Misteri Tewasnya Brigadir RAT
Ketua Gibran Center Bantah Brigadir RAT Jadi Ajudannya Sebelum Tewas Tembak Kepala Sendiri
Ketua Gibran Center, Indra Pratama membantan Brigadir RAT atau Ridhal Ali Tomo menjadi ajudannya sebelum tewas dengan cara menembak kepala sendiri.
TRIBUNBENGKULU.COM - Ketua Gibran Center Jawa Timur, Indra Pratama membantan Brigadir RAT atau Ridhal Ali Tomo menjadi ajudannya sebelum tewas dengan cara menembak kepala sendiri.
Seperti diketahui, sebelumnya Brigadir RAT ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Alphard di rumah Ketua Gibran Center, Indra Pratama, Kamis (25/4/2024) sore.
Rumah Indra Pratama berada di komplek perumahan di Jalan Mampang Prapatan IV, Kelurahan Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan.
Saat ditemukan, Brigadir RAT telah tewas dengan luka tembak di kepala.
Kondisi mobil juga berlubang di bagian atap, diduga pantulan peluru yang ditembakan.
Setelah peristiwa tersebut, sejumlah kejanggalan terungkap.
Baca juga: Nama Gibran Ikut Terseret dalam Kasus Tewasnya Brigadir Ridhal, Bakal Jadi Kasus Sambo Jilid 2?
Brigadir RAT ternyata telah 2 tahun berada di Jakarta, padahal namanya tercatat sebagai anggota satlantas Polresta Manado.
Keberadaan Brigadir RAT di Jakarta disebut tanpa izin dan sepengetahuan Kapolresta Manado.
Brigadir RAT berada di Jakarta juga disebut untuk menjadi ajudan pengusaha batu bara.
Dugaannya, Brigadir RAT menjadi ajudan ketua Gibran Center Indra Pratama yang juga merupakan pengusaha batu bara.
Namun hal tersebut dibantah oleh Indra Pratama dan menyebut Brigadir RAT datang ke rumahnya hanya beberapa hari untuk bertamu.
Pengakuan Indra Pratama
Indra Pratama, memang mengaku mengenal Brigadir RAT yang tewas di rumahnya itu.
Dia mengaku mengenal korban saat dirinya berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara (Sulut) untuk urusan pekerjaan.
"(Kenal) pada saat saya datang ke Manado. Ya urusan pekerjaan ya. Saya lupa tahunnya. Intinya itu aja," kata Indra kepada Tribun Jakarta.
Namun, dia membantah jika menjadikan korban sebagai pengawalnya.
Dia tak memberikan penugasan apapun kepada korban.
"Tidak ada, tidak ada, tidak ada (pengawalan). Memang saya kenal, ya tapi tidak ada penugasan apa pun," ucapnya.
Baca juga: Mengapa Brigadir RAT Tewas di Rumah Ketua Relawan Gibran Indra Pratama?
Akan tetapi tetangga yang berada di depan lokasi penembakan berinisial I ungkap fakta berbeda.
Brigadir RAT menurut I sudah bekerja di rumah tersebut bersama bosnya selama 2 tahun terakhir.
Namun, I tak merinci siapa sosok bosnya tersebut.
Dia cuma tahu rumah yang merupakan lokasi kejadian adalah rumah bos dari Brigadir Ridhal.
"Bosnya, rumah bosnya. Dia sopir, sopir kan," sebut I.
I mengatakan Brigadir Ridhal juga sempat ikut bosnya ke Jawa Timur .
Namun lagi-lagi ia tidak menjelaskan secara pasti siapa bos yang dimaksud.
Istri Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri
Istri Brigadir RAT, Novita yakin betul suaminya tidak mungkin bunuh diri.
Pasalnya sang suami merupakan sosok yang mencintai anak-anaknya.
"Dia sayang anak-anak, tidak mungkin berbuat seperti itu," ujar Novita.
Diceritakan Novita, ia baru mengetahui Brigadir Ridhal tewas ketika bos suaminya memberi tahu kabar tersebut.
"Bosnya yang telepon katanya Ali bunuh diri di dalam mobil. Saya kaget tapi sampai saat ini kami keluarga tidak percaya," lanjut dia.
Baca juga: Kok Bisa? Kapolresta Manado Tidak Tahu Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha, Kini Propam Turun Tangan
Karena tak percaya, Novita sampai meminta bukti kalau suaminya sudah tiada
Namun, bosnya enggan memberi bukti karena alasan tak mau Novita syok.
Tapi Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi menuturkan pihak keluarga menolak jasad Brigadir RAT diautopsi.
"Keluarga menegaskan bahwa mereka tidak bersedia untuk dilakukan otopsi jenazah," papar Yossi di RS Polri Kramat Jati, Sabtu (28/4/2024) malam.
Yossi mengatakan, karena keluarga menolak untuk diotopsi, dokter forensik hanya melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah RAT.
"Jadi hanya dilakukan pemeriksaan visum et repertum atau pemeriksaan luar tanpa otopsi," ucap dia.
Keterangan Istri dan Polisi Berbeda
Istri Brigadir RAT, Novita menyebut suaminya tinggal di Jakarta lantaran bertugas sebagai ajudan seorang pengusaha sejak tahun 2022.
"Dia BKO, dari tahun 2022," kata Novita di Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu (27/4).
"Ada, bapak pengusaha," kata Novita saat ditanya siapa yang dikawal oleh Ridhal.
Namun, ia tidak mau mengungkapkan identitas pengusaha tersebut.
"(Cukup) cuma sampai di situ," katanya.
Almarhum sering pulang ke Manado bertemu dengan keluarga tiga bulan sekali.
Namun, lebaran tahun 2024 Brigadir Ridhal tidak pulang ke Manado.
Baca juga: Sederet Kejanggalan Tewasnya Brigadir Ridhal, Keterangan Beda Polisi Hingga Pengakuan Aneh Tetangga
"Jadi Ali keluar rumah pergi ke Jakarta bulan Maret sebelum puasa dan dia tidak pulang sampai selesai lebaran," tutur Novita.
Kata Novita, semua keluarga sempat meminta Brigadir RAT untuk kembali ke Manado.
Namun karena masih ada tugas di Jakarta sehingga permintaan itu tidak dikabulkan.
"Saya sempat minta pulang dulu ke Manado, cuma katanya masih ada tugas jadi belum bisa pulang, hingga kemudian keluarga di Manado mendapat kabar bahwa suaminya telah tewas," cerita Novita.
Namun, keterangan berbeda disampaikan oleh pihak kepolisian.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal, korban datang ke Jakarta karena ada urusan keluarga.
"Sedang izin cuti untuk berkunjung ke rumah kerabat," kata Kombes Ade. (**)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Bengkulu dan Google News Tribun Bengkulu untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Ketua-Gibran-Center-Bantah-Brigadir-RAT-Ajudannya-Tewas-Tembak-Kepala.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.