Berita Bengkulu Utara

Penderita Kanker Payudara di Bengkulu Utara Butuh Uluran Tangan Dermawan

Penderita kanker payudara warga Desa Senali, Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu butuh uluran tangan dermawan.

Penulis: Abdurrahman Wachid | Editor: Yunike Karolina
HO TribunBengkulu.com
Penderita kanker payudara warga Desa Senali Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu butuh uluran tangan para dermawan.  

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Abdurrahman Wachid

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU UTARA - Penderita kanker payudara warga Desa Senali, Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu butuh uluran tangan para dermawan. 

Lastriana (37), menderita kanker sudah sejak bertahun-tahun namun baru bisa mendapatkan pelayanan operasi di RSUD M Yunus beberapa waktu lalu, setelah mendapat bantuan BPJS dari Pemkab Bengkulu Utara

Awalnya, Lastriana ini tidak mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah berupa jamkesmas/ataupun BPJS Kesehatan dari pemerintah. 

Sehingga beberapa tahun silam, suami dari Lastriana yakni Buyung Hariyanto (40) memutuskan untuk membuat BPJS Kesehatan Mandiri. 

Namun tidak lama setelah pembuatan BPJS tersebut, pihaknya tidak mampu untuk membayar angsuran bulanannya. Akibatnya terjadi tunggakan yang cukup banyak yang kembali menghalangi pengobatan Lastriana. 

Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab semakin parahnya kanker yang diderita oleh Lastriana (37).

Melihat penyakit yang diderita sang istri semakin parah, Buyung Harianto meminta bantuan kepada Pemkab Bengkulu Utara untuk pembiayaan penyakit Lastriana. 

Hal tersebut dikabulkan oleh Pemkab Bengkulu Utara, dengan memberikan BPJS Pemda untuk Listriana. 

Kini, Listriana telah mendapatkan operasi di RSUD M Yunus Bengkulu beberapa waktu lalu. Dan masih menjalani pemulihan di RSUD M Yunus.

"Iya, kami saat ini masih di M Yunus," ujar Nadit yang merupakan salah satu tetangga Lastriana.

Tak hanya itu, Nadit juga menyebutkan Lastriana sangat butuh uluran tangan dari para dermawan dalam proses pemulihan. 

Keluarga Lastriana merupakan keluarga yang tidak mampu. Sedangkan biaya hidup keluarga saat mendampingi Lastriana memerlukan biaya. 

Ditambah biaya obat yang tidak seratus persen ditanggung oleh pemerintah, perawatan pasca operasi seperti kemoterapi yang juga menjadi tanggungan keluarga. 

Hal ini yang menjadi kegelisahan dan kesulitan yang dialami oleh keluarga Listriana.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved