Modus Penipuan

Marak Modus Penipuan Jasa Pembuatan Data Palsu Pinjaman Online, Banyak Testimoni Rekayasa

Marak modus penipuan jasa pembuatan data palsu pinjaman online atau pinjol, banyak testimoninya tapi ternyata rekayasa.

Penulis: Rita Lismini | Editor: Ricky Jenihansen
TribunBengkulu.com/Ist
Marak modus penipuan jasa pembuatan data palsu pinjaman online atau pinjol, banyak testimoninya tapi ternyata rekayasa. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Marak modus penipuan jasa pembuatan data palsu pinjaman online atau pinjol, banyak testimoninya tapi ternyata rekayasa.

Penipuan ini menyasar orang-orang yang membutuhkan pinjaman uang, namun tidak bisa mengakses platform resmi atau legal karena berbagai alasan.

Seperti misalnya tidak mampu membayar cicilannya atau terkendala BI Checking, sehingga namanya tidak bisa digunakan untuk mengajukan pinjaman online.

Tidak hanya itu, penipuan ini juga menyasar orang-orang yang ingin kabur dari jeratan hutan pinjaman online.

Untuk yang terakhir, pelaku mengaku dapat membantu orang-orang yang gagal bayar dengan memanipulasi data korban sehingga hutangnya dianggap lunas.

Motivasi korban biasanya karena rasa takut data pribadi disebar hingga stres dengan aksi teror penagih hutang atau ancaman masuk dalam daftar hitam (blacklist) Fintech Data Center.

Penipuan jasa manipulasi data pinjaman online melancarkan aksinya dengan menggunakan data palsu atau teknik manipulasi data untuk melakukan kredit, mulai dari KTP, nomor telepon, alamat email, hingga alamat rumah.

Sehingga, pelanggan tidak merasa khawatir akan penyebaran data pribadi dan harapannya bisa selamat dari debt collector.

Maka tak heran, penipuan jasa manipulasi data pinjaman online ini kian terus merajalela karena banyak sekali masyarakat yang menggunakan jasa tersebut.

Jasa manipulasi data pinjaman online biasanya menjajakan jasanya melalui media sosial, mereka akan memberikan sejumlah testimoni untuk meyakinkan calon konsumennya.

Sayangnya, testimoni berupa tangkapan layar yang diunggah ke media sosial kerap kali hanya manipulasi atau data palsu.

Seperti yang dialami Andrea, korban penipuan Jasa manipulasi data pinjaman online yang menceritakan pengalaman apesnya itu melalui akun Twitter @heexxhe pada 29 Apri 2024 lalu.

Awalnya Andrea ingin menggunakan jasa manipulasi data pinjaman online untuk membayar spinjam pribadinya, karena belum memiliki dana yang cukup untuk membayar tagihan tersebut.

Pertama kali Andrea diminta untuk mengirimkan uang senilai Rp. 300,000 ribu sebagai Down Payment (DP) untuk menggunakan jasa mereka.

Tak lama setelah itu, Andrea kembali diminta untuk mengirimkan uang Rp 2.000,000 juta dengan alasan pembuatan dara palsu untuk pelunasan hutang.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved