Remaja Bunuh Pacar di Depok

Motif Argyan Bunuh Pacar Gegara Ditolak Saat Paksa Hubungan Badan, Korban Teriak dan Memberontak

Terungkap alasan dan motif Argyan bunuh mahasiswi berinisial KRA (21). Seperti yang diketahui, KRA menjadi korban rudapaksa dan pembunuhan

Editor: Kartika Aditia
WartaKotaLive dan Kompas.com
Motif Argyan Bunuh Pacar Gegara Ditolak Saat Paksa Hubungan Badan, Korban Teriak dan Memberontak 

TRIBUNBENGKULU.COM - inilah alasan dan motif Argyan bunuh mahasiswi berinisial KRA (21).

Seperti yang diketahui, KRA menjadi korban rudapaksa dan pembunuhan yang dilakukan oleh Argyan Arbirama (19) pada Kamis (18/1/2024).

Awalnya, korban dan pelaku berkenalan melalui aplikasi Line sebulan lalu.

namun, dua minggu kemudian Argyan dan KRA memutuskan untuk menjalin hubungan.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, aksi rudapaksa tersebut bermula ketika korban mendatangi kediaman Argiyan, Kamis (18/1/2024).

Korban yang awalnya menolak, kemudian tiba di kontrakan tersebut karena pelaku memaksanya datang.

"Pada saat tiba di rumah pelaku, korban diminta masuk ke dalam rumah kontrakan pelaku. Selanjutnya pelaku langsung menutup pintu kontrakan dan menguncinya," ungkap Wira dilansir dari Kompas.com.

KRA lalu duduk di ruang tamu lalu diminta pelaku untuk ke kamar mandi. Saat itulah, Argiyan menarik tangan KRA secara paksa menuju kasurnya.

"Karena korban memberontak dan teriak maka pelaku langsung mencekik korban dan mendorong ke arah tempat tidur," jelas Wira.

Korban, lanjutnya, terus melawan dengan berteriak. Namun, Argiyan terus mencekik leher mahasiswi itu sampai terkulai lemas.

Baca juga: Truk Boks Hilang Kendali Sebabkan Tabrakan Beruntun di Puncak Bogor, 9 Kendaraan Ringsek

"Saat itu korban sempat melawan, namun pelaku mencekiknya semakin keras. Korban pun mencoba untuk mencakar tubuh pelaku, dan di saat itu pelaku melakukan pemerkosaan kepada korban," papar dia.

Wira menyebut, KRA masih bernapas ketika Argiyan melancarkan aksi bejatnya.

Pelaku lantas mengikat tangan dan kaki korban agar tidak melawan.

"Sebelum pelaku kabur, ia sempat mengambil barang-barang korban seperti handphone, dompet.

Setelah itu kabur meninggalkan korban," tuturnya.

Argyan Sempat Kirim Pesan ke Ibu

Argiyan bahkan mengirimkan pesan kepada sang ibu, yakni FT, terkait keberadaan KRA di kamar kontrakannya.

Mendapatkan informasi tersebut, FT lalu mendatangi lokasi kejadian dan menemukan korban meninggal dunia.

Kini, Argiyan telah ditahan di Mapolda Metro Jaya setelah ditangkap di kawasan Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (19/1/2024).

Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan, dan atau Pasal 285 KUHP tentang Pemerkosaan, dan atau Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang Penganiayaan yang Mengakibatkan Kematian.

Ternyata Ada korban Lain

Argiyan Arbirama (19), pembunuh mahasiswi berinisial KRA (21) di Depok, juga dilaporkan memerkosa dua korban lain.

Kedua korban itu berinisial N (anak di bawah umur) dan NH (23).

"Jadi selain kasus pembunuhan, didapati dua laporan polisi, di mana pelaku ini adalah sebagai diduga sebagai tersangkanya. Ini terkait dengan masalah pencabulan dan pemerkosaan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/1/2024).

Dia mengungkapkan, laporan pertama tercatat pada 3 Januari 2024. Argiyan diduga memerkosa N.

"Sementara untuk kasus perkosaan (NH) dilaporkan di tanggal 4 Januari 2024. Jadi dalam tanggal 3 dan 4 ini (dilaporkan) melakukan dua perbuatan pidana," ungkap Wira.

Dia mengungkapkan, laporan pertama tercatat pada 3 Januari 2024. Argiyan diduga memerkosa N.

"Sementara untuk kasus perkosaan (NH) dilaporkan di tanggal 4 Januari 2024. Jadi dalam tanggal 3 dan 4 ini (dilaporkan) melakukan dua perbuatan pidana," ungkap Wira.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyebutkan, N mendapat ancaman dan dipaksa untuk untuk berhubungan badan oleh pelaku Argiyan.

"Korban saat dipaksa berhubungan badan masih belum dewasa (di bawah 18 tahun). Saat ini sudah hamil sembilan bulan dan dalam persiapan melahirkan," ujar Ade, Sabtu (20/1/2024).


Sosok Korban Dikenal Baik

Ibunda korban, DA, mengenang anak perempuanya yang dikenal sebagai sosok yang mandiri dan tak menyusahkan pihak keliarga dalam segi apapun.

Anak pertama dari dua bersaudara tersebut merupakan perempuan yang begitu cerdas.

"Dia masih menjalani kuliah beasiswa di Universitas Gunadarma semester 6,"tutur Dini Andriyani.

Sebelum tewas, KRA sempat meminta doa restu kepada ibunda untuk menjalani sidang skripsi.

"Terakhir, Kayla mengirim pesan. Meminta doa restu dan dukungan atas sidang skripsi yang akan dijalani. Tetapi saya tak menyangka, pesan tersebut menjadi pesan terakhir anak saya sebelum pergi," kata DA.

Baca juga: Kasus Suami Bunuh Istri di Kota Malang, Terkuak Dalam Rekonstruksi Korban Dimutilasi saat Pingsan

Sementara bibi korban, D (49), mengatakan, KRA merupakan anak baik, berpestasi, penurut, soleha, dan polos.

"Semasa hidup Neng merupakan anak yang baik, agamanya kuat selalu ikut kegiatan masjid, dan tidak pernah melawan orangtua," beber D.

Menurut D, mengetahui Neng telah tiada, seluruh keluarga termasuk ibu dan kakek korban sangat terpukul.

"Kita semua apalagi orang tuanya termasuk nenek dan kakek sangat terpukul atas kehilangan Neng. Tidak menyangka akan mengalami nasib tragis dibunuh olek pelaku teman laki-laki yang baru dikenal melalui aplikas chat line itu," kata D.

KRA sendiri merupakan putri sulung dari dua bersaudara dari pasangan Dini Andriyani (45) dengan Ardianto.

D mengatakan, bahwa pelaku dengan Neng sendiri belum ada status pacaran.

"Memang si Neng udah sempat bilang katanya mau punya pacar dengan alasan kalau kemana-kemana selalu ditemanin dan ada barengan. Tapi berita yang telah beredar disebutkan bahwa pelaku sama Neng ini sudah berstatus pacar, tapi sebetulnya belum ada," ujarnya.

Sebelum kejadian, menurut Diana, Neng sempat mengirim pesan chat ke ibunya berisi baru akan pulang ke rumah setelah selesai kuliah di kampus.

"Kebiasaan Neng jika apa-apa pasti selalu kiriman gambar atau video. Tapi saat kejadian sekitar pukul 13.00 WIB Neng kirimin video ke hp ibunya sudah persiapan mau pulang. Tapi biasa tidak sampai lama paling telat pukul 15.00 WIB sudah sampai di rumah, tapi ini hingga malam hari tidak ada kabar, telepon mati tidak bisa dihubungi,"jelasnya kemudian.

Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Beruntun 9 Kendaraan di Puncak Bogor Hingga Sebabkan Rumah Makan Hancur

 

Sumber: Kompas.com

Dapatkan informasi lainnya di GoogleNews: Tribun Bengkulu

Ikuti saluran WA TribunBengkulu.com

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved