Ramadan 2024

Dalil Puasa Ramadan dan Makna Melaksanakannya, Simak Kata Buya Yahya

Simak penjelasan tentang dalil, makan dan kewajiban puasa Ramadan yang dijelaskan oleh Buya Yahya.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Ricky Jenihansen
Tangkapan Layar Youtube Buya Yahya
Buya Yahya. Dalil Puasa Ramadan Menurut Buya Yahya Hingga Makna Dari Melaksanakan Puasa. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Tinggal menghitung hari, umat muslim akan memasuki bulan Ramadan, di mana di bulan ramdan ini setiap muslim wajib untuk melaksanakan ibadah puasa.

Puasa merupakan kegiatan dimana seorang muslim menahan diri dari hawa nafsu sepeti amarah, makan, mium serta segala hal-hal yang bisa membatalkan puasa.

Adapun puasa ini dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan syarat tertentu.

Adapun dalil yang menjelaskan tentang kewajiban berpuasa adalah surat Al Baqarah ayat 183, seperti disampaikan oleh Buya Yahya dalam channel Youtube Al Bahjah TV.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Menurut sudut pandang Buya Yahya, ibadah berpuasa bukanlah kekhususan umat Nabi Muhammad SAW.

Artinya umat terdahulu juga ada ibadah-ibadah puasa, namun yang menjadi kekhususan untuk umat Nabi Muhammad adalah puasa di bulan ramadhan dengan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.

Awal Puasa Ramadan 2024 Berpotensi Beda, Menag Ingatkan Toleransi dan Jaga Ukhuwah Islamiyah

Bagian ayat yang menjelaskan tentang puasa adalah أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ, dijelaskan oleh Buya Yahya bahwa puasa itu dilakukan tidak setiap bulan

Puasa hanya dilakukan di hari-hari dan bulan tertentu seperti di bulan Ramadan, selebihnya tidak ada lagi kewajiban kita (manusia) untuk berpuasa.

Buya Yahya juga mengatakan bahwa Allah SWT mewajibkan berpuasa bagi setiap umat muslim adalah bukan untuk menyiksa.

Menurutnya Allah maha kasih, sehingga jika ada diantara manusia yang mengalami sakit seperti ayat فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا, dimana ayat ini menjelaskan jika diantara kalian (manusia) memiliki penyakit, أَوْ عَلَى سَفَرٍ, atau di dalam bepergian, maka boleh meninggalkan puasa, فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ.

Tapi hendaknya diganti diqhodo di hari yang lain di luar bulan ramadan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved