awal bulan ramadan akan dilakukan setiap tanggal 29 Sya'ban melalui sidang isbat.

Sidang isbat ini menghimpun berbagai pendapat ahli/ulama serta organisasi -organisasi Islam untuk menentukan awal bulan puasa dan idul fitri.

Jadi tanggal awal puasa yang kami sebutkan di atas merupakan prediksi atau perkiraan, sehingga belum bisa dijadikan pedoman.

Baca juga: Tinggal Menghitung Hari, Ini Jadwal Puasa Ramadan 2024 Sesuai Kalender Hijriah Indonesia

Cara Menentukan Awal Puasa

Untuk menentukan awal puasa ada perbedaan pendapat dari kalangan ulama, ilmuwan, pakar hisab rukyat dan berbagai organisasi Islam di Indonesia.

Adapun penetapan awak bulan puasa Ramadan terbagi menjadi dua metode yakni Rukyat dan Hisab

1. Metode Hisab

Metode Hisab sering disebut dengan metode observasi/mengamati hilal atau istikmal.

Metode Rukyat ini biasanya dilakukan umat islam yang menganut mazhab Hanafi, Syafi'i, dan Hanbali.

Mereka berpegang teguh pada firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 185 berikut ini:

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

"Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan maka hendaklah ia berpuasa (pada) nya."

Selain itu, para ulama juga berpedoman hadits yang Rasulullah SAW sebagai berikut:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

"Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka sempurnakanlah bilangan Sya'ban menjadi tiga puluh hari." (HR. Bukhari, hadits no. 1776).

Jadi dapat disimpulkan bahwa penentuan awal bulan ramadan hanya bisa ditetapkan dengan melihat hilal atau menyempurnakan bulan Sya'ban menjadi 30 hari.

Baca juga: Hukum Puasa Tarwiyah dan Arafah Bila Digabung Utang Ramadan Bolehkah? Ini Penjelasan Ulama

2. Metode Hisab

Metode Hisab juga biasa digunakan oleh umat Islam untuk menentukan awal bulan puasa.

Metode Hisab ini dilakukan oleh bebeapa ulama seperti Ibnu Suraji, Taqiyyuddin al-Subki, Mutharrif bin Abdullah dan Muhammad bin Muqatil mengatakan awal puasa dapat ditetapkan menggunakan metode ini.

Metode Hisab merupakan perhitungan untuk menentukan posisi hilal.

Pernyataan ulama itu didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah Yunus ayat 5 sebagai berikut:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu)."

Ayat tersebut menyimpulkan jika Allah mensyriatkan kepada manusia untuk menggunakan hisab dalam menentukan awal dan akhir bulan dalam kalender hijriyah.

Rasulullah juga bersabda :

إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

"Jika kalian melihat hilal (hilal Ramadan) maka berpuasalah, dan jika kalian melihatnya (hilal Syawal) maka berbukalah. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka perkirakanlah ia."

Selain itu, lebaran 2024 Tanggal Berapa?

Melansir dari Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024. Berdasarkan SKB tersebut, lebaran Idul Fitri jatuh pada:

1. Rabu, 10 April 2024

2. Kamis, 11 April 2024.

Baca juga: Makna Nujuh Likur Tradisi Masyarakat Serawai di Bengkulu Selatan, Jadi Tanda Perpisahan Ramadan

Total Libur Lebaran 2024

Menurut kalender masehi, libur Hari Raya Idul Fitri 1445 H berdekatan dengan akhir pekan, sehingga total libur Lebaran 2024 bisa bertambah menjadi 10 hari. Berikut rinciannya.

  1. 6 April 2024: Libur akhir pekan (Sabtu)
  2. 7 April 2024: Libur akhir pekan (Minggu)
  3. 8 April 2024: Cuti bersama lebaran 2024 / Idul Fitri 1445 H
  4. 9 April 2024: Cuti bersama lebaran 2024 / Idul Fitri 1445 H
  5. 10 April 2024: Hari Raya Idul Fitri 1445 H
  6. 11 April 2024: Hari Raya Idul Fitri 1445 H
  7. 12 April 2024: Cuti bersama lebaran 2024 / Idul Fitri 1445 H
  8. 13 April 2024: Libur akhir pekan (Sabtu)
  9. 14 April 2024: Libur akhir pekan (Minggu)
  10. 15 April 2024: Cuti bersama lebaran 2024 / Idul Fitri 1445 H.
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved