Kasus Rudapaksa Siswi SMP di Lampung

Kondisi Mengenaskan Siswi SMP di Lampung Disekap-Diperkosa 10 Pria saat Ditemukan, Kini Alami Trauma

Tampak korban saat diselamatkan di gubuk tak berdaya dan terpaksa digendong serta sudah tidak mengenakan pakaian dalam lagi.

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Kolase Korban saat Ditemukan (kiri) dan Ilustrasi Korban Pelecehan (kanan). Kondisi Mengenaskan Siswi SMP di Lampung Disekap-Diperkosa 10 Pria 3 Hari Tanpa Makan saat Ditemukan 

TRIBUNBENGKULU.COM - Siswi SMP di Lampung yang dirudapaksa 10 orang dan disekap selama 3 hari di gubuk, pada 14 Februari 2024.

Korban berusia 15 tahun itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubung di wilayah Lampung Utara pada Sabtu (17/2/2024).

Tampak korban saat diselamatkan di gubuk tak berdaya dan terpaksa digendong serta sudah tidak mengenakan pakaian dalam lagi.

Warga yang merekam juga memperlihatkan minuman alkohol yang dikonsumsi para pelaku dan mencekoki korban.

Enam pelaku telah diamankan, sedangkan empat orang lainnya masih dalam pengejaran polisi.

Leni, ibu korban mengungkapkan peristiwa mengenaskan yang dialami putrinya.

Baca juga: Detik-detik Penyelamatan Siswi SMP di Lampung yang Disekap-Diperkosa 10 Pria Selama 3 Hari di Gubuk

Melansir situs resmi Polri, Leni menjelaskan, selama tiga hari putrinya disekap tanpa diberi makan.

N hanya dicekoki minuman keras (miras) oleh para pelaku hingga kondisinya begitu memprihatinkan saat ditemukan.

"Anak kami itu sudah tergeletak aja saat ditemukan, sudah nggak berdaya, nggak dikasih makan 3 hari. Cuma dikasih minuman keras aja," ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

"Mungkin kalau hari itu nggak ketemu, anak saya ini bisa mati," tambahnya.

Leni mengaku hanya bisa menangis saat melihat kondisi putrinya.

Pascakejadian tragis itu, NA saat ini mengalami trauma mendalam. Ia lebih banyak mengurung diri di kamar.

Bahkan, dikatakan Leni, kondisi NA pun tak stabil. Remaja itu sering tiba-tiba teriak histeris.

Korban kini harus selalu diawasi karena sempat mengutarakan ingin mengakhiri hidup.

"Nggak stabil, kadang dia mau ngomong tapi kadang tiba-tiba teriak histeris. Lebih banyak di kamar aja, takut katanya."

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved