Berita Bengkulu Selatan

Tagih Utang ke Rekan Bisnis yang Tak Kunjung Dibayar, Kades di Bengkulu Selatan Dianiaya

Wiwin, Kades Padang Serasan Kecamatan Pino Raya Bengkulu Selatan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Hasanuddin Damrah (RSHD).

|
Tribunews
Ilustrasi penganiayaan. Korban penganiayaan Wiwin, Kades Padang Serasan Kecamatan Pino Raya Bengkulu Selatan harus dilarikan ke RSHD Manna usai tagih utang ke rekan bisnis. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Wiwin (42) seorang Kepala Desa (Kades) Padang Serasan Kecamatan Pino Raya Bengkulu Selatan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Hasanuddin Damrah (RSHD) Manna.

Wiwin dianiaya rekan kerjanya inisial UM (45) warga Desa Tebat Kubu Kecamatan Kota Manna, pada pukul 21.07 WIB, Kamis (4/1/2024) malam saat datang menanyakan utang.

Sebelum penganiayaan terjadi, korban terlebih dahulu memerintahkan salah seorang anak karyawannya untuk datang ke rumah pelaku mempertanyakan utang yang sudah lama tak kunjung dibayar.

Setelah karyawan korban tiba di rumah UM, hanya ditemui anak dari pelaku. Lalu korban pun langsung mendatangi rumah pelaku.

Kedatangan korban ke rumah pelaku hanya untuk mempertanyakan utang senilai Rp 20 juta kepada pelaku. Namun, pelaku malah tidak terima dengan kedatangan pelaku.

Bahkan, pelaku yang merupakan anak dan bapak turut menganiaya korban hingga mengalami luka lebam tersebut. Karena belum puas pelaku berniat ingin melukai korban dengan senjata tajam. 

Korban yang diselamatkan kerabatnya serta masyarakat langsung dilarikan ke RSHD Manna.

Diceritakan istri korban Zentri, suaminya yang mengalami penganiayaan sempat dipisahkan dan dibantu oleh anak buahnya untuk menghindar dan melarikan diri.

Namun, korban juga dikejar oleh puluhan orang yang diduga keluarga pelaku dan masyarakat sekitar. 

"Suami saya sempat ingin menghindari pengeroyok tapi dia terjatuh dan langsung dipukuli oleh UM dan ET. Tidak sampai di situ, saat korban sudah lemas akibat penganianyaan. Lalu, datang sekitar 20 orang keluarga UM dan ET lagi-lagi akan menyerang suami saya," cerita istri korban. 

Atas peristiwa tersebut, korban yang sekaligus kepala desa menyampaikan pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Bengkulu Selatan.

Sementara dengan tegas pihaknya memastikan tetap menempuh proses hukum atas kejadian penganiayaan .

"Kami sudah laporkan ke olisi dan kami tidak mau damai. Kami harap para pelaku segera ditangkap dan diproses secara hukum yang berlaku," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved